KENAPA BANYAK SARJANA PENDIDIKAN GAK MAU JADI GURU
TS
frontalbaby
KENAPA BANYAK SARJANA PENDIDIKAN GAK MAU JADI GURU
Halooo agan-sista sejagad Kaskus
Ini thread pertama ane , dijamin gak repsol karena sumbernya dari pemikiran dan hasil pengamatan ane sendiri.
HOT THREAD TANGGAL 26 JUNI 2016
Spoiler for HOT THREAD PERTAMAX ANE:
Terima kasih buat agan sista kaskuser semua
Agan-sista pasti memiliki saudara atau teman bergelar Sarjana yang lulus dari jurusan pendidikan. Sebagian dari mereka mungkin bekerja sebagai guru, tapi pasti ada juga yang bekerja di bidang selain pendidikan. Agan-sista pasti pernah bertanya kepada mereka yang bekerja di luar jalur pendidikan itu, “Kok gak ngajar?” atau “Kenapa milih kerjaan lain? Kenapa gak jadi guru aja?”
Atau mungkin agan-sista termasuk insan bergelar S.Pd. yang bekerja di luar dunia pendidikan dan sempat merasa pusing menghadapi pertanyaan-pertanyaan tadi.
Emang kenapa sih, banyak sarjana pendidikan gak mau jadi guru?
Quote:
1. Gajinya Kecil
Spoiler for Gajinya Kecil:
Guru emang pahlawan tanpa tanda jasa. Tapi, bukan berarti guru gak butuh uang. Agan-sista yang pernah ngajar sebagai guru honorer pasti tahulah berapa gaji guru honorer. Banyak lulusan S1 Pendidikan yang ingin menjadi guru PNS tapi proses melewati tahapan honorernya itu loh, horor! Horor pendapatannya Sebenarnya bisa saja mengajar di institusi pendidikan lain selain sekolah negeri. Misalnya, di bimbel, tempat kursus, atau sekolah swasta. Tapi, mengingat jumlah sarjana pendidikan banyak, persaingannya ketat, loh. Malah, kadang ada juga sarjana lulusan non-pendidikan ikut seleksi untuk menjadi staf guru di institusi-institusi tersebut. Jadi, daripada rebutan profesi guru, akhirnya agan-sista memilih profesi lain.
Quote:
2. Tidak Sesuai Passion
Spoiler for Tidak Sesuai Passion:
Mau dibayar semahal apapun, jika agan-sista bekerja pada bidang yang tidak menjadi passion kalian, pasti pekerjaan pun jadi terasa lebih berat. Begitu pula para sarjana pendidikan yang menolak menjadi guru. It’s just simply not their passion. “Lah, terus, kalo bukan passion-nya, kenapa dulu kuliah ngambil jurusan pendidikan?” Simak poin selanjutnya, gan-sist
Quote:
3. Dulu Memilih Jurusan Pendidikan Karena Terpengaruh Keluarga/Teman
Spoiler for Memilih Jurusan Pendidikan Terpengaruh Keluarga/Teman:
Entah pengaruh yang bersifat soft seperti bujukan dan rayuan disertai argumentasi, ataupun yang bersifat kasar seperti pemaksaan, pasti ada yang mengalami hal ini. Jadi, sebenarnya, ketika kelas XII SMA dulu agan-sista sudah memiliki pilihan selain jurusan pendidikan. Tapi, kemudian pihak keluarga/teman sepik-sepik atau memaksa hingga akhirnya agan-sista terjerumus masuk jurusan pendidikan.
Quote:
4. Mendapat Beasiswa di Jurusan Pendidikan
Spoiler for Mendapat Beasiswa di Jurusan Pendidikan:
Mungkin dulu agan-sista apply untuk beberapa beasiswa. Pokoknya, setiap ada info beasiswa dan bisa memenuhi persyaratannya, agan-sista langsung apply. Tapi, entah bagaimana, satu-satunya beasiswa yang agan-sista berhasil dapatkan adalah di jurusan pendidikan. Daripada mendaftar ke jurusan lain yang agan-sista impikan tapi tidak mendapat beasiswa, akhirnya jurusan pendidikan pun dihajar saja, meskipun tidak yakin akan menyukai bidang tersebut. Akibatnya, ketika lulus dan memasuki dunia kerja, agan-sista akan memilih profesi di luar bidang pendidikan.
