- Beranda
- Berita dan Politik
FPI Minta Klarifikasi Pemberitaan Razia Warung di Serang
...
TS
antek.onta13
FPI Minta Klarifikasi Pemberitaan Razia Warung di Serang
Quote:
Original Posted By antek.onta13►http://nasional.kompas.com/read/2016...rung.di.Serang
AKARTA, KOMPAS.com - Belasan orang perwakilan ormas Front Pembela Islam (FPI) mendatangi Gedung Kompas Gramedia, di Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (16/6/2016) siang. Mereka meminta klarifikasi harian Kompas, Kompas TV, dan Kompas.com terkait pemberitaan mengenai razia warung makan saat Ramadhan di Serang, Banten.
"Pertama, kedatangan kami ini ingin meminta penjelasan tentang itu. Kedua, menghimbau mbok ya jangan melewati garis batas lah, proporsional dan profesional saja, adil," kata juru bicara FPI Munarman, SH.
FPI menilai pemberitaan tentang razia warung makan tendensius dan bertujuan menghapus perda syariat Islam di berbagai daerah sehingga melukai sebagian umat Islam.
Kedatangan FPI juga menurut Munarman sebagai alarm agar tidak terjadi dampak yang meluas di masyarakat atas masifnya pemberitaan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Corporate Communication Kompas Gramedia Widi Krastawan mengatakan, secara policy pemberitaan, baik TV, cetak, maupun dotcom sama sekali tidak ada intensi dan tidak ada maksud.
"Saya meyakini karena 22 tahun di kantor ini saya tahu value dan culture Kompas Gramedia," ujar Widi.
Widi mengakui bahwa dalam setiap pemberitaan dapat menyebabkan efek di masyarakat yang kadang tidak dalam kendali redaksi. Ia berterima kasih atas masukan dari FPI sebagai alarm tersebut.
"Di Kompas itu juga punya Ombudsman yang selalu mengontrol politik pemberitaan. Sesuatu yang dianggap kebablasan, dianggap melukai perasaan, pun dikontrol itu," kata Pemimpin Redaksi harian Kompas Budiman Tanuredjo.
Budiman menyatakan, tidak ada unsur sedikit pun untuk melukai perasaan umat Islam. Dalam pemberitaan mengenai kasus di Serang yang dikritik adalah pelaksanaan penegakan Perda terkait ketertiban saat Ramadhan.
Begitu pula dalam pemberitaan di Kompas.com dan Kompas TV, tidak ada framing pemberitaan untuk menghapus Perda Syariah. Pemberitaan tersebut menjadi terlihat masif karena menjadi isu yang hangat dan pembicaraan publik.
"Dalam pemberitaan in sebenarnya reporter kami berangkat ke lokasi bersama reporter lain berdasar informasi dari Satpol PP Kota Serang. Murni laporan dari lapangan bukan didesain dari ruang redaksi," ujar Yogi Arief Nugraha, Wakil Pemimpin Redaksi KompasTV.
Namun, kemudian berita tersebut menjadi sorotan publik sehingga Kompas TV harus memenuhi kerja jurnalistik dengan menghadirkan pihak terkait seperti Kepala Satpol PP Kota Serang, Wali Kota Serang, dan terakhir Ketua MUI.
"Tidak ada sedikit pun dalam ruang redaksi kami, saya kira sama koran dan dotcom, kaitannya dalam menentang (Perda)," ujarnya.
Yogi mengakui sulit untuk mengendalikan dampak pemberitaan setalah tayang setelah penonton memotret, merekam, kemudian berkomentar meskipun secara editorial hanya peristiwa yang disajikan.
Kompas TV sendiri berkomitmen menghadirkan konten yang positif di bulan Ramadhan untuk diambil manfaatnya bagi penonton. Bagaimanapun mayoritas penonton adalah muslim.
Misalnya, sudah tahun kelima Kompas TV menyiarkan siaran langsung shalat Tarawih dari masjidil haram di tengah pilihan tayangan lain yang secara bisnis lebih menggiurkan. "Otomatis tidak sedikitpun kami berpikir untuk menyakiti umat Islam," ujarnya.
