HARI YADNYA KASADA

(Antara)-Aktivitas Vulkanik Gunung Bromo, di Jawa Timur, memang tengah meningkat. Namun, hal itu tidak membuat resah warga setempat. Karena siklus 5 tahunan dirasa memberi kemakmuran bagi masyarakat Tengger. Sehingga, mereka tetap melaksanakan kegiatan peribadatan, tanpa memedulikan status waspada yang telah ditetapkan.



Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Bromo, ternyata tidak membuat masyarakat Tengger, yang ada di kaki gunung itu resah. Sebaliknya, siklus lima tahunan yang terjadi, justru mereka syukuri sebagai berkah, yang diyakini bakal memberi kemakmuran.

Hal itu pun ditunjukkan ketika pada 21 Juli digelar Hari Yadnya Kasada. di mana warga Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini, mempersembahkan sesajen hasil bumi di Poten, atau tempat peribadatan, yang berlokasi di Lereng Gunung Bromo.

Sebagian warga memanfaatkan momen, dengan berjualan dan menjajakan dagangannya di lautan pasir. Setelah sejak beberapa bulan terakhir ditutup, karena status vulkanik Bromo yang sempat dinyatakan siaga dan kemudian turun menjadi waspada.

Pemerintah setempat memang memberi kelonggaran, setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah di sana, membuka kawasan itu di radius satu kilometer, agar masyarakat setempat dapat bersembahyang. Sehingga, wisatawan terus berdatangan ke kawah Bromo, tanpa memedulikan aktivitas vulkanik Gunung Bromo yang berstatus waspada.




https://twitter.com/antaratvjakarta/...04606401298432