Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

loveisnoteasyAvatar border
TS
loveisnoteasy
Cinta: Keranjang Sampah Yang Dirindukan
"Ok! Sekarang terserah apa maumu! Aku sudah lelah berusaha memahamimu!"

Hehehe.... Seberapa sering kita mendengar dialog semacam itu di dunia ini? Sesering helaan nafas kita? Atau sesering kita terluka oleh cinta?

Definisi cinta di jaman sekarang sungguh absurd. Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri tak pernah sepi dari kasus perceraian. Nah! Kenapa bersatu bila nantinya bercerai? Kenapa dulu bisa ucap "Aku Cinta Padamu", lantas sekarang "Brengsek Kamu!"?

Ya! Mungkin pantas bila kata cinta tak lagi menyandang predikat mulia. Begitu mudahnya saat ini manusia berkata cinta. "Love U, Beb", "Miss U, Honey", "I Can't Live Without U, Dear!" and finally easy too to say: "Fuck You!", "Bastard!!", "I Hate You!". Huft...

Kembali ke desa. Bapak dan ibu saya syahdan menikah karena dijodohkan orang tua. (Bila anak sekarang pasti sudah mencak-mencak kabur lantas histeris teriak bilang ini bukan jaman Siti Nurbaya!). Tidak pernah satu kalipun saya mendengar mereka kasak kusuk di dapur ataupun di kamar tidur saying "I Love You" tuh! Bapak orang yang sangat keras. Perkataannya adalah sabda! Entah ibu salah atau benar, entah ibu lelah atau tidak, maka dengan sendiko dawuh ibu akan menuruti kehendak bapak. Mungkin ibu saya adalah orang yang sangat memahami peribahasa Pay it Foward. Ibu membayar ketergantungan bapak dengan kesabaran. Alhasil, bapak tak pernah bisa lepas dari ibu. Sampai nasi bila tak ibu yang mengambilkan bapak tak mau. Di kantor pun bapak tak mau makan di warung, karena begitu cintanya bapak pada masakan ibu. Pernah suatu hari ibu pulang kampung dan bapak ditinggal sendiri, baru dapat sehari bapak sudah menyuruh ibu pulang dengan alasan rumah kotor lah, ini lah, itu lah... Ah! Bilang aja kangen ibu setengah mampus tapi kok ya jaim banget. Ibu kan juga perempuan yang kadang butuh romantisme. Hhhh....

Itulah ibu. Yang rela menghilangkan harga dirinya, rasa marahnya, hanya karena omelan bapak yang kadang begitu menyengat hati. Kadang aku bilang begini sama ibu: "Ah, Njenengan saget ngoten niku. Lek kulo paling pun mlayu." Dalam bahasa Indonesia: "Ah, ibu bisa kayak gitu. Kalau saya pasti sudah kabur!". Dan benar! Saya memang kabur dari suami dan menggugat cerai karena suka main kasar. Dan untunglah bapak meski seperti itu adalah lelaki yang bertanggung jawab. Tidak pernah kami sekeluarga kurang makan! Tapi kalau sudah ngomel itu lo. Telinga pasti terasa panas!

Perfection is imperfection! 

Idealisme adalah egoisme!

Love is giving, not asking for something!

Filsafat keranjang sampah, adalah rela menjadi tempat segala hempas lelah, marah, masalah, demi hal yang lebih mulia, yaitu keselamatan alam semesta. Jreng! Jreng! Jreng! Pahlawan bertopeng!

Belajar dari cinta ibu. Ibu menjadi sosok keranjang sampah mulia yang dirindukan bapak.

Tak apalah cinta kita mewujud menjadi tempat yang cukup luas untuk menampung segala keluh kesah yang tercinta. Jua seperti kata mbah Emha Ainun Najib: "Apa guna ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berlaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah? Apa gunanya kepandaian kalau tidak memperbesar kepribadian manusia sehingga ia makin sanggup memahami orang lain?"

Indahnya....

Mari kita tegakkan lagi definisi cinta!

Bukan hanya indah dan sensualnya saja!

Tapi kembali pada fitrahnya!

Yaitu mencintai dengan mampu tawakal menjadi keranjang sampah yang dirindukan!
Diubah oleh loveisnoteasy 24-06-2016 17:21
0
2.6K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.