Uda baca versi kompas?? mari lanjutkan versi piyungan hii ceyemmm
http://www.portalpiyungan.com/2016/0...an-kompas.html
Berikut hasil pertemuan antara pihak FPI dengan Kompas pada Kamis (16/6/2016) yang disampaikan FPI melalui akun twitternya @DPP_FPI:
1. Bismillah...Malam ini kami ingin kultwitkan audiensi @DPP_FPI dgn Kompas siang tadi di Mabes Kompas, Jl. Palmerah
2. Audiensi ke Kompas ini kami lakukan utk meminta penjelasan terkait Kampanye Anti Syariat Islam dg Framming kasus Warteg di Serang.
3. Dari @DPP_FPI ada sekitar 15 org pengurus, plus 5 Laskar. Diantaranya: H. Munarman, SH (Sekum), Ustdzh Luluk (MPI), KH. Awit, dan lainnya
4. Di Kompas kami diterima oleh: Bpk. Widi Kristawan (Direktur Humas PT. Kompas Gramedia), Bpk.Tri Wahyono (Kompascom), KompasTV, dll.
5. Sebelum masuk inti, perlu diberitahukan bhw bbrp hari sblmnya kami kirim surat resmi ke Kompas, perihal pemberitahuan kunjungan kami.
6. Namun entah bgmn surat kami tiba2 keesokannya tersebar luas di kalangan wartawan & sosmed. Kompas panik mgkn )
7. Surat tsb nampaknya sengaja disebar Kompas ke seluruh jaringan medianya. Entah apa tujuannya. Dugaan kami, Kompas panik berat. Hehehe.
8. Sontak saja, terjadi kehebohan stlh surat tsb tersebar surat. Ada yg mengecam, tapi banyak jg yg mendukung, ini terbaca di Sosmed.
9. Tentu saja, yg mengecam bisa ditebak, dia lagi dia lagi. Persis...Yaitu yg selama ini dukung LGBT, Miras, dan kelompok Syariah Phobia.
10. Yg paling absurd, yaitu kelompok pengidap keterbelakangan intelektual. Yaitu mrk yg sibuk bahas nomer rekening di kop surat, Hehe maklum
11. Gara-gara disebarnya surat tsb pula, ketika tadi kami sampai di Kompas, disambut puluhan polisi bersenjata, mgkn dikira kami mau demo
12. Padahal apa yg kami lakukan ini biasa saja, audiensi/tabayyun. Sebelumnya
kami jg berkunjung ke TVRI utk tabayyinun soal Gamis Salib. .
13. Ok cukup, kembali ke inti. Di ruangan yg sdh disiapkan Kompas, dan di hadapan belasan wartawan, Sekum FPI, Munarman, SH memulai dialog.
14. Pak Munarman menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan FPI ke Kompas. Intinya minta penjelasan ke Kompas soal Kampanye Anti Syariah.
15. FPI menengarai Kompas telah melakukan Framming dlm kasus Warteg Ibu Saeni di Serang, dgn tujuan menyerang Perda Syariah.
16. Kompas melakukan bombardir berita terkait kasus ini. FPI mencatat ada sekitar 300an artikel dibuat Kompascom sejak kasus ini mencuat.
17. Itu hanya dari portal onlinenya saja, blm termasuk durasi tayangan di KompasTV, video di Sosmed, dan Korannya. Luar biasa tendensius!
18. Bombardir pemberitaan tsb diiringi dg penggiringan opini yg negatif thd penegakan Perda. Misalnya dikaitkan dg kemanusiaan, radikal, dll
19. Padahal Perda semisal di Serang tsb, jg ada di kota lain. Misal di Papua ada larangan berniaga ketika Minggu, atau pas Nyepi di Bali.
20. Bukan kami menolak peraturan di Papua atau Bali tsb. Kami hormati itu sbg Local Wisdom. Kami toleransi dengan semangat kebhinekaan.
21. Yg kami permasalahkan, knp Kompas tdk pernah bahas aturan di Papua & Bali tsb? Knp Kompas hanya tendensius soal Perda Syariah? Ada apa?
22. Munarman: "Kami tdk minta Kompas utk bela Syariah. Kami tahu, itu mustahil dilakukan Kompas. Yg kami minta Kompas adil & Profesional"
23. Tentu saja, apa yg dilakukan Kompas dlm kasus Warteg Ibu Saeni ini menyakitkan. Terlebih dilakukan saat umat Islam jalani puasa Ramadhan
24. FPI tdk ingin umat marah & menyerang Kompas. Bagaimanapun luka umat akibat kecerobohan Kompas di masa lalu msh ada. Jgn diulangi lagi!
