INILAHCOM, Jakarta - Dukungan Partai Golkar, Hanura dan NasDem, dinilai bukan yang diinginkan oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 nanti.

"Itu sebabnya sekarang ini Ahok dilema memilih jalur parpol atau jalur independen," kata Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara kepad INILAHCOM, Jakarta, Selasa (5/7/2016).

Menurut dia, sebenarnya Ahok menginginkan maju melalui partai politik, yakni PDIP, bukan adanya dukungan dari parpol. Ahok akan memutuskan lewat jalur parpol kalau lewat PDIP.

Namun, Ahok enggan mengikuti keinginan PDIP, yakni datang mendaftar dalam melakukan fit and propertest. Dia malah membuat teman Ahok untuk dijadikan nilai tawar dan malam membuat PDIP tak lagi melirik Ahok. Inilah yang dinilai menjadikan Ahok gusar maju lewat parpor atau independent.

"Karena tiga parpol itu bukan sesuatu yang diinginkan Ahok yang diinginkan Ahok adalah PDIP," ujar Igor.

Dengan demikian, dia menilai, semakin mudah Ahok akan dikalahkan. Terlebih apabila PDIP melakukan koalisi dengan Gerindra. Koalisi yang dulu pernah memenangkan Jokowi-Ahok melawan Fauzi Wibowo.

"Koalisi PDIP dan Gerindra yang mampu mengalahkan Ahok. Sekali lagi kalau koalisi itu benar terjadi itu bagus," papar dia.

Terlebih apabila PDIP memboyong Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke Jakarta untuk bertarung di Pilkada DKI 2017. Maka, diyakini semakin mudah melengserkan Ahok kembali memimpin Jakarta.

Sebelumnya dikabarkan PDI-P akan memboyong Risma dari Surabaya ke Jakarta. Tujuannya untuk bertarung dalam Pilkada DKI melawan Ahok. Namun, sampai saat ini PDI-P belum mengambil sikap resmi apakah akan memboyong Risma atau tidak.

Sementara Ahok juga memutuskan secara resmi akan maju di jalur partai ataukah independen. Sementara itu, sudah ada partai Golkar, Hanura dan NasDem yang sudah memberikan dukungan ke Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta. [ind]
- See more at: http://nasional.inilah.com/read/deta...n-harapan-ahok

masa sih ahok ngarep pdip