Satelit LAPAN A3/LAPAN IPB buatan putra putri Indonesia siap mengorbit ..

Beranda

...

The Lounge
Satelit LAPAN A3/LAPAN IPB buatan putra putri Indonesia siap mengorbit ..

theshiro

20-06-2016 17:50

Satelit LAPAN A3/LAPAN IPB buatan putra putri Indonesia siap mengorbit ..

Mumpung bulan Ramadhan, dari pada ngejunk mending posting hal hal yang berbau kebaikan dan prestasi. Harapannya semoga menyadarkan diri kita sebagai anak bangsa, bahwasannya kita itu bangsa yang hebat yang gak kalah sama bangsa dan negara lain. Sudah saatnya kita tidak lagi menganggap bangsa kita inferior dibanding negara lain.
Ok langsung aja gan, ini hal yang luar biasa gan. Ternyata putra putri Indonesia saat ini telah mampu merancang dan membuat satelit sendiri gan. Dan gak tanggung tanggung gan, jumlahnya sudah 3 buah satelit. 2 diantaranya sudah mengorbit yaitu LAPAN A1/LAPAN TUBSAT, dan yang kedua, yang baru saja meluncur kemaren tanggal 28 September 2015, satelit LAPAN A2/LAPAN-ORARI. Nah yang heboh sekarang ini, besok pada hari Rabu tanggal 22 Juni 2016 jam 10.55 WIB satelit generasi ketiga yang bertajuk satelit LAPAN A3/LAPAN IPB akan diluncurkan dengan menggunakan roket PSLV C34 milik India dari pusat antariksa Satish Dhawan Space Center SHAR, Sriharikota India.

Posternya gan.

Yuk sekarang kita lihat kayak gimana sih satelitnya ..
Satelit LAPAN A3 ini ternyata masih tergolong satelit mikro dengan dimensi 50 cm x 57.4 cm x 42.4 cm ( Jadi agan bisa bayangin sendiri kan segimana besar ukurannya ). Tapi meskipun kecil, ternyata satelit ini mengemban banyak misi, antara lain :

Observasi bumi dengan 4 band imager multi spektral untuk klasifikasi penggunaan lahan dan observas lingkungan
Pemantauan maritim dengan menggunakan AIS
Pengukuran medan magnet bumi untuk tujuan ilmiah

Menurut ane ini luar biasa gan, untuk ukuran satelit yang ukurannya tidak lebih gede dari kulkas tapi memiliki misi yang cukup banyak. Untuk dapat mengakomodir keseluruhan misi satelit ini dibekali dengan beberapa sensor antara lain Multi spektral imager, AIS , Digital Space Camera, dan Magnetometer.

Spoiler for Ini gan gambar satelitnya:

Spoiler for Foto real satelitnya gan ..:

Spoiler for Ini gan spesifikasinya ..:

Bicara satelit tentu bicara orbit ...
Satelit LAPAN A3 ini direncanakan akan memiliki orbit Polar Sun-synchronous circular orbit, dengan ketinggian = 637 km, inklinasi = 97.71º, period = 97.44 minutes. Kira kira gini maksudnya gan, Orbit polar adalah orbit satelit yang memiliki inklinasi 90º atau mendekati, jadi dengan memakai orbit ini satelit akan bergerak mengelilingi bumi dari kutub ke kutub, baik itu dari utara ke selatan ataupun sebaliknya. CMIIW.
Sedangkan maksud sun-synchronous adalah orbit satelit yang mensinkronkan pergerakan satelit dalam orbit, presisi bidang orbit, dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Untuk itu, karena Bumi berevolusi mengelilingi matahari, maka orbit satelit juga harus berpresesi terhadap sumbu rotasi bumi, sebesar 3600/tahun.Orbit sun-synchronous umum digunakan oleh sistem satelit inderaja dan satelit cuaca.

Spoiler for Kira kira ini ilustrasinya :

Dengan karakteristik orbit semacam ini maka satelit akan melintasi kita 2 kali ( siang dan malam ) dalam satu hari, dan rata rata waktu kontaknya adalah berkisar 11 menit.

