Kaskus

News

zitizen4rAvatar border
TS
zitizen4r
Jakarta bisa seperti Singapura bila AHOK jadi Gubernur lagi: Makmurnya atau Etnisnya?
JAKARTA BISA SEPERTI SINGAPURA BILA AHOK JADI GUBERNUR LAGI
MINGGU, 17 JANUARI 2016 , 04:18:00 WIB

RMOL. Jakarta berpotensi bisa berkembang dan maju seperti Singapura. Lingkungan kota di Singpura sangat cantik, tertata denggan baik dan aman. Jalanan tidak macet, serta pedestriannya bagus dan fungsional.

Menurut Gurubesar ilmu politik Nazaruddin Sjamsudin, Singpura bisa seperti itu karena hukum benar-benar ditegakkan. Kalau ada warga dan pendatang berani melanggar hukum, minimal akan kena denda.

"Karena itu org sering memplesetkan julukan Singpaura a fine city, kota cantik menjadi kota denda. Ancaman denda yang mahal ada di mana-mana," ungkap Nazaruddin.

Hukum di Singapura sangat ketat. Orang Indonesia yang datang ke Singapura pun menjadi sangat taat hukum. Di Singapura, hukum memang tak pandang bulu.

"Dulu pernah ada bocah AS mencoret-coret mobil oran di parkiran, dia kena ancaman hukuman cambuk. Kedubes AS protes keras lantaran warganya itu belum dewasa. Pemerintah Singapura cuek saja. Sang anak tetap dicambuk," kata Nazaruddin.

Nazaruddin, melalui akun twitter-nya pagi ini (Minggu, 17/1) pun percaya, Jakarta bisa seperti Singpaura bila Basuki Tjahja Purnama kembali terpilih lagi dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 mendatang.

"Saya perkirakan, nanti Jakerta akan diperindah. Daerah kumuh akan dihapus, di sana nanti akan dibangun high rising apartments. Mobil dan bis tidak boleh lagi parkir di trotoar seperti sekarang. Tukang jualan dan bangunan-bangunan yang tidak pantas ada di sana akan digusur," ungkap Nazaruddin
http://www.rmol.co/read/2016/01/17/2...Gubernur-Lagi-


Quote:



Jaya Suprana : Arogansi Ahok Meresahkan Seluruh Etnis Tionghoa di Indonesia
Minggu, 23 Agustus 2015

Jakarta bisa seperti Singapura bila AHOK jadi Gubernur lagi: Makmurnya atau Etnisnya?
Jaya Suprana

Tokoh keturunan Tionghoa Nasrani bernama Phoa Kok Tjiang atau yang biasa dikenal dengan Jaya Suprana pernah menuliskan surat terbuka yang ditujukan kepada Zhōng Wànxué alias Ahok. Surat ini sengaja ditulis oleh Jaya Suprana sebagai bentuk kegelisahan dirinya melihat arogansi Ahok.

Jaya Suprana juga mengingatkan kepada Ahok bahwa banyak sekali warga keturunan Etnis Tionghoa yang mengalami ketakutan akibat prilaku kasar dan tidak sopan Ahok dalam bertutur.

“Cendekiawan, rohaniwan, akademikus bukan politikus yang semula mendukung Anda kini mulai meragukan dukungan mereka terhadap Anda” tulis Jaya Suprana dalam salah satu paragraf di surat terbukanya.

Kerusuhan etnis yang pernah terjadi juga menjadi perhatian Jaya Suprana yang ditulis dalam surat terbukanya. Jaya Suprana menuliskan bahwa kerusuhan yang menimpa etnis Tionghoa banyak disebabkan karena beberapa insan keturunan Tionghoa bersikap dan berperilaku layak dibenci maka beberapa titik nila merusak susu sebelanga.

Berikut ini surat terbuka Jaya Suprana yang ditujukan kepada Ahok, sebagaimana dimuat Sinar Harapan edisi Rabu, 25 Maret 2015.

