{AMAZING} Fakta Mengejutkan tentang Penghasilan Rata-Rata Orang Indonesia

Beranda

...

The Lounge
{AMAZING} Fakta Mengejutkan tentang Penghasilan Rata-Rata Orang Indonesia

wilfuture

30-06-2016 12:44

{AMAZING} Fakta Mengejutkan tentang Penghasilan Rata-Rata Orang Indonesia

Berapa penghasilan rata-rata orang Indonesiaa saat ini dalam setahun? Angka ini mungkin bisa menjadi benchmark untuk mengukur apakah level income agan sudah sama dengan rata-rata nasional, atau bahkan sudah jauh diatasnya.

Level kekayaan agan sebagai individu sejatinya merefleksikan juga kekayaan sebuah bangsa. Jika agan semua sekarang penghasilannya sudah maknyus, maka bangsa ini juga akan menjadi kaya

Sebaliknya, jika sebagian besar dari kita mentalitasnya masih miskin, maka wajar jika tanah air kita tercinta ini juga akan terus nyungsep nasib dan masa depannya. emoticon-Frown

Berikut adalah dua catatan mengejutkan tentang rata-rata penghasilan orang Indonesia sekarang.

Data menunjukkan rata-rata penghasilan penduduk Indonesia tahun 2015 adalah Rp 45 juta per tahun, atau Rp 3.75 juta per bulan. Not bad. Namun masih jauh dari memadai.

Jika pendapatan agan dalam setahun sudah diatas itu, artinya agan sudah diatas rata-rata nasional. Kalau belum berarti agan masih masuk kategori dibawah rata-rata

Dari mana angka Rp 45 juta muncul? Dari angka PDB (produk domestik bruto nasional) dibagi jumlah penduduk Indonesia.

PDB adalah semacam total produksi sebuah negara. Ibarat pabrik sepatu maka PDB adalah total nilai produksi sepatu yang dibuat dalam setahun.

Nah, tahun lalu total nilai produksi kita adalah sebesar Rp 11.250 triliun. Jika dibagi jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 250 juta, maka angka tersebut menjadi Rp 45 juta. Sebutan teknisnya adalah pendapatan per kapita.

Pendapatan per kapita yang 45 juta setahun ini sudah naik sekitar 4 KALI LIPAT dibanding angka tahun 2000. Prestasi yang sejatinya lumayan mengesankan

Ada dua catatan menarik nan mengejutkan yang layak kita ulik dari data dan fenomena diatas. Mari kita ziarahi satu per satu catatan ini.

Wealth Note # 1 : Mentalitas Kaya dan Gap Kekayaan

Setiap melihat data pendapatan per kapita seperti diatas, selalu akan muncul komentar ceriwis seperti ini.

Wah kan angka itu rata-rata nasional. Kenyataannya mayoritas penduduk masih banyak yang dibawah itu income-nya; dan sebagian kecil penduduk menguasai sebagian besar pendapatan. Masih tinggi ketimpangannya

Benar, angka itu hanya rata-rata. Artinya ada yang jauh diatas, dan banyak yang masih dibawahnya.

Selalu akan ada prinsip Pareto : 20% penduduk biasanya akan menikmati 80% aset kekayaan.

Justru disitulah isu-nya. Orang dengan mentalitas miskin pasti akan meributkan ketimpangan itu, dan lalu melontarkan kritik kesejangan sosial makin tinggi-lah, kebijakan tidak adil-lah, dan blah-blah lainnya

Orang dengan mentalitas kaya akan bilang seperti ini : hmm, menarik juga ya prinsip Pareto itu. Bismilah, saya akan berusaha untuk menjadi yang 20%

See the difference?

Orang dengan mentalitas miskin akan meributkan ketimpangan itu, dan memposisikan dirinya sebagai “korban kesenjangan sosial” dan lalu menyalahkan pihak lain.

Orang dengan mentalitas kaya akan melihat Prinsip Pareto itu bukan sebagai sebuah masalah, namun justru sebagai PELUANG. Bagaimana caranya saya bisa menjadi yang 20%.

Bayangkan jika kita semua berusaha untuk menjadi yang 20% itu – dengan modal kegigihan dan kecerdikan, dan bukan hanya dengan komplen dan sikap nyinyir. Pelan-pelan kita semua bisa menjadi makmur sejahtera

Sebab kita semua percaya : kunci kekayaan itu ada dalam kegigihan dan daya juang kita sendiri. Bukan pada belas kasihan negara, atau kebijakan nasional dan blah blah lainnya.

