finov02Avatar border
TS
finov02
10 Kitab Klenik Paling “Ngeri”
Pemujaan dan ikatan manusia dengan setan sudah menjadi tema sepanjang jaman. Hal-hal yang berkaitan dengan sihir dan klenik memang dikenal dalam berbagai budaya di dunia. Tak hanya melalui berbagai ritual atau praktik sesat, namun juga ditunjukkan dengan berbagai manuskrip dan kitab-kitab yang berhubungan dengan itu.
Dari sekian kitab yang berisi teks-teks atau gambar satanik yang diketahui, ada 10 kitab yang paling sering dibincangkan dan masih menebar misteri dan kengerian hingga saat ini.
Berikut kitab-kitab itu,

The Voynich Manuscript

Kitab ini secara luas dianggap sebagai salah satu manuskrip yang paling misterius. Dalam kitab ini berisi alfabet yang tidak diketahui dan ditulis di atas kulit anak sapi, menggambarkan sejenis tanaman aneh, grafik astronomi kuno, dan bathtub yang berisi beberapa sosok perempuan telanjang bertubuh kecil. Para Kriptografer, matematikawan dan ahli bahasa belum mampu menguraikan isi kitab ini. Meskipun bersifat misterius para sejarawan menilai kitab ini ditulis pada abad pertengahan antara tahun 1404 dan 1438. Nama Voynich berasal dari toko kitab antic Wilfrid Voynich, yang menjual dan membeli kitab bekas di Italia pada tahun 1912.

The Munich Manual of Demonic Magic

Kitab ini juga dikenal sebagai Manual Necromancer, kitab sihir dan mantra karya para penyihir Jerman abad 15 yang ingin menghasilkan semacam kitab acuan untuk membangkitkan roh-roh jahat. Kitab ini berisi tiga jenis mantra dan metode utama ilmu sihir/teluh/tenung yang bersifat Illusionis, psikologis, dan Divinatory (urutan ritual-ritual). Jenis mantra Illusionis umumnya bersifat menipu, membodohi atau mengecoh sehingga korban atau orang yang dibacakan mantra akan melihat obyek yang mengagumkan atau mengerikan. Jenis mantra psikologis berupa upaya meningkatkan kekuatan emosional atau pengaruh politik seseorang. Sementara tindakan divinatory dimaksudkan untuk mengekstrak informasi dari masa depan atau masa lalu. Kitab ini juga berisi ayat-ayat yang menggambarkan proses mengorbankan makhluk mitologi. Namun sisi gelap dari kitab ini paling menakutkan adalah bahwa isinya benar-benar mengabaikan visi Ketuhanan dan secara eksklusif fokus pada ilmu hitam dan deskripsi dari eksorsisme klasik.

Codex Seraphinianus

Ini dikenal sebagai salah satu kitab berbau klenik paling unik, karena muncul di jaman modern. Codex Seraphinianus ditulis oleh Luigi Serafini pada tahun 1970-an. Isinya mirip dengan Voynich dengan sebagian besar isi yang tidak dapat dimengerti, teks yang kurang sintaksis dan daya tarik pada fauna dan spesimen bunga. Codex Seraphinianus juga berisi ilustrasi gambar-gambar aneh, misalnya truk dengan kepala manusia, kerangka manusia yang mencari tubuh yang baru, dan penggambaran sosok hewan aneh yang tidak ada. Saat kitab ini menjadi perbincangan secara luas sejak diterbitkan.

Heptameron ( ‘Seven Days’)

Kitab mantra ini awalnya dimodelkan dan meniru buku kumpulan cerita berjudul Decameron karya pengarang Italia abad ke-14 Giovanni Boccaccio yang berisi 100 cerita berbeda. Namun, penulis Haptameron yang bernama Pietro d’Abano menuliskan unsur yang dianggap bersifat percaya pada sesuatu yang disebut planet sihir, dimana orang bisa menyulap malaikat selama tujuh hari dalam seminggu. Atas buku ini dia dihukum oleh pihak Gereja dan meninggal di penjara saat menjalani Inkuisisi atau hukuman yang diberlakukan Gereja atas dasar Hukum Injil.

