Cerita tentang Perjalanan dalam suatu Perjalanan di balik Cerita.

Perjalanan dalam Cerita tentang suatu Cerita di balik Perjalanan.

Cerita di balik Perjalanan dalam suatu Perjalanan tentang Cerita.

Perjalanan di balik Cerita tentang Cerita dalam suatu Perjalanan.

Aku bingung memilih judul yang mana yang paling tepat untuk tulisanku ini. Bingung kenapa tidak bisa sesimpel; “Tentang Hujan”. Hohoho.. No! terlalu simpel bagiku. Misalnya; “Tentang Perjalanan”. Perjalanan apa? kurang spesifik. “Tentang Cerita”. Cerita apa? jelas tidak subjektif. “Cerita dalam Perjalanan”. Sounded better.

Dalam suatu perjalanan pasti terselip cerita. Entah itu piknik, tamasya, traveling, atau pun tugas Negara, pasti ada cerita di baliknya. Juga perjalananku, dimulai saat aku memutuskan berangkat dari Stasiun Menengah Kejuruan, untuk sampai ke tempat tujuan.

Administrasi Perkantoran. Satu jurusan yang akan ku tempuh menggunakan kereta kelas ekonomi. Yang membutuhkan waktu enam belas jam dalam seminggu-rutin selama tiga tahun, untuk sampai ke tempat yang kutuju.

APK-2, nama kereta yang kutumpangi. Kereta yang mempunyai empat ekor gerbong, dan berisi tiga puluh dua kursi di masing-masing gerbong. APK-2, di Masinisi oleh seorang “Bapak-bapak setengah baya bertubuh tambun.” Kita sebut saja: BBSBBT.

BBSBBT menatapku ganas. Seakan di matanya aku adalah seutas cacing kecil panjang imut yang sedap di makan. Aku mengkirik ketakutan. Sungguh pun aku khilaf, aku terlupa tidak membeli tiket saat akan menaiki kereta ini. Bukan yang pertama-kali bagiku, di turunkan di peron entah-berantah, atau jika aku sedang beruntung, aku cuma di suruh mencuci piring dan gelas-gelas kaca.

Dewi Fortuna bersamaku pagi ini. Aku hanya, mendapat hukuman membersihkan kaca jendela, dan aku tidak sendiri. Ada dua teman yang bernasib sama denganku. Yang satu bernama “Jaelangkung” atau biasa di panggil Jailani. Dan satunya lagi Margono-sama, kependekan dari “Mari goyang kesono sama-sama”. Embel-embel “-sama” dibubuhkan pada namanya karena dia meng-aku-aku, dalam tubuhnya mengalir darah murni Kaisar Jepang. Yakni, Naruto.

Tidak seperti aku yang, aku di waktu SMP, aku sekarang liar. Ceroboh adalah sifatku, atau bakat, ya, bakat terdengar lebih baik. Bakat dalam diriku yang selama ini terpendam karena didikan seseorang. Dan sekarang baru muncul, dicangkul keluar oleh teman-teman sekelasku.

Aku mempunyai tiga puluh satu teman. Dan dalam jangka waktu kurang dari lima bulan mereka bermutasi menjadi satu hormone berbentuk keluarga, “APEX-KW2” kami menamakannya. Keluarga yang, “Akur Pasti Kompak.”

Di sebabkan kesalahan teknis sang Masinis, kereta salah jalur. Dan di tinggalkan penumpangnya. “Tiga kena. Semua kena!” Terdengar seru pentolan kelas kami saat aku dan kedua temanku asyik mengelap jendela dari luar ruangan.

Aku sedang bercerita tentang, perjalanan dalam ceritaku. Dan,
Aku akan menceritakan tentang, cerita di balik perjalananku......