Quote:
5. Tidak Menyukai Lingkungan ‘Pendidikan’
Spoiler for Tidak Menyukai Lingkungan 'Pendidikan':
Mungkin sebenarnya menjadi guru adalah cita-cita agan-sista sejak dulu hingga akhirnya memilih jurusan pendidikan. Namun, ketika menjalani praktek kerja/magang, agan-sista mendapati kenyataan bahwa dunia pendidikan tidak seindah yang orang-orang kira. Banyak kecurangan, pelanggaran aturan, ketidakadilan terjadi di sekolah tempat agan-sista magang. Pokoknya agan-sista mengetahui semua borok dunia pendidikan yang menjijikkan. Akibatnya, agan-sista memutuskan untuk tidak bekerja di lingkungan pendidikan setelah lulus kuliah.
Quote:
6. Tidak Suka Anak Kecil
Spoiler for Tidak Suka Anak Kecil:
Nah, ini biasanya dialami agan-agan. Sista-sista juga ada sih, tapi lebih sedikit jumlahnya Mungkin sebenarnya agan-agan menyukai dunia pendidikan, tapi ketika harus menghadapi siswa-siswa SD, badai pun datang. Namanya juga anak kecil. Ada masalah kecil dengan temannya atau jatuh terpeleset, langsung nangis meraung-raung dengan nada falset yang lebih melengking dari Adam Levine. Bikin kuping agan serasa dijejelin buah duren Diberi tugas kelompok, malah bermain sekelompok Yah, pokoknya anak kecil memang kadang bertingkah luar biasa, perlu kesabaran ekstra untuk menghadapinya. Akhirnya, daripada harus berhadapan dengan monster-monster kecil itu, agan-sista pun lebih memilih pekerjaan lain yang ‘aman’.
Quote:
7.Terlalu ‘Bandel’ untuk Menjadi Guru
Spoiler for Terlalu 'Bandel' untuk Menjadi Guru:
Agan-sista merasa bahwa kepribadian kalian terlalu rebel untuk menjadi seorang guru Padahal, seorang guru selalu dituntut untuk bisa menjadi panutan bagi siswa-siswanya. Melihat banyaknya peraturan yang harus ditaati, rasanya jadi enggan berkecimpung di dunia pendidikan. Tidak boleh berambut gondrong, tidak boleh memakai pakaian seksi (emangnya guru versi JAV ), tidak boleh memakai kuteks warna-warni, tidak boleh mengecat rambut, dan seabrek peraturan lainnya. Daripada agan-sista terpaksa menjadi pribadi yang fake, akhirnya memilih profesi selain guru saja.
Quote:
8. Kurang Menantang
Spoiler for Kurang Menantang:
Bagi agan-sista yang menyukai tantangan dan kejutan, profesi sebagai guru mungkin kurang menantang. Bukan berarti menjadi guru itu pekerjaan mudah loh ya. Hanya saja, pekerjaan di bidang pendidikan itu mungkin cenderung terasa ‘aman’. Agan-sista sudah tahu pola pekerjaannya akan seperti apa, gajinya berapa, apa yang dihadapi, masalah apa yang kira-kira muncul dan bagaimana solusinya.
Banyak sarjana pendidikan memilih bekerja di luar bidang pendidikan karena lebih menantang; misalnya karena pola pekerjaannya tidak mudah ditebak, tantangannya berganti-ganti, persaingannya lebih ketat, lokasi pekerjaannya berpindah-pindah, atau jabatannya bisa berganti sesuai perkembangan karir. Bagi agan-sista yang mudah bosan, pekerjaan demikian lebih menyenangkan daripada profesi guru.
