PROFESI Mohtar, 40, hanyalah kuli panggul. Tapi itu tak menghalanginya untuk bisa “manggul” bini orang. Hanya modal lidah bukan rupiah, Mohtar berhasil mengencani Ny. Mirna, 35, berulang kali. Tapi apes kali ini. Selagi kencan eh ketahuan Salim, 37, suami Mirna. Kontan Mohtar jadi sasaran pukul.

Ikut Pilkada lewat parpol itu jauh lebih mahal ketimbang lewat jalur independen. Sebab lewat partpol, jago justru dipalak parpol yang dijadikan kendaraan politiknya. Beda lewat jalur perseorangan, asal timsesnya rajin kumpulkan KTP pendukung, bisa majulah dia ikut Pilkada. Kalau nasib bagus, jadilah dia Bupati, Walikota atau bahkan Gubernur. Kalaupun kalah tidak akan bangkrut-bangkrut amat.

Kisah Gubernur DKI Jakarta beserta “Teman Ahok”-nya ternyata menginspirasi Mohtar, warga Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tapi bukan untuk pilkada, melainkan mendekati bini orang. Sudah lama sebetulnya dia mengincar Mirna yang seksi menggiurkan itu. Tapi untuk pakai jalur resmi, jelas tak mungkin karena dia sudah bersuami. Maka jalan satu-satunya hanyalah lewat jalur independent dengan timses setan.

Namanya setan, pasti tak takut difitnah terima Rp 30 miliar dari pengembang. Sebab setan tidak doyan duit, dan dia pun tak dibebani kewajiban mengumpulkan 532.000 KTP pendukung. Kalau ada setan doyan duit, itu pastilah setan dari kelompok tuyul, yakni species setan yang menjadi agennya para pencari pesugihan.

Mirna adalah pedagang warungan di dekat pelabuhan Makasar. Mohtar sering beli rokok di warung Mirna. Dari sinilah awal-muasalnya kenal. Karena bodi dan penampilan Mirna ini sangat menjanjikan, Mohtar pun kemudian sampai pada pikiran mesum. “Selama ini saya hanya mengisap rokok jualan Mirna, kapan saya bisa “mengisap” pemilik warung itu?” kata Mohtar dalam hati.

Kebetulan ada setan dari Jakarta, yang habis ngompori kelompok anti Ahok lewat jalur audit BPK dalam kasus RS Sumber Waras. Melihat Mohtar termangu-mangu penuh ragu, dia pun lalu mendekati. Ternyata kuli panggul itu kurang pede untuk mendekati Mirna, karena statusnya yang hanya kuli panggul pelabuhan.

“Ngapain kamu bingung Bleh? Ikut petunjukku, lewat jalur independen lebih irit, nyaris tanpa modal,” kata setan. Setan lalu minta alamat rumah Mirna. Kebetulan rumah itu di huk, sehingga alamatnya bisa di jalan Delima, bisa pula di jalan Mangga. Bingung jadinya setan. Melihat sertifikat dan PBB-nya sih memang di Jalan Delima, tapi kalau BPK bilang jalan Mangga, mau bilang apa?

Singkat cerita, lewat jasa setan Mohtar bisa membutakan mata Mirna. Meski lelaki ini hanya kuli panggul, lebih bergengsi pekerjaan suami, tapi Mirna bisa terkiwir-kiwir gara-gara rayuan maut Mohtar. Tak hanya terkiwir-kiwir, bahkan diperlakukan sebagai istrinya oka-oke saja.

Lama-lama perselingkuhan Mohtar – Mirna itu tercium oleh Salim, suami Mirna. Lelaki ini berhasil menemukan kencan istrinya di rumah jalan Unjung, Bontoala, Kota Makassar. Dibantu sejumlah warga pasangan mesum itu digerebek. Salim yang emosi, tanpa tanggung-tanggung menghajar Mohtar. Dalam kondisi babak belur dia dilarikan polisi ke rumahsakit.

Lihat kelakuannya, dia memang layak diberi nama: Mohtar Nyebelin.

http://poskotanews.com/2016/06/23/bi...ul-pun-dipukul

unsur berita dan politik sudah terpenuhi