25. FPI tdk ingin kerusuhan terjadi akibat ulah Kompas memprovokasi umat. Sebab jika itu terjadi, maka bisa jadi lbh dahsyat dr peristiwa 98
26. Krn itu, FPI meminta agar Kompas adil, proporsional dan profesional dlm pemberitaannya. Jangan provokasi umat.
27. Selanjutnya, stlh beberapa pengurus FPI berbicara. Giliran Kompas. Scr ringkas, Redaksi berterima kasih atas masukan dan himbauan FPI.
28. Kompas mengatakan mereka tdk ada niat utk melukai umat Islam. Namun demikian Kompas akan jadikan ini sbg alarm peringatan buat mereka.
29. Pertemuan diakhiri sekitar pukul 14.25. Berjalan dgn santai namun serius. Jauh dr dugaan. Haters kecewa
30. Insya Allah, video rekaman akan kami upload 1 atau 2 hari ini. Demikian ringkasan pertemuan @DPP_FPI dgn Kompas. Trm kasih.
Boleh komment ga ane??
CEYEM IIHH salah satu ormas terbesar (kalo ente2 nonton utube nya ) ada yg comment dari pihak fpi kalo mereka demo ratusan ribu sampe jutaan tidak ada yg liputtt.... (well masih gedean NU, muhamadiyaah sihh basis ormasnya)... yg paling ceyeem ngancem coy kalo kompas ga turunin berita kejadian 98 bisa terulang .
Commnet ane:
1. sebagai umat muslim dan hidup di negara yg agamanya majoritas mbok yah mentalnya jangan mental tempe. jangan selalu berasa jadi korban, jadinya malu2in apalagi bawa2 agama.
2. kenapa warga majoritas respek kepada Ansor/NU / Muhamadiyah karena mereka kalopun ada demo (mungkin) tidak perna anarkis.....
Btw bib itu ada pendukung ente yang ngeyek salah satu ex ibu negara....
AKARTA, KOMPAS.com - Belasan orang perwakilan ormas Front Pembela Islam (FPI) mendatangi Gedung Kompas Gramedia, di Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (16/6/2016) siang. Mereka meminta klarifikasi harian Kompas, Kompas TV, dan Kompas.com terkait pemberitaan mengenai razia warung makan saat Ramadhan di Serang, Banten.
"Pertama, kedatangan kami ini ingin meminta penjelasan tentang itu. Kedua, menghimbau mbok ya jangan melewati garis batas lah, proporsional dan profesional saja, adil," kata juru bicara FPI Munarman, SH.
FPI menilai pemberitaan tentang razia warung makan tendensius dan bertujuan menghapus perda syariat Islam di berbagai daerah sehingga melukai sebagian umat Islam.
Kedatangan FPI juga menurut Munarman sebagai alarm agar tidak terjadi dampak yang meluas di masyarakat atas masifnya pemberitaan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Corporate Communication Kompas Gramedia Widi Krastawan mengatakan, secara policy pemberitaan, baik TV, cetak, maupun dotcom sama sekali tidak ada intensi dan tidak ada maksud.
"Saya meyakini karena 22 tahun di kantor ini saya tahu value dan culture Kompas Gramedia," ujar Widi.
Widi mengakui bahwa dalam setiap pemberitaan dapat menyebabkan efek di masyarakat yang kadang tidak dalam kendali redaksi. Ia berterima kasih atas masukan dari FPI sebagai alarm tersebut.
"Di Kompas itu juga punya Ombudsman yang selalu mengontrol politik pemberitaan. Sesuatu yang dianggap kebablasan, dianggap melukai perasaan, pun dikontrol itu," kata Pemimpin Redaksi harian Kompas Budiman Tanuredjo.
Budiman menyatakan, tidak ada unsur sedikit pun untuk melukai perasaan umat Islam. Dalam pemberitaan mengenai kasus di Serang yang dikritik adalah pelaksanaan penegakan Perda terkait ketertiban saat Ramadhan.