Quote:
9. Terlanjur Mendapat Pekerjaan di Bidang Lain
Spoiler for Terlanjur Mendapat Pekerjaan di Bidang Lain:
Di dalam hati, agan-sista mungkin bercita-cita menjadi guru. Tapi, ketika baru lulus dan mencoba melamar ke sana-sini, rupanya agan-sista diterima di sebuah perusahaan yang sama sekali tidak berurusan dengan pendidikan. Didukung lingkungan kerja yang nyaman dan gaji yang besar, jadilah agan-sista melupakan profesi guru yang dulu sempat dicita-citakan.
Nah, begitulah kira-kira alasan para sarjana pendidikan menolak menjadi guru berdasarkan versi ane. Buat agan-sista yang bergelar S.Pd tapi tidak menjadi guru, bener gak tuh? Kalo ada alasan yang kurang, silakan tambahkan di komen. Nanti ane gusur ke sini komennya
Segitu dulu aja ya thread-nya Terima kasih buat agan & sista yang udah menyempatkan baca, rate, dan komen thread ane. Buat yang mau sedekah cendol juga, ane menerima kok.
See you on my next thread..
UPDATED
Tambahan dari agan
Quote:
Karena jurusan Pendidikan itu emang biasanya termasuk yang biayanya ringan dibanding jurusan-jurusan lain.. dan karena dulunya berharap lulus dari universitas negeri jurusan pendidikan bisa mudah diterima bekerja sebagai guru PNS.. kenyataannyaaa ternyata mengecewakan..
Quote:
Original Posted By jawamotorsport►Satu lagi gan....
Kuliah di unversitas negeri bekas IKIP itu biayanya lebih murah daripada kuliah di universitas negeri yang umum.
Iya bener gan, jadi guru itu ya harus PNS kalo gak PNS ya gak usah jadi guru deh, dan proses untuk jadi PNS itu ya banyak saingan, nyogok sana-sini. Yaudah cari kerjaan lain aja yg gajinya lebih manusiawi bisa buat makan sebulan.
Dan sayangnya lulusan dari universitas negeri bekas IKIP dengan gelar S.Pd. meskipun itu lulusan teknik tidak bisa diterima kerja di BUMN sekelas Pertamina, PLN, Telkom, Pelindo dll. Karena BUMN lebih memilih gelar S.T. gan meskipun sesama lulusan teknik tapi gelar S.Pd tidak diakui. Tapi kalo misal mau masuk kerja di perusahaan swasta bisa, temen2 ane banyak yang kerja di perusahaan swasta daripada ngajar, alasan utamanya ya faktor gaji sama kayak ane gaji yg ane dapat di perusahaan swasta sebulan + lemburan jauh lebih manusiawi daripada ane jadi guru. Ane ini lulusan teknik mesin dari universitas negeri yg gelarnya S.Pd.
Ane juga sempet mikir, ngapain coba universitas negeri bekas IKIP ini keluarin gelar sarjana pendidikan yg jika lulusannya tidak semua jadi guru? Padahal dulu ane sempet mengira kalo setelah ane lulus kuliah gelar S.Pd. ini ane bakalan berpeluang besar buat jadi PNS, dalam bayangan ane lulus kuliah langsung jadi guru PNS dan ditempatin dimana saja gitu, ternyata itu cuma mimpi aja.... Toh temen2 seangkatan ane yg bersedia dikirim ke pelosok indonesia sampai sekarang belum juga jadi PNS, alias masih honorer, padahal ane lulus wisuda dari tahun 2011 lho... Untungnya ane gak ikutin jejak temen2 ane yg jd honorer dan ane lebih pilih kerja di perusahaan swasta, coba kalo misal ane sampai sekarang jadi guru honorer di pelosok indonesia dg gaji kecil yg gak manusiawi ya selain rugi umur dan buang2 waktu, ane gak bisa kesampaian beli mobil dan rumah di usia muda dong.... Selain itu, ane gak bisa dapet istri cantik dong... Susah lah jaman sekarang cari istri cantik yg bisa nerima gaji guru honorer yg kecil...
Sekali lagi buat ane, jadi guru itu ya harus PNS kalo gak bisa jadi PNS ya gak usah jadi guru aja deh...
Diubah oleh frontalbaby 26-06-2016 20:23
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
195.4K
Kutip
873
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!