On the Writing of the Insane

Kitab ini sebenarnya bukan tentang sihir atau setan, tapi masuk dalam jenis yang cukup mengerikan. Ditulis oleh G. Mackenzie Bacon, pengawas medis di Rumah Sakit Jiwa Fulbourn dekat Cambridge, Inggris, kitab ini berisi tulisan-tulisan diagram kompleks hasil torehan pasien yang mengisi setiap sentimeter dari halaman dengan renungan liar dan teks diagram.
Oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Mackenzie sempat diminta untuk meninggalkan penulisan kitab ini. Namun dia dia menjawab tidak pasti dengan menyatakan ungkapan meracau soal kemulian jika mengikuti kunjungan besar’ Fulbourn ‘dengan’ ‘ekspresi penyesalan kronis-melankolis. Mackenzie juga menyatakan bahwa dia sangat siap untuk menerima “dia”, dan untuk memperlihatkan keinginan yang rendah hati untuk melakukan kehormatan untuk kunjungan “nya”. Selain itu Mackenzie juga menyatakan soal kesalehan, politik dan spiritual, pembersihan dari dunia kecil, ‘zaman kegelapan’, konfigurasi bulat Lunar (tics) dan taman O’ershadowment di pusaran Britannia.
Dan bagian yang paling mengerikan adalah saat Mackenzie kemudian menenggelamkan dirinya di depan umum.

The Picatrix atau The Aim of the Sage

Ini dianggap sebagai kitab klenik terbesar dalam sejarah juga kitab besar sihir klasik Arab abad ke-11. Kitab ini berisi mantra yang menjelaskan bagaimana meracuni saat orang tidur, dengan tatapan, atau saat bekerja. Selain itu juga cara-cara membuat orang jatuh cinta, melarikan diri dari penjara, dan penyembuhan dari sengatan kalajengking. Salah satu bagian yang dianggap tak kalah mengerikan adalah bab yang menjelaskan “permen” yang terbuat dari darah, otak dan urin.

The Oera Linda Book

Kitab ini berasal bangsa Frisian yaitu kumpulan etnis sepanjang daratan Jerman sampai Belanda, mereka yang berbicara dengan logat dan Bahasa yang berakar pada Bahasa Jerman. Kitab ini dimaksudkan untuk merangkum kearifan lokal kaum Frisian sejak 4.000 tahun lalu, termasuk didalamnya ajaran soal mitos benua Atlantis. Sayangnya, buku ini kemudian dikaitkan dengan okultisme dalam organisasi NAZI, beberapa orang bahkan menyebutnya sebagai “Alkitab Himmler”. Sebutan itu diambil dari nama Heinrich Luitpold Himmler, Komandan Schutzstaffel Jerman dan salah satu tokoh yang paling berpengaruh di NAZI Jerman. Sebagai Reichsführer-SS, ia mengendalikan SS dan Gestapo. Ia juga menjadi organisator utama Holocaust (pembantaian etnis Yahudi).

The Story of the Vivian Girls

Kitab ini dianggap sebagai salah satu contoh yang tak tertandingi dari “Art Brut,” atau “Raw Art” (seni yang dibuat benar-benar eksentrik). Seperti Codex Seraphinianus, kitab ini adalah kitab kontemporer dan ditulis oleh penulis yang dikenal. Setelah kematiannya pada tahun 1973, ditemukan bahwa penulis Amerika Henry Darger telah menulis sebuah kitab setebal 15.145 halaman, dengan satu spasi. Isinya adalah naskah fantasi berjudul The Story of Girls Vivian, bercerita tentang Alam tidak nyata dari Perang Badai di Glandeco- Angelinian yang disebabkan oleh pemberontakan anak para budak. Kitab ini berisi ilustrasi berwarna grafis dan berkisar pada tema lanskap bunga dan penyiksaan anak. Darger juga menggambarkan gadis-gadis sebagai sosok yang memiliki penis kecil.

The Red Dragon atau Grand Grimoire

Grand Grimoire adalah kitab yang berasal dari sekitar tahun 1520 Masehi. Kitab ini juga disebut Red Dragon dan Injil Setan, ditemukan di makam Solomon pada tahun 1750 dan ditulis dalam bahasa Ibrani atau Aram. Sesuai pernyataan pihak Vatikan, 4-bagian kitab ini kini dimiliki oleh Gereja Katolik Roma dan disimpan di Lumbung Arsip Rahasia Vatikan, dan tidak ditunjukkan untuk umum. Isi kitab Legenda Naga Merah ini adalah naskah yang didasarkan pada tulisan-tulisan oleh apokrif Honorius dari Thebes, sosok yang banyak disebutkan menjadi pemuja Setan. Kitab ini dikatakan mengandung bukti kebangkitan dan okultisme mantra setan, bahkan isi yang sangat menyinggung kaum Katolik dengan klaim bahwa proses terpilihnya Paus baru secara perlahan dimenangkan oleh kebesaran Setan. Masih terserbar isu bahwa salinan da nisi The Grand Grimoire ini masih digunakan secara luas oleh para praktisi voodoo, terutama di Haiti, dengan sebutan Le Veritable Dragon Rouge. Selain isu ini, ada juga isu yang paling sering dibincangkan yaitu bahwa salinan asli kitab ini tahan terhadap api dan tidak bisa dibakar.

