RULES & NOTE
- Dilarang kepo dengan setiap karakter cerita yang ada, okay?
- Dilarang jadi silent rider yak, baca diem-diem aja sambil share, rate 5, sama nimpukin ane cendol
- Jadilah kaskuser yang baik, no junk, no one liner, berilah masukan kepada TS serta komentar yang membangun.
Udah sih gitu doang, abis gue bingung mau ngasih rules dan note apa lagi hahaha.
FAQ
K = Kaskuser
G = Gue
Quote:
K = Kisah nyata nih gan? Atau fiksi? Ah Fiksi nih kayaknya.
G = Anggap aja ini fiksi gan, biar para kaskuser sekalian enjoy bacanya.
Quote:
K = Semua karakter yang ada disini nyata gan?
G = Baca rules no 1 gan hehe.
Quote:
K = Updatenya jangan kentang dong gan!
G = Selow masbro, gue juga seorang manusia yang mengenal lelah dan masih banyak kesibukkan di RL yang harus gue selesaikan. Lagian cerita ini juga merupakan catatan gue selama gue ada di Kota perantauan ini kok gan. Hehe.
Quote:
K = Okedeh gan, kayaknya ane harus mulai baca ceritanya nih.
G = Happy reading gan, enjoy! Jangan lupa rate 5, bookmarks, dan timpukin ane cendol hihi
Cirebon, 30 Juli 2016
Gue mencoba untuk menulis serangkaian kata, kata yang terlihat mudah namun sulit untuk di ungkapkan. Seperti hal nya kamu yang sulit untuk gue mengerti, gue bisa rasain tapi gak bisa gue katakan. Ada jarak yang akan terbentang cukup jauh antara gue dan dia.
Pukul 20.16 WIB, gue sedang terduduk di pinggiran jalan tepat di depan stasiun tempat gue berada sekarang. Marlboro merah senantiasa menemani malam ini dengan asapnya yang selalu membuat gue ingin terus menghisapnya. Kereta Kutojaya Utara belum juga datang, gue lihat boarding pass yang sedang gue genggam, oh ternyata akan baru sampai kurang lebih 45 menit mendatang.
Quote:
“Sayang hati-hati ya, jaga diri baik-baik. Semangat, aku yakin kamu bisa berjuang disana! Aku hanya bisa mengirimkan doa untuk kamu, yang menentukan kamu akan hidup disana ya diri kamu sendiri. Jadi, kamu gaboleh kalah sama keadaan ya. Aishiteru!”
Ah, dasar kamu!
Terimakasih, untuk perempuan yang selalu menemani gue saat gue jatuh, yang selalu mendengarkan gue saat gue berkeluh, yang selalu akan gue rindu ketika gue meneteskan letih ini.
Kini gue terduduk di pinggir rel, gue hanya diam sembari membalas pesan darinya. Gue lihat jam ditangan sudah menunjukkan pukul 21.40, dan kereta yang sedari tadi gue tunggu sudah terlihat dari kejauhan. Dengan cahaya terang yang terpancar, kereta itu terus bergerak maju lalu berhenti tepat di depan gue.
Sudah sekitar 20 menit kereta ini berjalan menuju stasiun kota yang gue tuju, suasana di kereta ini terlihat penuh sesak dengan beberapa bayi yang menangis bergantian. “Pft..” Keluh gue.
Quote:
“Gue percaya, ini awal yang baik untuk masa depan gue kelak. Ibarat embun yang terjatuh dari sebuah daun, yang nantinya akan sirna jika sudah waktunya. Namun, embun itu akan selalu muncul kembali di atas permukaan untuk membasahi daun yang mustahil diraih oleh sebulir air yang menguap. Artinya, walaupun gue sekarang jatuh namun gue percaya gue akan bisa bangkit kembali untuk berada di atas permukaan dan meraih apa yang sudah gue cita-citakan.”
Gue kembali mengecek tiket yang tadi gue masukkan kedalam saku, tertulis “Arrived 00.11 at Bekasi” Ahh, sebentar lagi.. Bekasi, gue datang!
Part 1,
Click Here!