Begitu pula dalam pemberitaan di Kompas.com dan Kompas TV, tidak ada framing pemberitaan untuk menghapus Perda Syariah. Pemberitaan tersebut menjadi terlihat masif karena menjadi isu yang hangat dan pembicaraan publik.
"Dalam pemberitaan in sebenarnya reporter kami berangkat ke lokasi bersama reporter lain berdasar informasi dari Satpol PP Kota Serang. Murni laporan dari lapangan bukan didesain dari ruang redaksi," ujar Yogi Arief Nugraha, Wakil Pemimpin Redaksi KompasTV.
Namun, kemudian berita tersebut menjadi sorotan publik sehingga Kompas TV harus memenuhi kerja jurnalistik dengan menghadirkan pihak terkait seperti Kepala Satpol PP Kota Serang, Wali Kota Serang, dan terakhir Ketua MUI.
"Tidak ada sedikit pun dalam ruang redaksi kami, saya kira sama koran dan dotcom, kaitannya dalam menentang (Perda)," ujarnya.
Yogi mengakui sulit untuk mengendalikan dampak pemberitaan setalah tayang setelah penonton memotret, merekam, kemudian berkomentar meskipun secara editorial hanya peristiwa yang disajikan.
Kompas TV sendiri berkomitmen menghadirkan konten yang positif di bulan Ramadhan untuk diambil manfaatnya bagi penonton. Bagaimanapun mayoritas penonton adalah muslim.
Misalnya, sudah tahun kelima Kompas TV menyiarkan siaran langsung shalat Tarawih dari masjidil haram di tengah pilihan tayangan lain yang secara bisnis lebih menggiurkan. "Otomatis tidak sedikitpun kami berpikir untuk menyakiti umat Islam," ujarnya.
Uda baca versi kompas?? mari lanjutkan versi piyungan hii ceyemmm
http://www.portalpiyungan.com/2016/0...an-kompas.html
Berikut hasil pertemuan antara pihak FPI dengan Kompas pada Kamis (16/6/2016) yang disampaikan FPI melalui akun twitternya @DPP_FPI:
1. Bismillah...Malam ini kami ingin kultwitkan audiensi @DPP_FPI dgn Kompas siang tadi di Mabes Kompas, Jl. Palmerah
2. Audiensi ke Kompas ini kami lakukan utk meminta penjelasan terkait Kampanye Anti Syariat Islam dg Framming kasus Warteg di Serang.
3. Dari @DPP_FPI ada sekitar 15 org pengurus, plus 5 Laskar. Diantaranya: H. Munarman, SH (Sekum), Ustdzh Luluk (MPI), KH. Awit, dan lainnya
4. Di Kompas kami diterima oleh: Bpk. Widi Kristawan (Direktur Humas PT. Kompas Gramedia), Bpk.Tri Wahyono (Kompascom), KompasTV, dll.
5. Sebelum masuk inti, perlu diberitahukan bhw bbrp hari sblmnya kami kirim surat resmi ke Kompas, perihal pemberitahuan kunjungan kami.
6. Namun entah bgmn surat kami tiba2 keesokannya tersebar luas di kalangan wartawan & sosmed. Kompas panik mgkn )
7. Surat tsb nampaknya sengaja disebar Kompas ke seluruh jaringan medianya. Entah apa tujuannya. Dugaan kami, Kompas panik berat. Hehehe.
8. Sontak saja, terjadi kehebohan stlh surat tsb tersebar surat. Ada yg mengecam, tapi banyak jg yg mendukung, ini terbaca di Sosmed.
9. Tentu saja, yg mengecam bisa ditebak, dia lagi dia lagi. Persis...Yaitu yg selama ini dukung LGBT, Miras, dan kelompok Syariah Phobia.
10. Yg paling absurd, yaitu kelompok pengidap keterbelakangan intelektual. Yaitu mrk yg sibuk bahas nomer rekening di kop surat, Hehe maklum
11. Gara-gara disebarnya surat tsb pula, ketika tadi kami sampai di Kompas, disambut puluhan polisi bersenjata, mgkn dikira kami mau demo
12. Padahal apa yg kami lakukan ini biasa saja, audiensi/tabayyun. Sebelumnya
kami jg berkunjung ke TVRI utk tabayyinun soal Gamis Salib. .