SURAT TERBUKA JAYA SUPRANA KEPADA AHOK

Bapak Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang terhormat.

Saya sangat menghormati, menghargai, dan mengagumi semangat perjuangan Anda dalam membasmi korupsi dari persada Nusantara tercinta ini. Bagi saya, Anda memang layak tokoh pembasmi korupsi Indonesia yang paling konsekuen dan konsisten. Anda layak dielu-elukan sebagai jawara, pendekar, cowboy, bahkan superhero pembasmi korupsi seperti yang tampil di berbagai meme yang mengelu-elukan semangat perjuangan Ahok membasmi korupsi.

Sebagai sesama warga Indonesia keturunan Tionghoa dan umat Nasrani, saya juga sangat bangga atas semangat perjuangan Anda membasmi korupsi. Namun, akhir-akhir ini terasa bahwa lambat tetapi pasti timbul rasa kebencian masyarakat terhadap kata-kata dan kalimat-kalimat Anda yang dianggap tidak sopan dan tidak santun sehingga tidak layak saya tulis di surat permohonan terbuka di Sinar Harapan yang tersohor sopan dan santun dalam pemberitaan ini.

Bahkan, teman-teman saya yang cendekiawan, rohaniwan, akademikus bukan politikus yang semula mendukung Anda kini mulai meragukan dukungan mereka terhadap Anda. Apalagi mereka yang sejak semula tidak mendukung kini malah mulai membenci Anda. Saya tahu, Anda seorang pemberani, apalagi sudah disemangati oleh mereka yang muak korupsi, tetapi tidak mau atau tidak mampu turun tangan sendiri, pasti sama sekali tidak takut menghadapi dampak ucapan kata-kata Anda. Namun, saya yang pengecut ini yang takut dan saya yakin saya tidak sendirian dalam ketakutan.

Bukan rahasia lagi, bahkan fakta sejarah, bahwa telah berulang kali terjadi malapetaka huru-hara rasialis di persada Nusantara. Akibat memang beberapa insan keturunan Tionghoa bersikap dan berperilaku layak dibenci maka beberapa titik nila merusak susu sebelanga. Akibat beberapa insan keturunan Tionghoa bersikap dan berperilaku layak dibenci maka seluruh warga keturunan Tionghoa di Indonesia dipukul-rata untuk dianggap layak dibenci.

Cukup banyak warga keturunan Tionghoa jatuh sebagai korban nyawa termasuk ayah kandung dan beberapa sanak-keluarga saya sendiri di masa kemelut tragedi G-30-S. Nyawa saya pribadi memang selamat, namun sekolah saya dibakar dan ditutup hanya akibat digolongkan sebagai sekolah kaum keturunan Tionghoa, padahal saya pribadi tidak pernah setuju komunisme.

Ketika huru-hara rasialis 1980-an di Semarang, kantor saya dilempari batu. Mobil saya dibakar dan rumah saya nyaris dibumi-hanguskan para huruharawan apabila tidak diselamatkan oleh TNI, kepolisian, dan tetangga saya yang justru bukan keturunan Tionghoa.

Saya kira, Anda juga sadar bahwa kini memang tidak ada lagi penindasan terhadap kaum keturunan Tionghoa, namun jangan lupa bahwa suasana indah ini hanya bisa terjadi berkat perjuangan almarhum Gus Dur, yang dilanjutkan Megawati, SBY, dan kini Jokowi yang secara politis dan hukum melarang diskriminasi terhadap kaum keturunan China yang berdasar Keppres SBY 2014 disebut Tionghoa.