YOU. You define your own destiny. Bukan boss, bukan atasan, bukan menteri, bukan Jokowi. Dan juga bukan Ki Gendeng Pamungkas atau Nyi Roro Kidul. emoticon-Wkwkwk

Wealth Note # 2 : Mentalitas Miskin dan Kekayaan Bangsa

Minggu lalu, kita sudah bahas salah satu salah kaprah tentang kekayaan. Antara lain kalimat salah kaprah yang berbunyi : ngapain kaya, toh kekayaan tidak akan kita bawa mati.

Ada juga mental block lainnya yang memaganng kekayaan itu sesuatu yang terlalu jauh untuk diraih.

Itulah yang kita sebut sebagai “Paradoks Kemiskinan” : setiap hari berharap bangsanya bisa menjadi bangsa yang maju dan makmur, namun dirinya sendiri enggan untuk diajak menjadi orang kaya.

Sungguh aneh. Bagaimana mungkin bangsa kita akan jadi kaya, jika penduduknya enggan menjadi kaya?

Tidak ada dalam sejarah, sebuah bangsa akan menjadi kaya dan ditakuti bangsa lain, jika penduduknya miskin-miskin.

Quote:
Kenapa bangsa kita seolah terus “dijajah” oleh investor asing? Mungkin karena mentalitas penduduknya miskin – miskin.

Kenapa mentalitasnya miskin? Ya itu tadi, karena pas diajak untuk jadi kaya malah ngeles : wah ndak penting jadi kaya mas
Contoh mental miskin

Quote:
Original Posted By achiena►apalah arti sebuah nominal

Memang ngeles dan sok bijak itu mudah. Sangat mudah. Dibanding berbuat nyata dan menjadi milioner sebelum usia 35 tahun.

Sekarang mari kita hitung. Pendapatan rata-rata penduduk kita sekarang masih Rp 45 juta setahun atau hanya Rp 3.75 juta per bulan. Masih jauh dari memadai, sebab saya pernah menulis penghasilan minimal agar kita bisa hidup makmur adalah Rp 15 juta per bulan – atau Rp 180 juta per tahun.

Bayangkan jika setiap penduduk Indonesia bisa punya penghasilan Rp 15 juta per bulan atau 180 juta setahun. Maka angka PDB (Produk Domestik Bruto) kita akan langsung melesat menjadi Rp 45 ribu triliun – sebuah angka yang masif. emoticon-army

Dan itu artinya size ekonomi Indonesia akan melesat menjadi TERBESAR NO. 5 DI DUNIA (hanya dibawah China, Amerika, Jepang dan Jerman).

Can you imagine, apa yang terjadi jika size ekonomi Indonesia terbesar no 5 di dunia? Bangsa kita pasti akan jauh lebih berwibawa dan disegani di mata dunia. Impian agar Indonesia menjadi Raksasa Dunia pelan-pelan akan terwujud

Namun itu hanya bisa terjadi jika penghasilan kita (saya dan agan semua) minimal tembus Rp 15 juta per bulan atau bahkan lebih.

Karena itu bagi saya : perjuangan menjadi kaya bukan hanya sekedar soal individual, namun ini juga sebuah perjuangan nasonalisme yang sangat heroik.

Perjuangan menjadi kaya adalah perjuangan mulia demi nama dan martabat bangsa. Perjuangan kita menjadi milioner adalah agar Indonesia juga menjadi raksasa ekonomi dunia yang disegani emoticon-Shakehand2

Akhir kata, selamat berjuang, rekan-rekan sebangsa.
Mari kita semua berikhtiar menjadi KAYA demi Kemakmuran Tanah Air Tercinta : tanah air INDONESIA...

sumur

++ Rekomendasi Hot Thread ++

KLIK DISINI

++ PENDAPAT KASKUSER ++

Spoiler for komeng:

Quote:

Original Posted By Aholkaddileslab►TS penggemar prinsip pareto nih
Ane juga gan, selama ini udah membuktikan juga prinsip itu.
Misal soal jam kerja, dulu ane kerja jam 8 pagi - 10 malam di bank dengan gaji 3,6jt. Kini usaha dengan waktu lebih pendek namun agak mikir, dapat hasil -+30jt. Sisa waktunya ane buat main main hobi ane, misal ngenet, desain rumah, bikin alat, dll. Intinya kebanyakan main daripada kerja, namun lebih produktif.

