TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Psikologi Politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menilai PDI Perjuangan sedang berada dalam posisi dilematis. Alasannya, kata Hamdi, PDIP akan blunder jika tak mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Kalau ngotot lawan Ahok, habis PDIP," kata Hamdi di Menteng, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2016. Menurut dia, jika ngotot akan berdampak pada suara PDI-P pada Pemilu 2019 dan memupus peluang Tri Rismaharini maju dalam pemilihan gubernur Jawa Timur.

Hal ini berbeda dengan tiga partai pendukung Basuki seperti Partai NasDem, Partai Golkar, dan Partai Hanura, yang mampu memanfaatkan Basuki untuk menggaet suara. "Kalau digabung dengan NasDem dan Hanura memang belum bisa, tapi mereka ambil bagian dari orang yang akan menang," kata dia.

Hamdi menilai pemilik suara saat ini adalah pemilih yang cerdas. Menurut dia, fenomena Ahok tidak bisa dijatuhkan dengan beberapa kasus yang menimpanya seperti Sumber Waras. Namun, Ahok mampu mempertunjukan kinerjanya. "Kalau kasus itu dipermasalahkan, elektabilitasnya sudah lama jeblok," ujar dia.

Hari ini, Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia merilis survei Opinion Leader "Menakar Kandidat DKI 1". Ketua LPP UI, Hamdi Muluk, mengatakan survei ini melibatkan 206 orang pakar, dan 60 persen dari kalangan akademisi.

Tiga nama menjadi kandidat terbaik hasil survei. Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama, Tri Rismaharini, dan Ridwan Kamil. "Hasil survei ini menunjukkan Ahok, Ridwan, dan Risma secara konsisten berada di peringkat tiga terbaik dari semua calon yang dinilai."


Masih galau antara maju sendiri atau gabung yg sudah ada



https://m.tempo.co/read/news/2016/08...hok-habis-pdip& http://m.detik.com/news/berita/32664...hingga-agustus

Klo belum dicoba ane ga percaya, PDIP harus berani coba biar rame