Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ibrahimsinaAvatar border
TS
ibrahimsina
Sri Mulyani 'Dewi Penolong' Indonesia
RIC CHAN, seorang warga negara Selandia Baru sangat suka Indonesia. Keinginannya menetap di Bali sudah dia mulai pada tahun 1990. Tapi keinginan itu terganjal setelah isterinya meninggal dunia di Bali saat dia sedang membangun fondasi bisnisnya di sana.

Pertengahan Juni lalu, setelah melakukan kunjungan nostalgia di Bali, Ric menemui saya di Jakarta. Dia ingin menjajagi peluang bisnis di Indonesia yang dia dambakan 26 tahun lalu.

Di Auckland, kota dia menetap di Selandia Baru, Ric banyak mendengar cerita positif tentang Indonesia.

Dia ingin puteranya yang bekerja di Kanada, Tao, pindah ke Indonesia. Melanjutkan obsesinya yang terganjal hampir tiga dekade lalu. Ketika isterinya meninggal, Tao satu dari dua puteranya, baru berusia balita.

Karena hanya semalam di Jakarta, tak banyak tempat yang bisa saya tunjukkan. Kendati begitu saya tunjukkan ke dia suasana kawasan Segi Tiga Mas, Jakarta. Ric tercengang. Melihat begitu banyak pencakar langit dan apartemen mewah.

Ric semakin tercengang ketika saya penuhi keinginannya untuk menikmati kuliner Manado.

Saya bawa dia ke food court Ambassador Mall. Ric makin tercengang karena harga makanannya murah sekali. Makanannya lesat, perut kenyang dan puas, tapi bayarnya untuk berdua, tidak sampai Rp. 100,000,-. Kalau dikurs dengan mata uang dolar Selandia Baru, itu berarti tidak sampai 10 dolar.

"Surga... " katanya berkali-kali.

Lebih dari dua dekade lalu, Ric memang membantuku sebagai Editor di harian "Bali News". Di luar jam kerja pada waktu itu kami sering makan kuliner lokal.

Ric menganggap, biaya hidup di Indonesia lebih murah dibanding di negaranya.

Di luar kuliner, Jakarta lebih maju ketimbang Auckland. Indonesia lebih hebat dari pada Selandia Baru.

Dia terus memuji Indonesia, sementara saya minta dia tetap kritis.

"Dont judge the book from its cover", begitu kata saya mengutip ungkapan klisi.

Saya ceritakan bahwa menurut saya saat ini Indonesia sedang menghadapi krisis. Dan krisis itu terbentuk akibat 'pertempuran' antar elit.

"Tapi bagaimana anda bisa katakan krisis, sementara saya lihat berbagai konstruksi sedang berjalan?", selanya.

Saya lanjutkan, pertempuran atau perseteruan elit, telah menyebabkan Indonesia tidak bisa bergerak maju.

Para elit di dalam pemerintahan 'saling menelikung'. Sementara para elit yang berseberangan saling gontok-gontokan. Indonesia adalah Negara Kesatuan yang tanpa persatuan.

Saya perkirakan, kalau Jokowi gagal dalam satu periode, siapapun yang akan jadi presiden Indonesia berikutnya juga akan mengalami kegagalan.

Akar persoalannya terletak pada menguatnya sebuah budaya negatif yaitu saling menjatuhkan.

Semenjak Soekarno dijatuhkan oleh Soeharto, berikutnya Soeharto juga dijatuhkan oleh kekuatan yang bercampur. Adda elemen pro Soekarno tapi ada yang memang tidak ingin militer terus berkuasa di Indonesioa.

Habibie, pengganti Soeharto, juga dijatuhkan. Gus Dur yang menggantikan Habibie, juga dijatuhkan.

Baru setelah Mega "menjatuhkan" Gus Dur, usaha menjatuhkan wanita pertama yang jadi Presiden RI itu, tidak berlanjut. Namun semangat untuk menjatuhkan seorang Presiden yang sedang berkuasa, tetap sangat besar.

Lihat saja keinginan menjatuhkan Presiden Joko Widodo. Sangat ambisius. Mereka yang ingin menurunkan Jokowi di tengah jalan, tak peduli dengan konsekwensi terjadinya krisis konstitusi, chaos bahkan mungkin perang saudara. Krisis Indonesia berpotensi menjadi seperti krisis Pakistan. Dimana mayoritas penduduknya bergama Islam, tetapi seorang Presiden yang beragama Islam pun tetap dijatuhkan oleh kekuatan Islam.

Demikian analisaku.

"Dulu kami berharap, setelah rezim Soeharto berganti, situasinya akan membaik. Akan ada ketenangan dan kedamaian. Nyatanya tidak".

"Sudah lima presiden yang tampil dalam 18 tahun berdemokrasi. Tapi ketenangan dan kedamaian yang didambakan, semakin jauh. Dulu kami bangga menyebut sebagai bangsa yang santun dan bersahabat. Kenyataannya tidak lagi demikian. Kami mulai berubah menjadi bangsa yang brutal".