Beneran gak sih ini orang Indonesia yang bikin ..
Dikutip dari kompas.com, "menurut Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, desain, perancangan, produksi, dan pengujian Lapan A3/IPB dilakukan ahli Indonesia dengan fasilitas di Indonesia. Produksi satelit memakai fasilitas Lapan dan pengujian dengan fasilitas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia." Jadi bener gan ini satelit buatan asli putra putri Indonesia. Satelit ini dibuat di salah satu satker LAPAN yaitu Pusat Teknologi Satelit yang berlokasi di Rancabungur Kab. Bogor.

Foto Kantor Pusteksat LAPAN, dari streetview

Foto Satelit bareng engineernya

Spoiler for Ini gan foto si satelit bareng sama engineer nya ..:

Spoiler for Foto satelit bareng engineernya saat di Satelit mau dipasang di roket:

Sekarang kita ngomongin roket peluncurnya gan ..
Berhubung negara kita belum bisa bikin roket peluncur satelit sendiri gan, jadinya kita ngebonceng nih sama roket India dengan muatan utamanya satelit CartoSat milik India. Kita ngebonceng gak sendirian gan, ada beberapa satelit lain yang ikut ngebonceng bareng buat berangkat menuju orbit. Diantaranya adalah Sathyabamasat(India), Swayam (India), M3MSat (Canada), GHGSat-D (Canada), Biros (Jerman), SkySat Gen2-1 (Amerika), dan Dove (Amerika). Ini beberapa gambaran profil dari roketnya gan.

Spoiler for Profil roketnya gan ..:

Spoiler for yang ngebonceng:

Spoiler for penempatan A3 di roket n jadwal separasi :

Spoiler for LAPAN A3 nongkrong dibalik keranjang:

Kita kupas lebih jauh misi satelitnya gan.
Ane coba kumpulin penjelasan yang ada di internet tentang misi satelit LAPAN A3 ini gan, semoga menambah wawasan kita.
1. Observasi bumi dengan menggunakan multi spektral imager

Spoiler for Ini spec kamera imager yang dipake gan:

MSI is a pushbroom 4-band imager for land use classification and environmental observations with the following features and capabilities:
- 300 mm lens
- 8002 x 4 pixel array
- 12 bit digitization
- Landsat filter for the bands: 0.45-0.52 µm (blue); 0.52-0.60 µm (green): 0.63-0.69 µm (red); 0.76-0.90 µm (NIR)
- Ground resolution = 19 m
- Swath width = 100 km

Kegiatan observasi bumi dengan menggunakan kamera yang ditempatkan di satelit dapat dimasukkan ke dalam kelompok kegiatan penginderaan jauh. Dalam penginderaan jauh, data atau hasil observasi yang didapat disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau.
sumber. Kalo dilihat dari sensornya/kameranya maka output dari satelit ini adalah citra multispektral. Apa itu? Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispectral umumnya dibuat dengan saluran sempit. Dengan menggunakan sensor multispektral, maka kenampakan yang diindera akan menghasilkan citra dengan berbagai saluran. Citra dengan saluran yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kenampakan-kenampakan tertentu, karena saluran-saluran tersebut memiliki kepekaan terhadap suatu kenampakan.sumber. Citra semacam ini sama seperti yang dihasilkan satelit lain seperti Landsat, Quickbird, IKONOS, dll.

Contoh citra multispektral dari Landsat

Penginderaan jauh ini banyak sekali manfaatnya, pada sateltit LAPAN A3 penggunaan multispektral imager difokuskan untuk pemantauan lahan pertanian untuk ketahanan pangan. Namun demikian masih banyak manfaat lain dari penginderaan jauh, buat yang penasaran bisa buka linkini.

2. Pemantauan maritim dengan menggunakan AIS
3. Penelitian medan magnet bumi

Ini beberapa ulasan media gan ...