Pada kenyataan sebenarnya kebencian terhadap kaum Tionghoa di Indonesia belum lenyap. Kebencian masih hadir sebagai api dalam sekam yang setiap saat rawan membara, bahkan meledak menjadi huru-hara apabila ada alasan. Tidak kurang dari Imam Besar FPI, Habib Rieziq, menyatakan kepada saya pribadi bahwa beliau menghargai semangat Anda membasmi korupsi, namun yang tidak disukai pada diri Anda hanyalah kata-kata tidak sopan saja.

Bukan sesuatu yang mustahil bahwa kata-kata tidak sopan Anda menyulut sumbu kebencian sehingga meledak menjadi tragedi huru-hara yang tentu saja tidak ada yang mengharapkannya. Maka dengan penuh kerendahan hati, saya memberanikan diri untuk memohon Anda berkenan lebih menahan diri dalam mengucapkan kata-kata yang mungkin apalagi pasti menyinggung perasaan bangsa Indonesia. Terima kasih dari seorang warga Indonesia yang tidak sepemberani Anda.

http://islamedia.id/jaya-suprana-aro...-di-indonesia/


Ahok: Saya orang Indonesia, bukan China
Minggu, 29 September 2013 09:01

Jakarta bisa seperti Singapura bila AHOK jadi Gubernur lagi: Makmurnya atau Etnisnya?
Basuki Tjahaja Purnama

Merdeka.com - Bukan Wagub Basuki Tjahaja Purnama kalau tak bikin sensasi. Ahok yang memlesetkan namanya sendiri dengan 'Aku Harapan Orang Kecil' tersebut menilai Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli merupakan hasil lelang jabatan yang transparan dan profesional.

"Bahkan titipan parpol maupun pejabat kami coret, karena saya dengan pak Gubernur lebih mengedepankan aspek professional dan kemampuan. Kalau titipan berarti sama saja dia tidak pede jadi lurah atau camat, makanya dicoret," tegas Ahok di ajang IDEAFEST, Sabtu (28/9).

Menurut Ahok, dia hanya berusaha mentaati konstitusi, dan mengayomi semua warganya dari berbagai suku dan agama karena pejabat publik harus jadi model soal keyakinan ini.

"Saya percaya 100 persen ayat suci, tapi tidak mutlak 100 persen menjalaninya. Kalau konstitusi harus dijalankan, sedangkan konstitusi adalah kumpulan dari semua iman. Kalau ada orang yang memaksakan kehendaknya, itu melanggar konstitusi," tuturnya.

Pertanyaan menggelitik dilontarkan Andi F. Noya kepada Ahok di ajang IDEAFEST. Apakah anda China? tanya Andy kepada Ahok yang langsung dijawabnya bahwa dia bukanlah China, hanya keturunan China.

"Kalau China ada di Tiongkok sana, sedangkan saya orang Indonesia," tegasnya.

Ahok mengungkapkan proses seleksi dan promosi atau lelang lurah itu merupakan hasil diskusinya dengan sejumlah professor.

"Ngurus Jakarta sebenarnya lebih mudah daripada Belitung, karena disini banyak orang pintar, banyak profesor doctor, sedangkan di Belitung sangat jarang, bahkan hampir tidak ada," katanya.

Pada dasarnya sebagian besar orang Jakarta itu tahu permasalahan di kota ini dan juga tahu cara pemecahannya, hanya aksinya saja yang belum ada. "Karena disini banyak yang kena senggol kalau kita terlalu berani, ada nyenggol aparat, pengusaha, birokrat, konglomerat, dan lainnya," katanya.
http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-...kan-china.html

-----------------------------

Selagi Amerika Serikat aja sudah berani menganggkat Presidennya dari kalangan kulit hitam, sampai 2 kali betuut-turut ... kenapa kita tak berani meniru mereka sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di Dunia saat ini? Sekali-kali juga punya Presiden non-muslim dan chinese gitu misalnya? jadi bukan sekedar gubernur dan menteri aja!


emoticon-Angkat Beer
Diubah oleh zitizen4r 16-01-2016 23:24
0
5K
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
683.7KThread50.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.