Indonesia itu kursnya rendah banget, sangat cocok untuk ekspor. Kalau ada peluang untuk jual sekiranya cocok untuk diterapkan. Ane termotivasi dengan Singapura, mereka produktif banget dalam sistemnya. Misal mereka invest kapal mesin minyak offshore seluas lapangan bola dengan harga sekian, nilainya itu setara dengan kebun sawit di Indonesia seluas sekecamatan. Dengan kualitas maka semua akan keren

Quote:

Original Posted By nechnech►Walaupun ane setuju banget dgn thread TS, tapi kok agak pesimis ya ngeliat komen2nya yg msh aja ada yg bilang:

"yg penting ane bisa makan"
Hidup cuma buat makan?? bre apa bedanya agan yg komen gini ama hewan?

"ngejar harta gaada habisnya"
Nih biasanya yg ngomong orang2 egois. Yang cari duit cm buat diri sendiri/keluarganya. Gak mikir kalo berlebih bisa lbh banyak ngebahagiain/ngebantu org lain.

Kalo ada yg blg Indonesia negara bermental miskin. Ane sih setuju. Walau gak semua seperti itu.

Quote:

Original Posted By azulyc►Orang yang bilang kaya gak bisa di bawa mati for sure belum pernah ke Mesir.

Kan ada Meme nya. Kaya gak bisa di bawa mati.

Terus ada gambar Pyramids Giza sambil bilang "Speak to yourself".

Orang Indo selain mentalitas nya rendah, banyak munafik nya Gan.
They mostly rely on things yang gak sinkron dengan keadaan. Gak masuk di nalar.
Contoh guru2 dulu ada yg gk mau ngasih nilai 10, karena sempurna hanya milik Owwoh.. Pret lah.

Quote:

Original Posted By DevilGuardian►Bener ente gan...

kadang2 ane juga heran ngeliat banyak orang indo yang berpikir bahwa kesejahteraan hidup mereka itu merupakan tanggung jawab pemerintah bukan tanggung jawab mereka sendiri.... orang2 ini yang pola pikir nya adalah ketika dia miskin maka itu adalah salah pemerintah, padahal dia nya sendiri tiap hari santai-santai aja kerja nya atau udah kerja tapi terjebak di comfort zone dan gak berani mengambil langkah berani untuk membuat hidup nya lebih baik...

ane sendiri gak habis pikir sama orang2 yang cuti nalar seperti ini.. padahal pemerintah itu ibarat nya cuma sebagai fasilitator doang.. kalau di ibaratkan sepakbola, pemerintah itu adalah wasit nya dan rakyat adalah pemain nya... pemerintah menyediakan sistem agar tidak terjadi chaos dan rakyat berkreasi sendiri untuk mendapatkan kehidupan yang layak...

ane sering juga nemu orang bermental miskin seperti yang ente bilang..
biasa nya mereka ngeles nya kyk gini
"untuk apa kaya? pas mati nanti juga harta gak dibawa mati"
"untuk apa kaya? nanti kalau kamu ninggalin banyak warisan yang ada anak2 kamu malah ribut karena berebut harta warisan"
"untuk apa kaya? yang terpenting itu kaya iman bukan kaya harta.."
"untuk apa kaya kalau dengan jadi kaya malah bikin jadi orang sombong"

mereka berargumen macem orang bodoh gitu tapi sekali nya ngeliat tetangga banyak duit mereka malah iri dan mulai bergosip...
asli pemikiran orang bodoh banget yang kayak gitu..
mereka hidup miskin, dan untuk menutupi ketidakmampuan nya menjadi kaya mereka kemudian membuat pembenaran2 supaya kemiskinan mereka itu gak terlihat jelek..

ane sudah sejak lama menyadari bahwa bagaimana kelak hidup ane dan istri serta anak-anak akan berjalan adalah sepenuh nya tanggung jawab ane sebagai seorang individu... bukan tanggung jawab orang lain.. karena itu lah ane harus bekerja keras untuk meningkatkan semua skill yang dibutuhkan untuk menjadi orang sukses yang kaya. Supaya kelak ane bisa memberi hidup yang layak untuk anak dan istri ane dan ane juga bisa memberi support yang maksimal (baik dalam pengembangan diri maupun finansial) ke anak ane supaya dia bisa menggapai apapun yang dia cita-citakan..

kalau cuma buat makan aja harus muter otak gimana bisa nyekolahin anak di tempat yang terbaik??
karena itu ane harus jadi orang kaya suatu saat kelak..

