variangiovanniAvatar border
TS
variangiovanni
Let's learn from Karin Novilda a.k.a Awkarin
ANAK MUDA? READ.



Buat yang belum kenal Karin Novilda a.k.a awkarin, dia adalah cewek kelahiran 97 yang mulai terkenal lewat akun sosial medianya di instagram, ask.fm dan semakin booming lewat vlog di akun youtubenya. Kalo kata fans – fans nya Karin patut di follow karena feed instagram nya yang bagus, keramahannya di ask.fm dan vlog nya yang seru? Disini gua mulai mengkritisi apa yang mereka (fans awkarin) anggap bagus, ramah, dan seru. Karena mayoritas fans nya dari yang masih seragam biru sampai putih abu – abu.



Ternyata setelah gua telusuri mulai dari ask.fm, instagram dan vlog di youtubenya karin populer dikarenakan postingan akan kelakuan – kelakuannya yang “berani”. Berani? Maksud gua disini jika kalian lihat ask.fm nya pas dia lagi sedih, marah, seneng banyak sumpah serapah bertebaran. Posting foto yang ga selayaknya anak SMP tuh udah bisa ngeliat. Ciuman sama pacar terus di upload ke instagram dan fans nya bilang itu “awww relationship goal banget”?? Hallo generasi Z? generasi Alpha? Gimana si cara pikir kalian untuk keadaan remaja di negara ini? -_- Belum lagi vlog di akun youtubenya yang ga sedikit jokes seputar seks. Selain kasar dalam berbicara, dia juga kasar dalam bercanda.



2016, jangankan di kota besar kaya Jakarta, kota kecilpun remaja sekarang bercanda kaya gini udah umum yakan? Masalahnya disini gua ga ngerti kenapa ini cewek dengan bangga nya mungkin? Sampai – sampai melakukan posting atas apa yang telah dia praktekin di dunianya. Di vlog ngerokok upload, ngomong hewan dimana – mana ke siapa aja, minum – minuman alkohol upload, tinggal terpisah sama ortu dan belakangan ini punya tato gede di lengannya, upload. Mempertontonan gaya pacaran yang vulgar banget, upload? Masa iya ga ada kepikiran buat khawatir kalo suatu saat bisa dilihat orang tua nya sendiri, keluarga besarnya, lingkungan dia kerja nanti, dosen – dosen di kampusnya, bekas gurunya, bahkan fans fans nya yang dibanyak dibawah umur? Oh dia blok – blok in maybe wkwkwk atau mungkin suatu saat dia tutup akun media sosialnya? Kalo cara berpikir kaya gini berarti dia belum paham internet. If you post something on the internet, it will last forever Zzz.

Mungkin buat beberapa remaja sekarang kelakuan dia edgy dan keren abis? Banyak fansnya yang meng-adore gaya karin pacaran. Bisa diliat setiap foto karin dan pacarnya yang ciuman atau peluk pelukan vulgar di akun sosial medianya, banyak fansnya yang like dan kasih comment relationship goals lah, so cute lah, pengen kayak kakak lah wkkwkw ngenes parahhh. Buat orang – orang yang pemikirannya udah dewasa mungkin banyak yang mengerutkan dahi. Belum lagi vlog karin tentang perayaan ultah mantan pacarnya dan curhatannya tentang bullyan haters nya yang katanya banyak banget langsung jadi viral. Astaga viral gak bermutu muncul satu lagi -_-



“Ngapain sih, ngebahas cewek ini?” Pada kenyataannya, beginilah potret anak muda kota besar zaman sekarang—haus perhatian, terlalu berusaha jadi edgy, penuh drama, dan nggak banyak yang punya rasa takut dalam memposting APAPUN ke Internet. Ada BANYAK banget “Karin-Karin” lain di luar sana. Mungkin lu sendiri punya beberapa temen yang modelnya begini. Despite all that, sebenernya banyak hal yang bisa dipelajari dari kehidupan online Karin Novilda, do pay attention!

