stoptheviolenceAvatar border
TS
stoptheviolence
Ini Sosok dr Indra, Tersangka Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda
Ini Sosok dr Indra, Tersangka Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda


Spoiler for religius:


Jakarta - Tak ada satu pun orang tua anak korban vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda yang menyangka dr Indra Sugiarno Sp.A ditetapkan Bareskrim Polri jadi tersangka. Di mata para orang tua, sosok dr Indra dikenal ramah dan religius.

dr Indra Sugiarno Sp.A menjadi salah satu dari--sejauh ini--tiga dokter yang ditetapkan sebagai tersangka kasus vaksin palsu. Dia diketahui berpraktik di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur.

Nama dr Indra memang terus jadi buah bibir ratusan orang tua anak korban vaksin palsu yang memenuhi RS Harapan Bunda, Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, untuk meminta pertanggungjawaban. Dia disebut-sebut terlibat menggunakan vaksin palsu terhadap para pasiennya.

Hal tersebut juga telah dikonfirmasi oleh para orang tua korban saat pihak RS Harapan Bunda memberikan keterangan pada Jumat (15/7/2016) di lapangan parkir di samping rumah sakit tersebut. Kala itu hadir Ketua Komite Medis RS Harapan Bunda dr Seto Hanggoro SpU dan anggota Komite Medis dr Harmon SpA.

Saat itu kepada dr Seto ditanyakan soal apakah benar dr Indra--salah satu dokter anak di RS Harapan Bunda--sudah ditetapkan sebagai tersangka. dr Seto mengaku belum mendapat informasi soal itu, namun dia membenarkan bahwa dr Indra tengah diperiksa polisi.

Tak berselang lama usai jumpa pers yang berlangsung ricuh itu, kebenaran pun terkuak. Sore harinya Direktur Tipid Eksus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya mengatakan bahwa dr I telah ditetapkan jadi tersangka.

"Jadi tersangka dokter tambah satu, berinisal I dari Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur," ujar Brigjen Agung dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta. Inisial I diketahui para orang tua merujuk ke satu nama yakni, dr Indra. Tak ada dokter anak lainnya di RS tersebut yang nama depannya berinisial I. Apalagi dr Seto sebelumnya telah membenarkan bahwa dr Indra tengah diperiksa polisi.

Mendengar kabar itu, grup WhatsApp yang dibentuk para orang tua korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda pun mendadak ramai. Rata-rata mengaku terkejut dan tak percaya dr Indra jadi tersangka.

Keterangan para orang tua, dr Indra ini adalah sosok bapak yang penuh wibawa dan ramah. Tubuhnya cukup gemuk, dengan tinggi sekitar 170 cm. Ia selalu mengenakan peci saat bertugas. Sosok dr Indra dikenal sangat religius oleh para suster dan orang tua anak yang menjadi pasiennya.

Dia juga dikenal aktif memberi informasi dan wejangan untuk kesehatan bayi. Karena itulah, saat dr Indra ditetapkan sebagai tersangka, banyak yang tak percaya. Rata-rata mengaku lemas, syok, apalagi para orang tua yang anaknya selalu ditangani langsung oleh dr Indra. Ada juga yang mengaku kecewa, tak menyangka dokter yang selama ini dipercaya merawat anak-anaknya, begitu tegas memberikan vakisn palsu.

Salah satu orang tua Mariyam berujar, anaknya terlahir dengan fisik kurang sempurna di RS Harapan Bunda. Nah, selama anaknya diberi vaksin oleh dr Indra, dirinya selalu mendapatkan wejangan yang menguatkan dan memotivasi.

Beberapa orang tua lainnya mengungkap bahwa dr Indra ini kerap menyodorkan vaksin tanpa lewat rumah sakit. Kwitansi dan pembayarannya pun tertulis dan dilakukan di tempat, tanpa melalui administrasi di RS Harapan Bunda. Dia disebut bekerja sama dengan seorang suster di RS Harapan Bunda yang lebih dahulu ditetapkan jadi tersangka oleh Bareskrim.

"Terakhir vaksin cacar punya pribadi dr Indra. Bayar diam-diam sama suster Rp 1 juta, dan sekarang dia (dr Indra) jadi tersangka? Hancur sekali hati ini," kata Nunu, salah satu orang tua korban.

Soal praktik pemberian vaksin oleh dr Indra ini sebelumnya juga sudah diungkapkan orang tua korban saat ditemui Direktur Utama Rs Harapan Bunda dr Finna, Kamis (14/7) tengah malam.

"Tolong usut siapa saja yang bermain. Ada suster ada dokter yang bermain di situ. Saya enggak suudzon, tapi saya punya data yang bisa ibu pakai. Saya punya data dan runutan waktunya lengkap dari bulan Maret sampai Juni," ujar salah satu orang tua saat itu. Dia membawa data-data lengkap pemberian vaksin terhadap anaknya di RS Harapan Bunda.

"Vaksin diakui suster Irna punya dr Indra. Hanya dr Indra yang punya. Saya tahu Maret sampai Juni pediacel habis, kosong. Saya sudah cek ke beberapa rumah sakit. Lalu kemudian saya ditelepon sama oknum suster namanya Irna, bahwa ada pediacel di sini (RS Harapan Bunda). Ketika ada pediacel itu, kita otomatis ke sini dan dihadapkan dengan suster badannya besar, orangnya keriting, saya enggak tahu namanya siapa. Saya dilayani dan kagetnya saya pembayaran dengan kuitansi tertulis tidak pakai nomer," sambungnya memaparkan.

Para orang tua berharap pihak RS Harapan Bunda memberi keterangan jelas sejak kapan suster Irna dan dr Indra ini berpraktik. Polisi juga diminta mengusut tuntas siapa-siapa saja oknum-oknum lain yang terlibat. Para orang tua juga menilai manajemen rumah sakit gagal dalam melakukan fungsi pengawasan baik dalam pengawasan obat maupun para pegawainya.

Para orang tua korban berharap dr Indra atau polisi bisa memberi keterangan seperti apa keterlibatan dr Indra ini. Soalnya dr Indra juga diketahui berpraktik di beberapa rumah sakit lainnya di Jakarta.

"Saya berdoa mohon sama Allah dibukakan yang sebenar-benarnya. Jika memang dr Indra yang bersalah, harus dihukum sesuai perbuatannya. Jika dia memang hanya jadi korban juga, semoga dibuka jalan kebenarannya dan diberikan yang terbaik untuk kita semua," ujar salah seorang orang tua, Galuh.

source

makin religius, makin tega..emoticon-2 Jempol
0
9.8K
103
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.