13. Ok cukup, kembali ke inti. Di ruangan yg sdh disiapkan Kompas, dan di hadapan belasan wartawan, Sekum FPI, Munarman, SH memulai dialog.
14. Pak Munarman menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan FPI ke Kompas. Intinya minta penjelasan ke Kompas soal Kampanye Anti Syariah.
15. FPI menengarai Kompas telah melakukan Framming dlm kasus Warteg Ibu Saeni di Serang, dgn tujuan menyerang Perda Syariah.
16. Kompas melakukan bombardir berita terkait kasus ini. FPI mencatat ada sekitar 300an artikel dibuat Kompascom sejak kasus ini mencuat.
17. Itu hanya dari portal onlinenya saja, blm termasuk durasi tayangan di KompasTV, video di Sosmed, dan Korannya. Luar biasa tendensius!
18. Bombardir pemberitaan tsb diiringi dg penggiringan opini yg negatif thd penegakan Perda. Misalnya dikaitkan dg kemanusiaan, radikal, dll
19. Padahal Perda semisal di Serang tsb, jg ada di kota lain. Misal di Papua ada larangan berniaga ketika Minggu, atau pas Nyepi di Bali.
20. Bukan kami menolak peraturan di Papua atau Bali tsb. Kami hormati itu sbg Local Wisdom. Kami toleransi dengan semangat kebhinekaan.
21. Yg kami permasalahkan, knp Kompas tdk pernah bahas aturan di Papua & Bali tsb? Knp Kompas hanya tendensius soal Perda Syariah? Ada apa?
22. Munarman: "Kami tdk minta Kompas utk bela Syariah. Kami tahu, itu mustahil dilakukan Kompas. Yg kami minta Kompas adil & Profesional"
23. Tentu saja, apa yg dilakukan Kompas dlm kasus Warteg Ibu Saeni ini menyakitkan. Terlebih dilakukan saat umat Islam jalani puasa Ramadhan
24. FPI tdk ingin umat marah & menyerang Kompas. Bagaimanapun luka umat akibat kecerobohan Kompas di masa lalu msh ada. Jgn diulangi lagi!
25. FPI tdk ingin kerusuhan terjadi akibat ulah Kompas memprovokasi umat. Sebab jika itu terjadi, maka bisa jadi lbh dahsyat dr peristiwa 98
26. Krn itu, FPI meminta agar Kompas adil, proporsional dan profesional dlm pemberitaannya. Jangan provokasi umat.
27. Selanjutnya, stlh beberapa pengurus FPI berbicara. Giliran Kompas. Scr ringkas, Redaksi berterima kasih atas masukan dan himbauan FPI.
28. Kompas mengatakan mereka tdk ada niat utk melukai umat Islam. Namun demikian Kompas akan jadikan ini sbg alarm peringatan buat mereka.
29. Pertemuan diakhiri sekitar pukul 14.25. Berjalan dgn santai namun serius. Jauh dr dugaan. Haters kecewa
30. Insya Allah, video rekaman akan kami upload 1 atau 2 hari ini. Demikian ringkasan pertemuan @DPP_FPI dgn Kompas. Trm kasih.
Boleh komment ga ane??
CEYEM IIHH salah satu ormas terbesar (kalo ente2 nonton utube nya ) ada yg comment dari pihak fpi kalo mereka demo ratusan ribu sampe jutaan tidak ada yg liputtt.... (well masih gedean NU, muhamadiyaah sihh basis ormasnya)... yg paling ceyeem ngancem coy kalo kompas ga turunin berita kejadian 98 bisa terulang .
Commnet ane:
1. sebagai umat muslim dan hidup di negara yg agamanya majoritas mbok yah mentalnya jangan mental tempe. jangan selalu berasa jadi korban, jadinya malu2in apalagi bawa2 agama.
2. kenapa warga majoritas respek kepada Ansor/NU / Muhamadiyah karena mereka kalopun ada demo (mungkin) tidak perna anarkis.....
Btw bib itu ada pendukung ente yang ngeyek salah satu ex ibu negara....
Quote:
Diubah oleh antek.onta13 18-06-2016 08:58
tien212700 memberi reputasi
1
3.5K
Kutip
39
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.2KThread•41KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru