Kata-kata rakus adalah hal yang pertama kali saya lontarkan kepada salah satu rekan saya.KENAPA? Ada seorang rekan saya yang sudah diterima di Perguruan Tinggi Negri ternama di Jawa Tengah melalui program SNMPTN. Kemudian masih mengikuti tes mandiri kemitraan Perguruan Tinggi Negri ternama dan ada informasi bahwa yang sangkutan MASIH mengikuti Ujian Mandiri Perguruan Tinggi Negri di Jakarta

Pada Minggu pagi hari itu, saya dan rekan saya tersebut melaksanakan tes mandiri kemitraan PTN ternama tersebut. Saat setelah kami menyelesaikan tes tersebut, saya mendengar beberapa nama siswa/siswi yang dipersilahkan untuk keluar dari ruang ujian! salah satunya rekan saya tersebut. Saya terkaget-kaget apakah rekan tersebut begitu pintar sehingga selesai lebih awal? saat yang lain BARU SAJA selesai mengerjakan tes tersebut?

Saya merasakan begitu sulit untuk menyelesaikan tes mandiri tersebut. Padahal perjuangan saya sudah setengah mati. Pagi pergi ketempat les tanpa sarapan, pulang malam hari untuk belajar tes mandiri tersebut. Sudah hal yang biasa kalau saya selalu pergi jam 9 pagi ke tempat les dan pulang jam 9 malam untuk setiap harinya.

Saya sudah les privat di rumah berulang kali dan menghabiskan jutaan rupiah! Saya sudah banyak mengerjakan soal dari buku-buku ternama tapi tetap saja saya tidak bisa mengerjakan tes tulis tersebut.

Pada tes kemitraan tersebut, Mata pelajaraan Matematika dasar saja saya hanya bisa mengerjakan 2 soal saja! Untuk Tes Potensi Akademik saya hanya mengerjakan setengah nya saja. Ya Tuhan tes ini sulit sekali.

Bagaimana hasil tes saya ini? saya hanya PASRAH kenapa yang Kuasa.
Saya Kaget sekali ketika rekan saya namanya terpanggil saat selesai ujian! LOH? kan Ia sudah di terima di PTN ternama lewat jalur SNMPTN undangan! kok Ikut tes lagi?

Bukannya saya iri atau dengki dengan rekan saya. Ia memang murid terbaik dan terpintar disekolah kami dulu. Bukannya SNMPTN itu harus di ambil dan tidak boleh melepas/menolaknya?
Mari kita berpikir sejenak. Jika SNMPTN UNDANGAN tersebut di tolak,

Maka sekolah tersebut akan di BLACKLIST

Kami dari sekolah SWASTA. Dimana yayasan, Kepala sekolah, guru-guru membuat image sekolah dari nol sampai sekarang yang sudah dikenal di Perguruan Tinggi manapun. Dan dengan mudahnya murid tersebut menolak SNMPTN UNDANGAN yang ia pilih sendiri!! Sungguh konyol dan ironis. Konyolnya karena SNMPTN UNDANGAN adalah pilihan jurusan dari murid itu sendiri tidak ada paksaan dan tidak ada tekanan dari siapapun. Dengan konyolnya ia tolak? Sungguh Ironis. Kalaupun SNMPTN UNDANGAN ini ia tolak ia tidak menghormati guru dan kepala sekolah. Dan seperti yang kita ketaui jika sekolah tersebut di blacklist maka “dosa” tersebut akan diturunkan kepada adik kelasnya. Sehingga jika adik kelasnya ingin mendaftar ke PTN yang di blacklist maka 100% akan di tolak karena “dosa” dari kakak angkatannya.

Saya juga heran kenapa ia akan melakukan demikian. Bukankah rejeki sudah di atur oleh yang Kuasa? Kok masih ngambil jatah orang? Kok aneh? Saya mengerti ia adalah anak yang pintar tapi kan ia tidak memikirkan dampaknya kepada orang lain. Misalnya orang lain ingin mendaftar suatu PTN dan ia harus berhadapan dengan orang pintar seperti rekan saya YANG NOTABENE sudah di trima di suatu PTN. Bukannya itu tidak sopan? Tidak menghormati orang lain? Bukan kah itu RAKUS SEPERTI KORUPTOR?

Saya hanya berpikir nasib orang lain seperti saya ini. Sudah setengah mati belajar susah dan ternyata kursi PTN saya di ambil orang tersebut? Ya Tuhan

Yang lebih parah lagi ia akan mengikuti UJIAN MANDIRI suatu PTN ternama di Jakarta pada tanggal 22 Juni ini

Ya Tuhan, hadirkanlah keadilan di muka bumi ini. Amiiin