Codex Gigas atau Giant Book

Codex ini juga dikenal sebagai “Kitab Suci Setan” karena terdapat ilustrasi yang diyakini bergambar setan dan legenda penciptaan setan. Codex Gigas ini diperkirakan dibuat pada awal abad ke-13 di Biara Podlažice, Bohemia (kini Republik Ceko). Pada manuskrip ini terdapat Kitab Suci Vulgata, dan juga dokumen-dokumen historis yang ditulis dalam bahasa Latin. Saat ini Codex Gigas tersimpan di Swedish Royal Library di Stockholm. Dibutuhkan tenaga dua pustakawan untuk mengangkat buku tersebut. Codex Gigas ditaruh disebuah tempat yang terbuat dari kayu, dilapisi dengan kulit dan dihiasi dengan logam. Tingginya 92 cm, lebarnya 50 cm dan memiliki tebal 22 cm.
Pada mulanya, Codex Gigas memiliki 320 lembar naskah. Namun 8 lembar darinya dibuang. Tidak diketahui siapa yang membuang 8 lembar tersebut dan untuk tujuan apa. Ada dugaan 8 lembar yang dibuang kemungkinan berisi aturan-aturan Biara Ordo Benediktus. Berat Codex Gigas hampir mencapai 75 kg. Lembaran yang digunakan untuk menulis Codex ini adalah kulit yang berasal dari 160 ekor anak sapi. Biara tempat Codex ini dibuat telah dihancurkan pada abad ke-15. Catatan yang ada pada Codex Gigas menunjukkan bahwa pembuatan Codex tersebut adalah sekitar tahun 1229 Masehi. Setelah penulisannya, Codex Gigas ini kemudian dipindahkan ke Biara Cistercians Sedlec dan akhirnya dibeli oleh Biara Benediktus di Byoevnov.
Isi dari kodeks ini antara lain adalah “a sum of the Benedictine orders knowledge, The War of the jews”, tulisan Josephus, daftar para orang kudus, metode untuk menentukan tanggal perayaan paskah, seluruh Alkitab bahasa latin pre-vulgate, Isidore of Sevilles encyclopedia Etymologiae, Cosmas of Pragues Chronicle of Bohemia, dan berbagai macam traktat (dari sejarah, etimologi dan fisiologi), juga sebuah kalender dengan nekrologium, daftar nama para biarawan di biara Podlaice, formula-formula ajaib dan catatan-catatan lain. Seluruh isi Codex ini ditulis dalam bahasa Latin. Manuskrip ini juga dihiasi dengan warna-warna seperti merah, biru, kuning, hijau dan emas. Dan seluruh huruf besar diberi warna yang mencolok.
Keseluruhan isi Codex ini ditulis dengan relevansi antar halaman, yang berarti bahwa buku ini ditulis oleh satu orang dengan pikiran yang berkesinambungan. Hal ini membuat banyak ahli percaya bahwa keseluruhan isi Codex ini ditulis dalam waktu yang sangat singkat. Salah satu yang menarik dan misterius adalah pada halaman 290, terdapat sebuah gambar Iblis dengan tinggi sekitar 50 cm.
Menurut legenda, penulisnya adalah seorang biarawan yang melanggar aturan biara dan dihukum dengan cara diikat di dinding dalam posisi berdiri seumur hidup. Biarawan ini memohon ampunan dari penghukuman. Sebagai gantinya, ia berjanji untuk membuat sebuah buku yang akan memuliakan biara dan pengetahuan umat manusia selamanya, dan ia berjanji menyelesaikannya hanya dalam satu malam. Menjelang tengah malam, biarawan itu menjadi ragu apakah ia dapat menyelesaikannya sendiri. Kemudian ia menjual jiwanya kepada iblis demi sebuah pertolongan. Iblis kemudian menyelesaikan manuskrip tersebut. Sebagai penghormatan kepada iblis yang membantunya, biarawan itu menambahkan gambar iblis ke dalam Codex tersebut.

sumber: http://sikini.com/
0
4.9K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.