Ric terus mendengarkan 'dongengan' saya dengan penuh antusias. Ric rupanya tertarik dengan pernyataan yang menyebut 'pertempuran antar elit'.

Seperti tak sabar, ia menyela sekaligus mengingatkan, jangan sampai terjadi, Indonesia mengikuti jejak Filipina. Dia tidak tertarik dengan analisaku yang menyebut Pakistan sebagai contoh.

Berlanjutnya krisis di negara tetangga itu diawali oleh 'pertempuran' antar elit.

Mula-mula oposisi menuntut Presiden Ferdinand Marcos turun dari kursi kekuasaan. Sekalipun untuk itu seorang putera terbaik bernama Benigno Aquino harus meregang nyawa, tatkala tiba di Bandara Manila dari Boston, Amerika Serikat. Musuh nomor satu Ferdinand Marcos itu, hendak memperkuat barisan oposisi. Perlawanan terhadap Marcos memang berhasil.

Marcos yang menjadi Presiden sejak 30 Desember 1965 jatuh oleh "People Power" pada 25 Pebruari 1986. Marcos melarikan diri ke Hawaii, dan beberapa tahun kemudian meninggal di pengasingan.

Tahun 2016 ini, genap 30 tahun sudah Marcos diturunkan.Tapi keadaan Filipina tidak lebih baik ketika Filipina dipimpin Presiden yang pernah dijuluki diktator Asia itu.

Sudah tiga dekade, kekuatan Marcos dilumpuhkan. Tapi ternyata, pendukung Marcos tidak mau diam begitu saja. Merekapun melakukan perlawanan.

Akibatnya terjadi saling serang antara pendukung Marcos dan kelompok Aquino.

Sudah dua "clan" Aquino memerintah Filipina. Yaitu Corry Aquino janda mendiang lawan politik Marcos dan puteranya Benigno Aquino Junior.

Filipina juga sudah pernah dipimpin oleh Gloria Macapagal, puteri bekas Presiden Diosdao Macapagal. Tapi perseteruan Marcos-Aquino masih berlanjut di generasi yang lebih muda. Saling mendendam semakin kental.

Sebelum "clan" Macapagal, Filipina juga sudah pernah dipimpin oleh Jenderal Fidel Ramos, mantan Panglima Angkatan Bersenjata dalam rezim Ferdinand Marcos.

Ramos dikenal sebagai salah seorang jenderal kepercayaan Marcos. Namun Ramos juga dikenal sebagai seorang jenderal reformis di tubuh militer Filipina. Dan dengan cara itu Ramos bisa membersihkan bajunya dari noda Marcos.

Filipina juga pernah dipresideni oleh seorang bintang layar lebar Joseph Estrada. Pencapaiannya malah lebih parah ketimbang Corry Aquino.

Ketika semua politisi saling menjatuhkan, rakyat memilih seorang selebriti. Ketika pemerintahan Marcos dan Aquino, dianggap gagal, rakyat Filipina mencari alternatif. Maka pencarian itu menemukan seorang Joseph Estrada yang hanya mengandalkan kepopuleran nama.

Mereka berspekulasi bahwa mungkin sosok selebriti yang tidak terkait dengan Marcos maupun Aquino, yang pantas memimpin negara itu.

Gejala pencarian Presiden alternatif dengan kriteria populeritas, sebetulnya sedang bertumbuh di Indonesia.

Inilah yang menjadi kekhawatiran sahabatku tersebut. Kalau-kalau sindrom Filipina berjangkit ke Indonesia.

Yang pasti gonta-ganti Presiden di Filipina, dalam tiga dekade terakhir tak jua membuat negara itu lebih baik.

Ketika akan ke negerinya, Ric mengingatkan saya untuk perlu bersyukur karena punya kesempatan hidup di negara yang besar. Anda, ujarnya menjadi warga yang besar dari sebuah negara besar. Negara besar pasti juga punya persoalan besar.

Sebagai warga besar dari sebuah negara yang besar, berpikir dan bertindaklah dengan jiwa dan wawasan besar.

Ketika 27 Juli 2016, terjadi perombakan kabinet, Ric menelpon; betulkah di kabinet ada seorang bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia? Saya jawab iya.

"Dia pasti orang hebat. Tidak mungkin Bank Dunia merekrutnya kalau dia tidak punya kapabilitas. Kalian harus jaga dia. Manfaatkan dia secara baik. Jangan justru bangsa lain yang memanfaatkannya", katanya merujuk kepada Sri Mulyani, Menteri Keuangan yang baru.

"Mungkin dia bisa menjadi 'Dewi Penolong' Indonesia, kalau benar para elit anda terus berseteru", katanya melalui Skype

http://www.rmol.co/read/2016/08/11/2...ong-Indonesia-

Sri mulyani akan membuat Ekonomi Indonesia meroket bray.
0
2.4K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.