Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

RifanXAvatar border
TS
RifanX
SIKSA HIDUP
SIKSA HIDUP

Sesekali cobalah memaknai kehidupan. Bukan sebagai dasar untuk merenungkan cita-cita, impian, atau hasrat hidup. Tapi untuk memikirkan kebenaran dan kebijaksanaan. Sebab meski jarang terungkap, cobalah tanyakan pada diri perihal bagaimana jika ternyata kebenaran yang kita yakini itu keliru adanya. Sedari kecil, banyak manusia hidup berdasarkan 'goresan tinta' lingkungannya. Namun sudahkah kita mencoba menggoreskan 'tinta' kita sendiri? Sebagai proses introspeksi dan penghayatan hidup, bertafakur. Artinya sikap hidup kita terhadap sesuatu harus bisa kita pilah sebab bagaimanapun mereka(sikap hidup) kental dengan berbagai penilaian yang sifatnya judgmental. Apabila kecenderungan itu terus berlanjut, tak heran jika suatu saat banyak menghasilkan pribadi-pribadi fanatik, dan tidak dapat menerima perbedaan.

Dalam banyak kondisi saya meyakini bahwa membiasakan perbedaan itu merupakan kebutuhan, asalkan bukan di dalam perkara yang prinsipil.

Alam semesta adalah sekolah. Kehidupan ini merupakan guru terbaik yang pernah ada. Tuhan memberi kita akal sebagai modal dasar untuk secara jeli mengambil mutiara hikmah dari setiap jengkal pengalaman yang menjadi catatan hidup kita. Sehingga, hati mau menerima terhadap takdir bahwa baik buruknya hanya datang dari kehendak sang Maha Pencipta, gusti Allah Azza wa Jalla. Maka dalam kehidupan ini manusia tak perlu risau apakah ia menjadi kaya atau miskin, mendapat bahagia atau celaka, kenyang atau lapar, sebab apapun kondisinya merupakan radar supaya manusia senantiasa menggali mutiara hikmah. Semakin mahir seseorang belajar dari guru bernama kehidupan, semakin bijaklah ia. Sebab ilmu tidak terbatas pada pilar-pilar yang diformalkan. Sekolah hanyalah fasilitas bagi pendidikan. Sedangkan ilmu Allah, ia ibarat udara yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

Hanya saja hidup bertetangga dengan kapitalisme yang serba matrealistik hedonistik, sering kali membuat mata dan hati menjadi 'buta' dan kehilangan cinta. Namun sikap hidup akan tetap menjadi pilihan. Oleh karenanya tak ada jalan bagi kita berkilah. Pilihan adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan pada manusia. Kita dihadapkan dengan jalan kebaikan dan hawa(nafsu). Tiada pilihan yang memaksa, sebab sebuah keterpaksaan pun merupakan pilihan yang begitu adanya, ia adalah pilihan. Pilihan yang terbatas. Jadi sungguh absurd orang yang berkata "kita tak punya pilihan" karena sesungguhnya ia tak pernah tak memiliki pilihan. Tatkala mendapat musibah, seseorang bebas memilih untuk menerima atau tidak. Pun dengan kematian. Kita dapat memilih untuk berbahagia menjemputnya ataukah berlari dalam gelapnya hati.


Kaskus Link
Bisa Jadi Freddy Budiman Lebih Mulia Dibanding Kita
Diubah oleh RifanX 05-08-2016 13:03
1
3.6K
39
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.