- Banyak orang ingin di sukai, di idolakan tapi jangan sampai berlebihan.
Banyak kan selebgram, termasuk Karin yang sering bilang ke para hatersnya, “kalo nggak suka, unfollow atau block aja” astaga pernyataan apa ini-_- siapapun kalo jadi terkenal pasti bakal punya haters, tokoh yang baik aja ada haters nya apalagi yang “bad girl” dan makin besar image buruk tersebut makin banyak pula haters lu lah gimana si -_- Gakuat sama konsekuensi kaya gini? Daripada nyuruh orang – orang unfollow atau block, gimana kalo sebaliknya? Privasi akun – akun media sosial lu, block semua strangers yang follow lu kecuali emang lu kenal orangnya, matiin fitur semua bisa komen di media sosial lu, jangan minta endorse, jangan kepengen jadi #goals apalah, be nothing on the internet. Dont be well-known. Dengan kaya gini lu ga ada haters ditambah lagi lu jadi nggak ngasih contoh misleading buat bocah – bocah labil diluar. Nah ini masalahnya, lu pengen like dan mendapat puja puji di media sosial rin? There you go. Bukannya gaboleh, tapi yang lu post salah buat generasi yang suatu saat mimpin bangsa ini.
- Kalau lu jadi terkenal karena reputasi yang kontroversial atau negatif, lu nggak akan punya suporter sejati, lu akan punya PENONTON.
Menurut gua penonton itu cuma nonton apa yang seru menurut mereka, dan kalau lu suguhin postingan postingan yang kontroversial, ya jangan salahin respon para penonton lu karena lu yang beri makan mereka kan? Ribuan follower dan komentar “dukungan” di setiap postingan lu nggak berarti apa – apa kan mereka cuman penonton. Wajar ada bystander effect disini karena feed lu sendiri yang menimbulkan bystander effect itu sendiri. They will only watch you, and won’t really help you when you fall.
- Last but not least gua yakin, Karin Novilda sebenarnya bukan cewek edgy, bukan rebel, depresif, atau apalah. Deep down, Karin is actually just a normal nerd from Tanjungpinang, Kepulauan Riau). Hanya saja, Karin mendadak kenal pergaulan Jakarta, desperate to impress people, nggak bisa mengontrol dirinya sendiri, dan akhirnya terus-terusan mengambil keputusan yang salah. Mulai dari keputusan menjadi “bad girl” yang bablas kontrol di media sosial, sampai keputusan untuk curhat besar-besaran di vlog-nya. Mungkin banyak Karin – Karin lain diluar sana, dan mungkin tampak di idolakan anak - anak muda sekarang, but the rest of the world laughs at them.



“Solusi dong, jangan bahas yang jelek terus biar hal kaya gini ga terulang lagi” Ya benar kalau negara mau maju harus banyak penyumbang solusi untuk banyak nya masalah di negara tersebut. Untuk kasus Karin Novilda a.k.a awkarin gua dapet beberapa poin penting supaya kasus ini nggak terulang lagi.
- Jangan menempatkan prestasi akademik anak di atas segalanya
Jika anak menjadi juara kelas, orang tua mana yang tak bangga? Rasa bangga itu tentu sangat wajar. Tapi, nggak perlu memujinya secara berlebihan dan nggak perlu kemudian menyatakan harapan supaya si anak bisa jadi juara kelas lagi di semester berikutnya, apalagi sampai menunjukkan kekecewaan yang ketara karena anak nggak dapat ranking. Karena prestasi akademik gemilang sama sekali bukan jaminan akhlak dan moral mereka juga akan gemilang dalam arti positif, karena tolak ukur yang masih digunakan untuk sistem penilaian akademik di Indonesia sampai kurikulum yang terbaru saat ini masih belum seimbang dan lebih mengarah ke kognitif. Pelan tapi pasti, pola pikir mereka menjadi terbentuk: "Berprestasi secara akademik bikin orang tua bahagia dan sayang kepada saya. Prestasi akademik adalah segalanya". Lama-lama, pola pikir tersebut berkembang menjadi: "Jika saya bisa membuktikan diri saya dalam hal akademik, itu sudah lebih dari cukup. Jika saya bisa dapat nilai sempurna, Orang tua nggak punya hak lagi untuk mengomeli saya dan untuk mengurusi pergaulan saya. Saya sudah 'memberinya' sebuah prestasi, di luar itu, terserah saya mau berbuat apa dengan hidup, gaya pakaian, dan pergaulan saya". For your information Karin meraih posisi ke-3 UN SMP tahun 2013 se-Tanjungpinang CMIIW.



