BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Menyoal hilangnya Palestina dari Google Maps

Seorang peserta World Social Forum (WSF), mengangkat bendera Palestina, dan mengedipkan tanda kemenangan, sebagai tanda solidaritas untuk rakyat Palestina. Foto diambil dari acara penutupan WSF di Tunis, Tunisia (30 Maret 2013).
Sepekan terakhir, jagat media sosial riuh dengan seruan untuk memboikot Google. Raksasa teknologi itu dituding telah menghapus wilayah Palestina dari layanan peta daring populer, Google Maps.

Protes pun termaktub dalam tagar macam #PalestineIsHere dan #BoycottGoogle, yang riuh disuarakan di media sosial.

Kritik senada juga termuat dalam sebuah petisi di Change.org, yang telah mengumpulkan lebih dari 200 ribu tanda tangan, Kamis (10/8/2016). Netizen Indonesia juga tak ketinggalan, petisi sejenis juga mengemuka, dan tercatat telah mendapat sekitar 1.300 dukungan.

Kritik ini terutama dipopulerkan oleh para jurnalis dari kawasan Timur Tengah. Forum Jurnalis Palestina menjadi salah satu organisasi yang getol menyuarakan protes.

"Forum Jurnalis Palestina mengutuk kejahatan Google, yang telah menghapus nama Palestina. Kami menyerukan kepada Google untuk membatalkan keputusan itu, serta meminta maaf kepada warga Palestina," demikian pernyataan resmi Forum Jurnalis Palestina.

Mereka juga menuding Google telah melakukan upaya pemalsuan sejarah, dan menutup mata atas hak rakyat Palestina terhadap tanah.

Beberapa pengguna internet turut membandingkan peta yang disediakan Google dengan milik Bing (layanan persemahan Microsoft). Pasalnya, di Bing nama Palestina terlihat ditampilkan.
Dear @googlemaps, Palestine exists! #FreePalestine #PalestineIsHere #BoycottGoogle [URL="https://S E N S O R9cWqziofId"]pic.twitter.com/9cWqziofId[/URL]
— Ainara (@afraileromero) August 8, 2016 Palestine exists; our history, culture and our grandparents are all older than Israel itself and Google cant erase that #PalestineIsHere
— ***Deyoncé (@DanaLobad) August 9, 2016How can you even remove an entire nation from the world's most popular search engine?! Is that even legally right?!#PalestineIsHere
— Kachi Sharaab (@NimraKay) August 9, 2016 #PalestineIsHere:@googlemaps @google Its Palestine not Israel. [URL="https://S E N S O RXYhMelkeUi"]pic.twitter.com/XYhMelkeUi[/URL]
— asHaR ahMaD kHaN (@asHaR373) August 9, 2016 #PalestineIsHereErasing Palestine from worlds map is part of colonial ethnic cleansing policy#Google is going so far
— Samer B Jaber (@jerusalem_sbj) August 9, 2016
Pertanyaannya, benarkah Google telah menghapus Palestina?

Washington Post menulis, tidak pernah terjadi perubahan di layanan Google Maps menyangkut wilayah konflik Palestina-Israel, dalam beberapa waktu terakhir.

Saat ini, bila melakukan pencarian "Palestina" di Google Maps, akan tampak garis putus-putus sebagai perlambang "wilayah sengketa."

Laporan The Independent menyebut kebijakan menempatkan garis putus-putus bagi "wilayah sengketa" bukan hal baru bagi Google. Situs Disputed Territories (terakhir diperbarui 2014), memuat dokumentasi peta Google di wilayah-wilayah sengketa, yang juga ditunjukkan dengan garis putus-putus.

Untuk Palestina, garis itu nampak membentang dari Hebron (selatan) hingga Jenin (utara), serta dari Yerusalem hingga ke perbatasan Yordania. Garis yang sama juga meliputi wilayah Jalur Gaza.

Namun garis itu memang tidak ditegaskan sebagai Palestina. Pasalnya, tak ada teks "Palestina" di sekitar garis putus-putus itu. Berbeda dengan Israel, yang namanya jelas tercantum.

Hal itu boleh jadi kian mengukuhkan pandangan Google bahwa teritori tersebut masuk kategori "wilayah sengketa."

Meski begitu, Google Maps masih menyediakan kotak informasi soal Palestina yang bersumber pada Wikipedia. Informasi itu menegaskan status Palestina sebagai "negara berdaulat secara de jure."

Tangkapann layar pencarian dengan menggunakan kata kunci "Palestine" di Google Maps (10 Agustus 2016).
Adapun juru bicara Google, Nathan Tyler menjelaskan bahwa pihaknya mengakui Palestina, sejalan dengan keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Karena itu, Google telah mengganti kata "Wilayah Palestina" menjadi "Palestina" di seluruh produk mereka. Bahkan Google juga punya domain khusus di Palestina: www.google.ps.

Sekadar informasi, konflik modern antara Israel dengan Palestina bermula pada 1947. Saat itu, PBB merestui berdirinya sebuah negara Yahudi, dalam wilayah Palestina.

Sejumlah pengamat menyebut keputusan itu tak lepas pula dari tragedi holokaus, yang bikin jutaan orang Yahudi tewas dan mengungsi --karena kekejaman NAZI.

Restu itu lantas menjadi dalih bagi pasukan Israel untuk menduduki wilayah Palestina. Sengketa wilayah dan perang pun pecah hingga kini. Sengkarut masalah kian rumit sebab konflik melibatkan sentimen kultural antara Yahudi (Israel) dan Arab (Palestina)

Sejak 2012, PBB akhirnya menerima Palestina sebagai "negara pengamat non-anggota." Pada Oktober 2015, sejarah baru tercipta, bendera Palestina berkibar dalam sidang umum PBB di New York, AS.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ri-google-maps

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
23.2K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread730Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.