Spoiler for Kata Kepala Pusteksat tentang LAPAN A3:

Spoiler for Detik Com:

Satelit LAPAN dan Kemandirian Teknologi Antariksa Indonesia
Jakarta - Peluncuran satelit buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tak sekedar mengejar manfaatnya di berbagai bidang. LAPAN-A3 yang dijadwalkan meluncur 22 Juni 2016, juga satelit LAPAN lainnya, adalah upaya meretas jalan mewujudkan kemandirian teknologi antariksa.

Rabu (22/6/2016) akan menjadi penantian LAPAN dalam mengukir kembali sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang satelit. LAPAN bersiap meluncurkan Satelit LAPAN-A3 (disebut juga LAPAN-A3/IPB) dari Pusat Antariksa Satihs Dhawan, Sriharikota, India, pada pukul 10.55 waktu setempat.

Satelit karya anak bangsa yang dikembangkan di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Rancabungur, Bogor ini membawa misi penginderaan jauh eksperimental untuk memantau lahan pertanian, maritim dan pemantauan medan magnet Bumi untuk penelitian.

"Satelit Lapan-A3 akan mengorbit secara polar dengan jangkauan ketinggian sekitar 500 km. Satelit ini mengelilingi bumi sebanyak 14 kali dan melintasi Indonesia 4 kali setiap harinya. Ini bekerjasama dengan IPB nanti IPB akan mengekstrak informasi pertanian," terang Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, Senin (20/6/2016).

Satelit LAPAN-A3 diluncurkan dengan menumpang Roket PSLV-C34 milik India. Peluncurannya menumpang misi utama peluncuran Cartosat (India), serta dua satelit buatan perguruan tinggi di India, yaitu Sathyabamasat dan Swayam.

Disebutkan Thomas, total ada 20 satelit. Tak hanya Indonesia, beberapa negara juga ikut serta dalam misi peluncuran tersebut dengan cara piggyback (menumpang roket). Mereka adalah Amerika Serikat (SkySat Gen2-1 dan Dove Satellites), Jerman (BIROS) dan Kanada (GHGSat-D dan M3Msat).

"Saat ini ada 14 satelit atas nama Indonesia. Enam masih aktif, yaitu 3 satelit komunikasi: Telkom 1, Telkom 2, Palapa D. Ditambah 1 BRISat yang sedang menuju slot orbit. Dan 2 satelit milik LAPAN: LAPAN A1 dan A2. Selebihnya 8 satelit sudah menjadi sampah antariksa," rinci Thomas.

Pentingnya Satelit

Teknologi informasi dan teknologi antariksa tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia modern. Bukan hanya dalam skala besar negara dan korporasi, tetapi juga dalam skala mikro individual.

Mengerucut pada bidang antariksa, menurut Thomas, teknologi antariksa bukan lagi kebutuhan negara-negara maju. Semua negara membutuhkannya untuk berbagai sektor kehidupan.

"Telekomunikasi dan media massa saat ini sangat bergantung pada teknologi satelit. Sektor perekonomian juga sangat dipermudah dengan berbagai fasilitas komunikasi data yang mengandalkan satelit," kata Thomas.

Dia memberikan contoh di bidang pertanian. Data satelit sangat dibutuhkan untuk memperkirakan iklim dan fase pertumbuhan tanaman untuk pemantauan skala nasional.

Sektor kehutanan misalnya. Tidak bisa lagi mengandalkan pemantauan konvensional. Saat ini sudah sangat bergantung pada satelit penginderaan jauh. Demikian pula di sektor kemaritiman. Untuk Indonesia yang sebagian besar wilayahnya berupa laut, mutlak memerlukan satelit.

"Untuk skala mikro individu, manusia modern sangat bergantung pada gadget yang secara operasional tidak bisa optimal tanpa penggunaan satelit," sebut pria berkacamata ini.

Indonesia sejak 1976 menjadi negara pengguna satelit komunikasi, ketiga setelah Amerika Serikat dan Kanada. Sejak 1980-an pula Indonesia memanfaatkan data-data penginderaan jauh dari satelit internasional.