- Media dan lingkungan tempat mereka menghabiskan waktu merupakan beberapa faktor kuat
Saat diberitakan media, nama Karin melambung dan banyak mata mengarah kepadanya sebagai lulusan terbaik di daaerahnya. Lalu Karin melanjutkan pindah ke Jakarta. 19 Tahun gua tinggal di Jakarta dan gua udah bisa nangkep Jakarta sebagai kota dimana nggak sedikit orang mudah terlena akan ketenaran dan berusaha untuk terjun kedalamnya.

Kesimpulannya, untuk saat ini prestasi dibidang akademik bukanlah segalanya dan sama sekali nggak menjamin bahwa aspek kehidupan anak yang lain pun akan sama baiknya dengan prestasi akademik nya. Jadi, orang tua harus paham batasan dalam membicarakan prestasi akademik dengan anak - anak nya. Sebab tiap anak tumbuh berkembang nggak Cuma di lingkungan para orang tua nya aja. Banyak remaja sekarang yang merantau seperti kasus Karin. Karena jika orang tua terlalu berlebihan di area itu, bisa jadi akan digunakan sebagi senjata anak – anak untuk menjustifikasi semua perilaku mereka yang kurang baik. Media pun memberitakan prestasi Karin yang harusnya setelah pemberitaan tersebut Karin diharapkan menjadi contoh yang baik kelak. ”Jadi untuk kasus Karin itu salah orang tuanya?” Nggak!, main salah salahan ga ada artinya dan ga ada untungnya, buat apa? Selain orang tua, setiap remaja sekarang harus bisa dan berani introspeksi diri masing – masing, kalau salah perbaiki, kalau emang bener pertahankan. Deketin diri ke Agama masing – masing, Agama itu menuntun ke hal – hal baik kok yakinin.
Begitu, sob. Let's learn from Karin Novilda a.k.a Awkarin
Share biar semua tau kita lagi krisis akhlak dan moral dan butuh perbaikan dimana – mana emoticon-Smilie
Happy Sunday, Have a Nice Day~

#nb : Bukan menjatuhkan pihak terkait, jika tidak di sertai fakta itu baru namanya menjatuhkan. Tanggapin dengan kritik dan saran yang membangun (kata – kata kritik dan saran jangan cuma buat pemanis di kata pengantar karya tulis, karya ilmiah, etc). Supaya negara lebih maju, masyarakatnya harus bisa terima kritik dan saran (jangan taunya "haters gona hate" doang). Biar yang viral di Indonesia bukan cuma berita tentang kebobrokan masyarakatnya (TNI berantem sama POLRI? Sesama instansi yang menyandang nama negara berkelahi-_-, kasus asusila dimana - mana, etc) (kalo bisa yang viral tuh tentang hal - hal yang bersifat memotivasi, bermanfaat dan dapat membangun negara). Thanks buat kak Grace atas sharing pengalaman hidupnya. Thanks buat kak Laila atas referensi artikelnya http://www.youthmanual.com/post/sudu...ajari-darinya.Sorry kalau ada salah kata dan thread masih agak berantakan masih newbie emoticon-Smilie
0
131.8K
358
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Gosip Nyok!
Gosip Nyok!KASKUS Official
34KThread24.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.