Kalau menemukan orang2 yang kemudian berusaha menghambat jalan ane untuk menjadi kaya ya i will take care of it my way "thats why God gave me a brain"

Quote:

Original Posted By the.rainmaker►

Quote:

Original Posted By hellogirls►Okay, saya mau bertanya untuk apa ada pemerintah jika bukan untuk menyejahterakan rakyatnya.

ente ini bikin komentar panjang lebar gan tapi sebener nya isi nya sedikit.. lebih banyak muter-muter nya setelah ane baca beberapa kali..

untuk apa ada pemerintah jika bukan untuk menyejahterakan rakyatnya

ane mau merespon kalimat yang ane bold.. Ane kira kita semua sepakat bahwa tugas pemerintah memang membuat sebuah kebijakan alias sebuah sistem supaya rakyat nya dapat hidup sejahtera. Tapi bukan berarti semua tanggung jawab agar hidup seseorang sejahtera itu murni hanya tanggung jawab pemerintah. Semua kembali ke individu masing-masing... Walau pemerintah untuk membuat kebijakan yang sangat-sangat bagus tapi kalau dari individu2 alias rakyat nya gak ada niat untuk bekerja keras untuk mendapatkan hidup yang sejahtera ya sama aja bohong.. Ente ngarep dikasih duit cuma2 gitu sama pemerintah supaya bisa memenuhi segala kebutuhan ente sementara ente cuma santa-santai aja dirumah atau kerja tapi kerja di tempat yang udah tau gak bakal bikin karir dan pendapatan ente berkembang karena ente takut mengambil resiko mencoba jalan lain yang mungkin bisa memberikan penghasilan lebih baik?
pemikiran-pemikiran yang menyalahkan pemerintah atas hidup ente yang pas-pasan itu totaly absurd...

kalau menurut ente sistem yang dbuat pemerintah memang jelek, ane sarankan ente melihat kesekeliling ente ada gak orang yang bisa kaya dalam sistem tersebut? Kalau memang semua nya jadi miskin mungkin kita bisa menyalahkan pemerintah.. Tapi kalau masih ada orang yang bisa kaya (apalagi kalau banyak) itu artinya problem nya ada di ente.

Memang mencari penghidupan merupakan tanggung jawab individu. Tapi, apakah kebijakan yang melingkupinya bukan tanggung jawab pemerintah

kita semua sebagai individu-individu yang hidup dalam masyarakat memang hidup dalam sebuah sistem dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.. maka dari itu "Fit yourself into that system" jangan terlalu idealis sistem ini jelek jadi gue gak mau ikut... wah kalau gitu mah siap-siap aja kena seleksi alam.

Memiliki wawasan yang luas bidang ekopol memang salah satu hal wajib yang harus dikuasai kalau memang mau jadi orang kaya supaya tidak berjalan seperti orang buta, dengan pengetahuan yang cukup ente bisa menganalisis dengan tepat sebelum mengambil keputusan dan take action.. Yang jadi problem nya adalah banyak orang yang terlalu malas mikir dan malas belajar.. Ente mau jadi sukses dan kaya tapi malas belajar tentang ekonomi, tentang politik, tentang kemampuan managerial, tentang gimana cara berinteraksi yang baik dengan orang lain.. itu sama aja kyk mimpi di siang bolong.. (sekali lagi ini kembali ke individu nya mau belajar apa kagak)

Quote:

Original Posted By everybodygoes►Ngumpulin duit berjuta-juta bahkan puluhan juta dan ratusan juta demi kimpoian bisa, tapi ngumpulin duit buat usaha memble. Bisa giat cari duit buat kimpoian tapi loyo cari duit buat usaha? kimpoian bisa megah dan mewah tapi abis itu nggak bisa beli rumah dan membiayai persalinan sendiri...olalalalala. Mindset orang sini kan begitu....setuju gan-agan, kumpulin duit buat kimpoian bisa, tapi kumpulin duit buat usaha jongkok.

emoticon-Wkwkwk

Ayo ngaku aja, pada setujukan mindset apa ini?