- Beranda
- Beritagar.id
Ihwal filantropi netizen melawan razia warung makan
...
TS
BeritagarID
Ihwal filantropi netizen melawan razia warung makan
Warteg di kawasan Tanah Tinggi, Jakarta, tetap membuka layanan saat Ramadan, dengan tirai tertutup, (29 Juni 2015).
Saeni menangis saat warung makannya dirazia aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Serang, Banten.
Perempuan 53 tahun itu sempat memohon kepada petugas Satpol PP, agar makanan yang dijajakannya tidak disita. "Pak tolong, pak," kata Saeni, terdengar lirih di sela tangis.
Namun, petugas berkukuh merazia. Saeni digiring keluar dari warungnya. Makanan yang tersedia lantas disita.
Pemkot Serang melarang aktivitas warung makan, restoran, dan semacamnya sepanjang bulan Ramadan. Mereka berdalih, kebijakan itu merupakan bentuk toleransi antar umat beragama,
Pasca insiden itu, Saeni sempat jatuh sakit dan mengaku "deg-degan." Pasalnya, ia mesti kehilangan modal berdagang. "Kemarin itu pas disita saya masak habis Rp 600.000. Habis itu saya pinjam Rp 400.000 sama bank keliling. Habis sudah tidak punya apa-apa lagi, sih," kata Saeni, dikutip Kompas TV (via TribunNews).
Peristiwa itu terekam dalam video liputan Kompas TV.
si ibu gak maksa makanan nya di beli kan? :'yang makan juga ga nawarin org yg lg puasa kan? :''")))) [URL="https://S E N S O R1Eqjp3hBRC"]pic.twitter.com/1Eqjp3hBRC[/URL]
— Lisnaaa~ (@Lisna_aa) June 10, 2016
Melahirkan solidaritas netizen
Insiden yang menimpa Saeni, memicu solidaritas di media sosial. Netizen bahu-membahu dalam aksi filantropi, melakukan penggalangan dana untuk menolong Saeni.
Adalah Dwika Putra (@DwikaPutra ) yang mula-mula memelopori pengumpulan donasi itu di linimasa Twitter. Belakangan, dirinya dibantu pula oleh Alexander Thian (@aMrazing ), Yogi (@SoundofYogi ), dan Jenny Jusuf (@JennyJusuf ).
Penanda gerakan itu adalah satu kicauan yang dibagikan @DwikaPutra pada Jumat (10/6/2016) tengah malam. Kicauan tersebut langsung viral, meraih lebih dari 1.200 retweet.
Menanggapi video ibu tadi, saya memilih membantu. Care to join in? [URL="https://S E N S O R9kgbNn1rV1"]pic.twitter.com/9kgbNn1rV1[/URL]
— Dwika Putra (@dwikaputra) June 10, 2016
Donasi netizen terus mengalir, hingga menyentuh angka ratusan juta. Minggu (12/6) siang, @dwikaputra menyampaikan bahwa donasi sudah ditutup, dengan total dana yang terkumpul Rp265 juta, dari total 2.427 transaksi.
Menimbang dana yang menyentuh angka ratusan juta, para penggerak aksi filantropi ini memutuskan untuk tidak sekadar memberikan bantuan kepada Saeni, tetapi juga kepada pedagang lain yang terimbas razia.
"Awalnya, tujuan kami hanya membantu satu ibu yang terimbas saja. Tetapi respons yang diterima sungguh luar biasa... Oleh sebab itu kami mengeluarkan pernyataan bahwa akan disebarkan bagi pedagang lain yang terimbas (razia)," bunyi pernyataan para penggerak donasi.
Guna penyaluran bantuan, mereka mendapat tenaga relawan dari komunitas Stand Up Serang.
Berikut beberapa kicauan seputar insiden yang menimpa Saeni, dan aksi filantropi untuk membantunya.
Dengan total 2.427 (Dua Ribu Empat Ratus Dua Puluh Tujuh) Donasi, total yang terkumpul adalah Rp 265.534.758. [URL="https://S E N S O RREuLmJeQ4L"]pic.twitter.com/REuLmJeQ4L[/URL]
— Dwika Putra (@dwikaputra) June 12, 2016Mari kita dukung gerakan yang digagas stand-up comic @dwikaputra ini utk tunjukkan arti toleransi. [URL="https://S E N S O R7ZIvPRXzXx"]pic.twitter.com/7ZIvPRXzXx[/URL]
— Joko Anwar (@jokoanwar) June 11, 2016Dukung “@InNath: Saya update pencarian kontak ibu pemilik warung makan yg dirazia. @dwikaputra @imanbr @iyamrenzia @aMrazing @SoundOfYogi”
— Lukman H. Saifuddin (@lukmansaifuddin) June 11, 2016Apakah mereka tdk berfikir bhw ibu warteg yg berdagang itu mungkin sedang berusaha cari nafkah agar keluarga bisa berpuasa&lebaran dgn baik?
