Quote:
Minggu, 14 Agustus 2016 | 18:24 WIB | MEGAPOLITAN
AddThis Sharing Buttons
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pilkada DKI 2017 tinggal sebulan lagi, namun sejauh ini sejumlah partai belum menentukan siapa calon yang akan diusung. Kecuali Golkar, Nasdem, dan Hanura yang sudah mendeklarasikan diri mengusung petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Salah satu partai yang dinanti publik akan keputusannya terhadap siapa calon akan diusung adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Wacana pun dilempar partai berlambang banteng moncong putih ini ke publik. Tiga opsi mulai dikumandangkan, di antaranya mengusung calon dari sistem penjaringan bakal calon yang telah dilakukan dan menghasilkan enam kandidat terbaik.
Opsi element of surprise, yang kemungkinan didatangkannya Walikota Surabaya Tri Rismaharini ke Jakarta dan bertarung melawan Ahok.
Namun dua opsi itu seakan kalah pamor dengan keinginan PDI-P kembali mengusung petahana. Opsi ini menarik, karena PDI-P menjadikan sebagai opsi yang pertama, di saat aksi saling sindir di media antara Ahok dan beberapa kader PDI-P, terutama kader PDI-P di DKI.
Bahkan DPD PDI-P DKI telah membentuk Koalisi Kekeluargaan bersama PKB, PAN, Demokrat, PPP, PKS, dan Gerindra, untuk melawan Ahok bersama tiga partai pengusungnya, yakni Hanura, Golkar, dan Nasdem.
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit, pada dasarnya PDI-P dan Ahok memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Namun hal itu terhalang oleh harga diri keduanya.
"Hanya sekarang itu, antara PDI-P dan Ahok itu masih uji kekuatan harga diri ya. Itu aja soal harga diri, soal kepentingan sudah sama itu, yaitu untuk menang di Jakarta," kata Arbi kepada Netralnews.com, Minggu (14/8/2016).
Ahok menurut Arbi, tidak ingin dijadikan pesuruh partai politik, sedangkan di sisi lain PDI-P menginginkan Ahok mengikuti mekanisme partai.
"Ahok tidak mau dijadikan pesuruh partai, sedangkan PDI-P tidak mau kalau Ahok tidak minta," ujarnya.
Namun yang pasti menurut Arbi, jika pada akhirnya PDI-P tidak mengusung Ahok dan kandidat yang diusung kalah, maka partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini akan banyak kehilangan suara di Pemilu 2019 mendatang. Sebaliknya, partai pengusung Ahok akan mendapat simpati publik.
Reporter : Adiel Manafe
Editor : Y.C Kurniantoro
http://netralnews.com/news/megapolitan/read/18640/ahok.dan.pdi.p.hanya.terhalang.uji.kekuatan.harga.diri
Inilah bagusnya dari netralnews ini... mereka selalu melakukan wawancara ..
Wartawannya giat giat.. sumber nya bagus bagus...
Gak nunggu bola.. tapi ngejar bola.. makanya gw suka share..
anyway...
Quote:
"Ahok tidak mau dijadikan pesuruh partai, sedangkan PDI-P tidak mau kalau Ahok tidak minta," ujarnya.
.. sama pikiran kita nih..