Bukan orang lain, ane sendiri dulu selalu berfikiran seperti itu - sehingga selama lebih dari sepuluh tahun ane terperangkap dalam zona aman ini. Selama itu ane hidup seperti sengsara, gaji pas-pasan, utang menumpuk, anak kurang gizi, padahal kerja sudah habis-abisan.

Apakah ini zona aman?... Dalam zona aman tersebut telah banyak merenggut sebagian besar dari hak-hak selayaknya milik ane. Hidup laksana budak, serasa harga diri sudah terpasrahkan sepenuhnya tanpa sisa.

Disini didalam zona aman ini, bagi ane isinya adalah orang-orang jahat. Ane seperti nggak ada harganya dalam sebuah zona yang ane anggap aman, dan anepun merasa akan terb*n*h ditahun kesebelas!

Ketika zona yang ane pertahankan tersebut terasa kian jahat dan nyawa terasa sudah diujung tanduk, ane terpaksa harus ambil keputusan tuk segera menyeberang keluar pagar pembatas. Ini adalah tantanganya yang luar biasa mengerikan bagi ane, tapi apakah ane arus terima terbu-n*h ditahun kesebelas dalam zona aman? Tragis. Ane seolah melihat pagar pembatas tersebut dibuat dari tembok tinggi yang ditumbuhi lumut dan ada kawat berduri diatasnya. Bukan itu saja, ane juga tak punya bekal setelah berada diluar tembok batas tersebut - bahkan ane juga tak tahu seperti apa keadaan diluar sana. Semakin minta pendapat, semakin surut niat ane - orang selalu bilang " Bersabarlah dulu, tunggu sampai benar siap". Tapi sampai kapan?, semakin disini ane semakin larut - bahkan hingga bisa sepuluh tahun.

Tapi kerasnya kehidupan dan ketakutan didalam zona aman memaksa ane untuk berani melompatinya.

Ternyata kehidupan diluar zona aman tak seseram yang ada didalam fikiran ane. Sangat jauh dari dugaan ane sebelumnya, disini ternyata banyak hal yang sangat ramah dan begitu bisa menerima diri ane. Terus terang ane sangat menyesal, kenapa bisa bertahan begitu lama didalam kungkungan tembok zona aman. Disini ane ingin berlari, dan anepun belajar berlari. Disini ane ingin bisa berenang sepuasnya, dan anepun bebas belajar berenang.

Memang mentor-mentor yang berada diluar tembok rata-rata bertampang sangar, tapi kesangaran wajah-wajah beliaulah yang bisa membuat diri ane berlari dan berenang hanya dalam tempo 1 tahun. Padahal, selama dalam zona aman ane merasa takkan mungkin bisa berenang, tak mungkin ane bisa berlari, tak mungkin bisa berguru kepada mereka - dan yang lebih parah lagi adalah fikiran "Tak mungkin ane bisa hidup"

Ternyata ane bisa survive dan sempat mencicipi kaskus dalam hidup ane..