Metrotvnews.com, Jakarta: Pasca-kerusuhan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Polda Metro Jaya mengadakan pertemuan dengan pengurus Jakmania di Polda Metro Jaya. Dalam pertemuan ini, polisi juga menjelaskan duduk perkara suporter Persija, Fahreza, yang meninggal dunia.


Polisi menegaskan Fahreza meninggal bukan kerena kekerasan anggota polisi. "Selama ada fakta hukum, kami sampaikan kami tindaklanjuti, permasalahan itu titik terang belum diketahui. Jadi jangan lagi menjudge atau memvonis ada dipukul polisi sehingga meninggal. Makanya tadi klarifikasi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (30/6/2016).


Awi menjelaskan, polisi dan unsur sipil termasuk Jakmania bersinergi. Hal tersebut diharapkan bisa memberi suasana aman kedepannya. "Ke depan terkait Fahreza ini nanti Ditreskrimum Polda Metro Jaya akan menyampaikan fakta terakhir nanti dari Humas, Persija, The Jakmania, penyidik nanti akan disampaikan fakta," lanjut Awi.


Pertemuan ini pun dihadiri oleh Ketua Umum Jakmania, Richard Achmad, dan beberapa koordinator wilayah (korwil) seluruh DKI. Dan hasilnya dianggap memuaskan untuk langkah ke depannya.


"Makanya kita tunjukkan itu. Kita hadirkan semua dari pimpinan-pimpinan The Jakmania dan Persija sampai ke Korlap dan Korwil seluruh DKI Jakarta dikumpulkan. Kita satukan persepsi, kemudian langkah apa ke depan yang dibangun bersama, sehingga sepak bola di Jakarta berjalan baik, kondusif dan ke depan kita harap Persija lebih maju. Jangan sampai kita mundur adanya kerusuhan ini," pungkas Awi.



The Jak membawa spanduk dan bendera kuning sebagai bentuk duka atas kematian Fahreza saat menyaksikan Persija melawan PS TNI di SUGBK, Jumat 10 Juni 2016. Antara Foto/Wahyu Putro A.


Pada Jumat, 13 Mei saat pertandingan Persija melawan Persela Lamongan, terjadi kekisruhan di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Fahreza meninggal dunia setelah mengalami luka-luka di bagian kepala, pinggang, dan paha. Almarhum sempat dirujuk ke beberapa rumah sakit dan meninggal dunia di Rumah Sakit Marinir Cilandak Minggu 15 Mei, sekitar pukul 08.40 WIB.


Sementara kakak Fahreza, Yatna, mengaku ikhlas dengan kepergian siswa kelas 8 itu dan tak ingin melanjutkan kasus ini lebih jauh.


Namun, keluarga mempersilakan bagi kelompok LSM dan The Jakmania mengusut tuntas kematian Fahreza. Dua saksi mata kasus kejadian, anggota Jakmania dari Bekasi dan Lenteng Agung pun siap menjadi saksi dalam mengusut tuntas kasus kematian Fahreza. Dua saksi itu, yang membawa Fahreza dari mulai tergeletak sampai dibawa ke mobil ambulans.


"Sudah ada laporan resmi, semua Jakmania siap mengawal," ujar Yatna, anggota Jakmania Korwil Ragunan.


Satu hal yang ditolak keluarga dalam pengusutan kematian Fahreza, keluarga tidak ingin makam almarhum sampai digali kembali. Alasannya, keluarga tidak tega dan biarkan almarhum tenang di sana.


Sebelumnya, kakak korban Sholeh menjelaskan kejadian berawal saat Fahreza hendak masuk stadion bersama kakaknya Suyatna alias Yatna. Kemudian Yatna melihat almarhum dianiaya oknum aparat keamanan.


Sementara, Polda Metro Jaya mengatakan penyebab tewasnya Fahreza karena kecelakaan. Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto menyatakan sebelum kecelakaan, pemuda 16 tahun itu terlibat perkelahian antarpendukung sepak bola.


"Meski terluka, Fahreza menolak dibawa ke rumah sakit karena merasa sehat. Dia pulang naik sepeda motor, kecelakaan. Data dia kecelakaan ada di RS," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto usai apel gabungan di Lapangan Brigif 17 Cijantung, Jakarta Timur, Selasa 17 Mei.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/201...dipukul-polisi

---

Kumpulan Berita Terkait PERSIJA :

- Polda Metro: Jangan Memvonis Fahreza Meninggal karena Dipukul Polisi

- Pernyataan Sikap: The Jak tak Punya Masalah dengan Polisi

- Identitas Pengeroyok Brigadir Hanafi Mulai Diketahui