ISFAHAN - Perilaku tidak bermoral di kalangan perempuan Iran disebut seorang ulama senior sebagai penyebab air sungai mengering. Komentar tersebut disampaikan Seyyed Youssef Tabatabi-nejad saat memimpin Salat Jumat di Isfahan, Iran pada 10 Juni 2016.

Seyyed Youssef mendorong polisi moral Iran untuk tidak segan-segan menindak tegas penutup rambut atau kerudung yang tidak pantas. Gaya berpakaian yang tidak pantas itu disebutnya memiliki pengaruh terhadap lingkungan di Iran.

“Saya menerima foto-foto sejumlah perempuan yang berdiri di dekat Sungai Zayendeh-rud diambil gambarnya seperti mereka sedang di Eropa. Perilaku itu menyebabkan sungainya semakin mengering,” ucapnya seperti dilaporkan agen berita ISNA yang dikutip Independent, Minggu (12/6/2016).

“Saya meminta Menteri Komunikasi untuk menekan jaringan ketidaksopanan ini. Jika tidak bisa, maka Anda sudah gagal dalam tugas. Kepolisian dapat menggunakan pasukan Hizbullah dalam melakukan operasi mereka untuk menyingkirkan perilaku buruk itu,” sambungnya.

Komentar tersebut dilontarkan menyusul peningkatan jumlah polisi moral di Iran tetapi gagal untuk menumpas perempuan yang tidak memakai kerudung atau jilbabnya dengan benar. Mereka juga senang melakukan tindakan-tindakan yang dianggap tidak Islami atau sesuai Syariat Islam oleh otoritas setempat.

Dewan Nasional Perlawanan Iran mengkritik pernyataan Imam Seyyed Youssef itu. Anggota Komite Luar Negeri Dewan Nasional, Afchine Alavi, menyebut komentar tersebut adalah cerminan mindset rezim teokratik yang berkuasa di Iran dan tidak jauh berbeda dengan budaya yang disebarkan ISIS.

“Pemikiran yang sangat berlandaskan misoginis. Rezim ini setiap hari meningkatkan isolasi dengan metode yang lebih brutal dari penindasan,” tegas Alavi.