"Indonesia sudah lama menjadi negara yang bergantung pada teknologi antariksa. LAPAN yang lahir pada 1963, mempunyai misi untuk membangun kemandirian teknologi antariksa, juga teknologi yang terkait dengannya teknologi aeronotika atau penerbangan," jelas Thomas.

Pengecekan satelit LAPAN-A2 (Mulya Nur Bilkis/detikcom)

Meretas Jalan Menuju Kemandirian

Dengan segala tantangannya, jalan menuju kemandirian teknologi antariksa mungkin masih panjang. Namun hal ini membakar semangat LAPAN mengejar ketertinggalan. Sejumlah pencapaian LAPAN beberapa tahun terakhir, menyumbang optimisme besar untuk dunia antariksa nasional.

Upaya kemandirian di bidang satelit secara bertahap telah dilakukan LAPAN dengan memulai membuat Satelit LAPAN-A1 (disebut juga LAPAN-TUBSAT) diikuti peluncurannya di 2007. Selanjutnya, menyusul Satelit LAPAN-A2 (LAPAN-ORARI) yang berhasil mengorbit tahun 2015.

Hasil karya teknologi anak bangsa ini telah memberikan manfaat di berbagai bidang. Di antaranya pemantauan permukaan bumi untuk pemetaan lahan dan wilayah, kegiatan tanggap darurat kebencanaan seperti gunung meletus, tanah longsor, dan banjir, serta pemantauan wilayah kepulauan Indonesia dan pergerakan kapal di wilayah perairan Indonesia.

"Pengembangan satelit murni dibuat di fasilitas LAPAN (sejak LAPAN-A2), walau untuk peluncurannya masih menggunakan roket India," kata Thomas.

LAPAN tak berdiam diri. Cita-cita untuk mempunyai roket peluncur satelit dikejar secara bertahap melalui pengembangan roket sonda, roket penelitian atmosfer. Dalam pengejaran itu pun memang tak mudah, namun bukan alasan untuk tidak melakukan apa-apa.

"Fungsi ganda roket, untuk keperluan sipil dan militer, menjadi kendala dalam membangun kemampuan teknologi roket. Sungguh tidak mudah untuk menyekolahkan para peneliti untuk mendapatkan pendidikan lanjut bidang roket," Thomas menyebut sejumlah kendala.

Tantangan lain adalah soal bahan baku. Untuk mendapatkan bahan baku tabung, nozel, dan bahan bakar roket (propelant) yang berkualitas tinggi sangat sulit.

"Capaian saat ini roket berdiameter 120 mm dan 220 mm dianggap telah mempunyai kinerja yang semakin baik. Roket berdiameter 320 mm dan 450 mm telah diujiterbangkan, sementara roket berdiamater 550 mm masih uji statik. Kestabilan trayektori roket juga terus ditingkatkan," terangnya.

Sejumlah pencapaian LAPAN memperlihatkan keseriusan lembaga ini mengebut proyek pembangunan dunia antariksa nasional. Pencapaian ini akan membuka jalan kepada pencapaian lain di depan sana, yang akan mengantar pada kemandirian teknologi antariksa nasional.

"Dengan segala keterbatasan jumlah SDM dan anggaran, LAPAN bertekad menjadi pusat unggulan secara bertahap. LAPAN mempunyai slogan sebagai ungkapan visi, "LAPAN unggul untuk Indonesia maju, LAPAN melayani untuk Indonesia mandiri," tutupnya. (rns/ash)

Penutup Gan ..
Ternyata orang kita gak kalah hebat dengan orang luar sono gan. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya kita mampu asal kita gak terlalu sibuk gontok gontokan dan membahas hal hal yang sebenarnya sudah tidak perlu dibahas lagi. Yang penting jaga kerukunan, jaga persatuan dan jangan mudah diadu domba. Indonesia keren pokoknya...

emoticon-I Love Indonesia

Diubah oleh theshiro 21-06-2016 03:16

6.4K

Kutip

Balasan

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

The Lounge

923KThread•83.1KAnggota

Terlama

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru