Puluhan anggota Laskar Umat Islam Surakarta dan komunitas warga Kratonan Surakarta (KWKS) yang terkena dampak pembangunan Rumah Sakit Siloam melakukan aksi damai di depan lokasi pembangunan rumah sakit tersebut, Jumat (19/8/2016).

Pantauan TribunSolo.com, aksi damai dimulai start dari Masjid Al Hidayah timur Kelurahan Kraton berjalan kaki menuju depan pembangunan rumah sakit Siloam di Jl Honggowongso, Serengan.

Dalam aksi tersebut, mereka turut membawa poster penolakan terhadap pembangunan rumah sakit.

“Warga Tolak Siloam Solo”, Lawan Kebijakan Pro Asing”, dan “Warga Kratonan Tolak Pembangunan Hotel, Sekolah, Rumah Sakit oleh PT Manyala Harapan”, itulah pesan yang mereka sampaikan dalam aksi itu.

Disamping itu, satu persatu perwakilan juga menyampaikan orasinya dalam aksi damai yang berlangsung sekitar 50 menit.

Ketua KWKS, Muhammad Ali mengatakan keberadaan rumah sakit, hotel dan pendidikan dikhawatirkan merugikan warga sekitar.

Disamping itu juga pembangunan rumah sakit dikhawatirkan akan menimbulkan limbah yang mengganggu kenyaman warga.

“Ketersediaan air tanah yang nomal akan terganggu dan dikhawatirkan terjadi kekurangan sumber,” katanya.

Ketua LUIS, Edi Lukito, menambahkan, banyak alasan warga dan umat Islam menolak investasi pendirian RS Siloam.

Alasan yang dimaksudkan tersebut antara lain, akidah, ekonomi, hukum, sosial budaya dan kristenisasi.

“Sosialisasi amdal dan IMB (izin mendirikan bangunan) yang dimiliki terindikasi tidak wajar, warga dan pengurus RT dan RW Kratonan yang menolak tidak dipedulikan,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Direktur RS Siloam, Theo L Sambuaga menegaskan bahwa tanah tersebut hanya akan dibangun rumah sakit.

“Kami hanya membangun rumah sakit, tidak ada yang lain,” kata Theo usai meletakkan batu pertama pembangunan RS Siloam.(*)


sumur

Analisa dampak lingkungannya, sumber air tanah dan limbah kesehatan dikhawatirkan merugikan warga sekitar

Mestinya ditinjau kembali perijinannya