— Rustam Ibrahim (@RustamIbrahim) June 12, 2016SATPOL PP : "sayur tahu ibu saya sita.. karena menggoyahkan iman puasa saya"IBU WARTEG : "kasian si mas..iman puasanya cuma se-tahu"
— popo (@thepopoh) June 11, 2016Pertanyaan "di mana negara?" itu sudah dijawab di Serang kemarin. Negara merampas periuk nasi ibu-ibu penjual warteg.
— H Ramadhan أبو علي (@hramad) June 11, 2016Si ibu Warteg ketemu. Semoga bantuannya bisa tersalurkan dengan baik. Well done once again, Twitter people :")
— Ernest Prakasa (@ernestprakasa) June 11, 2016Dari tahun ke tahun headline berita kok selalu grebek warteg? Tidak ada peningkatan! Kita berharap di 2017 ada grebek KFC, McD, A&W, dsb.
— POLKA WARS (@polkawars) June 11, 2016
Aturan diskriminatif
Sebagai informasi, larangan membuka tempat makan dan hiburan sepanjang Ramadan kerap diatur dalam Peraturan Daerah (Perda).
Adapun di Serang, larangan membuka warung makan saat Ramadan, sudah berlangsung sejak puasa setahun silam.
Larangan itu, termuat dalam Surat Edaran (SE) Wali Kota Serang No 451.13/739-Kesra/2015. Seperti dilansir Republika.co.id (17 Juni 2015), pelanggaran atas aturan itu diancam dengan pidana tiga bulan penjara, dan denda maksimal Rp50 juta.
Aksi razia warung makan juga tak hanya terjadi di Serang. Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 13 orang pemuda dijaring dalam razia warung makan, Kamis (9/6). Mereka lantas diganjar hukuman push-up. "Untuk pemilik warung, kita peringatkan. Jika kedapatan kembali membuka di siang hari, nanti akan kita segel warungnya," kata Camat Leuwiliang, Chairuka Judhianto, dikutip detikcom.
Setahun silam, Menteri Agama Lukman Hakin Saifuddin juga pernah menegaskan pandangannya soal aktivitas warung makan selama Ramadan. "Warung-warung tak perlu dipaksa tutup. Kita harus hormati juga hak mereka yang tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa," demikian kicauan @lukmansaifuddin (8 Juni 2015).
Pun kali ini, di Twitter, Menteri Lukman terpantau melempar satu kicauan yang menunjukkan dukungannya dalam atas solidaritas pengumpulan dana untuk pedagang yang terimbas razia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga angkat suara dalam topik ini. Ia menentang aksi-aksi razia yang dilakukan oleh aparat pemerintah di level kota dan kabupaten.
"Siapapun tidak boleh melakukan upaya untuk sweeping masyarakat yang berjualan. Kalau barangnya biasa, otomatis pedagang biasa," kata Kalla, dikutip Kompas.com. Menurut Kalla, warung makan bisa tetap beroperasi, karena tidak semua warga berpuasa. Selain warga non-Islam, ada juga warga muslim yang tidak bepuasa karena halangan tertentu, semisal sakit.
Kalla pun meminta masyarakat baik untuk saling menghormati. "Yang tidak puasa menghormati orang puasa, yang puasa juga tetap hormati yang tidak puasa," kata dia.
Sekadar catatan, ada pula netizen yang menyoal aksi filantropi atas razia warung makan. Pertanyaan mereka: sanggupkah aksi macam itu menghambat razia?
Umumnya, mereka menganjurkan bahwa selain aksi penggalangan dana macam di atas, perlu pula mengajukan kritik kepada pemerintah daerah.
Mendagri kemarin bilang mau bereskan ribuan Perda yg asal asalan, mulai saja dg minta Pemda tidak bikin inovasi syariah tolol macam gini.
— haye (@_haye_) June 11, 2016Jd gerakan solidaritas hrs dilakukan di 2 level. Level karitatif & advokasi. Advokasi: Tuntut pemda cabut perda diskriminatif #raziawarung
— DhyCat (@purplerebel) June 11, 2016
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...a-warung-makan
---
nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
15.1K
41
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
13.4KThread•812Anggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya