Wales merupakan sebuah negara konstituen atau bagian dari negara resmi Britania Raya. Meski nama 'Principality of Wales' / 'Tywysogaeth Cymru', (Kepangeranan Wales) sering dipakai, tetapi banyak yang menentang, sebab Pangeran Wales (Prince of Wales) tidak memiliki peran apapun dalam pemerintahan Wales (Wales merupakan kepangeranan dengan wilayah terluas di dunia).
Wales menempati kurang lebih sepersepuluh dari luas total Britania Raya, dengan luas sekitar 20,779 square kilometre (8,020 sq mi). Topografi Wales sebagian besar bergunung-gunung, cuma kawasan Wales Selatan yang kurang gunungnya dibandingkan dengan Wales Utara dan Tengah. Kawasan kependudukan dan perindustrian utama terletak di Wales Selatan, yang meliputi kota-kota di pesisir pantai seperti Cardiff, Swansea dan Newport, serta juga kawasan South Wales Valleys di sebelah utara kota-kota tersebut. Gunung-gunung tertinggi di Wales berada di Snowdonia, termasuk gunung Snowdon, dengan ketinggian sekitar 1,085 metre (3,560 ft) dan merupakan puncak tertinggi di Wales. Terdapat 14 (atau 15) gunung di Wales yang tingginya mencapai 3.000 kaki (914 m). Gunung-gunung ini secara kolektif dikenal dengan sebutan Welsh 3000s. Wales memiliki garis pantai sepanjang lebih dari 1.200 km (750 mil). Terdapat beberapa pulau yang lokasinya berdekatan dengan daratan Wales; yang terbesar adalah Anglesey di barat laut.

Organisasi yang mengatur jalannya kompetisi sepak bola di Wales adalah Football Association of Wales. Terdapat berbagai kasta kompetisi di Wales sebagaimana di negara lain. Kedekatan geografi dan administrasi dengan Inggris membuat beberapa klub Wales bermain di piramida kompetisi sepak bola di Inggris. Contohnya adalah Swansea dan Cardiff City. Wales selalu menghasilkan pemain – pemain hebat tetapi terlalu sulit untuk membentuk suatu tim yang cukup tangguh untuk ikut serta di turnamen besar. Contohnya adalah Ryan Giggs, Ian Rush, tak ada yang meragukan kualitas dua pemain tersebut, menjadi legenda di dua tim besar Inggris di dua era yang berbeda tak serta merta menbuat mereka dapat merasakan bermain di Piala Eropa maupun Piala Dunia. Sepak bola adalah permainan tim, tulah yang benar terasa oleh Wales, mereka mempunyai pemain berbakat tetapi selalu sulit menembus hajat besar sepak bola.
Berbeda dengan generasi – generasi sebelumnya, Wales kini memiliki tim yang tangguh. Diberkahi banyak pemain berkualitas, tak salah menyebut generasi ini adalah generasi emas dari Wales. Pemain – pemain Wales semakin banyak yang bermain di Liga Primer Inggris. Tentunya Gareth Bale, pemain termahal di dunia. Menjadi tumpuan serangan salah satu tim terbaik dunia, Gareth Bale telah menunjukkan Wales tak akan pernah bosan menghasilkan pemain hebat. Bukti dari berkilaunya generasi emas Wales ini pastinya adalah berhasilnya mereka menyegel satu tempat di Euro 2016, suatu hal yang tak pernah terjadi di generasi sebelumnya.

Christopher "Chris" Coleman (lahir di Swansea, Wales, 10 Juni 1970; umur 45 tahun) adalah seorang manajer dan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Wales. Coleman saat ini ditunjuk sebagai manajer timnas Wales sejak 19 January 2012.


Semasa menjadi pemain, Coleman memulai karier sebagai pemain junior Manchester City. Ia pernah bermain untuk Swansea City, Crystal Palace, dan Blackburn Rovers, dan Fulham. Ketika bermain untuk Fulham, ia membawa klub ini menjadi juara Divisi I dan promosi ke Liga Primer Inggris. Coleman juga pernah membela tim nasional Wales sebanyak 32 kali dan mencetak 4 gol.
Harus pensiun dini diakibatkan cedera yang tak kunjung sembuh, Coleman akhirnya kembali ke lapangan hijau untuk menjadi seorang pelatih. Coleman memulai karir kepelatihan di klub terakhir yang Ia bela yaitu Fulham. Dari kapten tim lalu cedera memaksanya menjadi asisten pelatih, lalu April 2003 Coleman menjadi pelatih kepala di Fulham.
Karir kepelatihannya terus berlanjut, tercatat Real Sociedad, Coventry City, dan AE Larissa. Tragedi yang menimpa Gary Speed akhirnya membuka jalan untuk dirinya memimpin negaranya. Perjalanan Coleman bersama Wales pun dimulai dengan kualifikasi Piala Dunia 2014. Tergabung dengan grup neraka saat itu, Wales pun hanya menjadi penonton (lagi) di Piala Dunia yang dihelat di Brazil. Perjuangan selama ini pun akhirnya terbayar dengan mencetak sejarah masuk Piala Eropa untuk pertama kalinya.

Seperti biasa, setiap gelaran hajat sepak bola terdiri dari putaran final dan kualifikasi. Untuk Piala Eropa kali ini gelaran kualifikasi dipergunakan untuk mencari 24 tim terbaik untuk bertanding di Prancis. Wales tergabung di grup B bersama dengan lima tim lainnya. Melewati 10 pertandingan dengan hanya tumbang satu kali di tangan Bosnia dan mampu menumbangkan salah satu unggulan yaitu Belgia, akhirnya Ramsey dkk melaju ke putaran final sebagai runner - up grup dengan 21 poin selisih dua poin dengan Belgia di pucuk klasemen.

Skuad sementara dari Wales telah diumumkan oleh Chris Coleman, masih mengandalkan para pemain yang juga bermain di putaran kualifikasi. Daftar pemain ini masih didominasi para pemain yang bermain di EPL.



Belum ada nama Gareth Bale bukan dikarenakan dia tidak akan dibawa ke Prancis, tetapi Bale masih fokus untuk menyelesaikan tugasnya bersama Real Madrid.

Dari posisi penjaga gawang, Wayne Henessey masih dipercaya Coleman sebagai benteng terakhir Wales di Prancis musim panas ini. Bermain impresif bersama Crystal Palace, salah satunya dengan mengantarkan skuat asuhan Alan Pardew bertarung di partai puncak walau hanya bisa menjadi penonton saat Rooney dan Carrick mengangkat trofi juara. Bermain sebanyak 38 pertandingan, Wayne Hennesey mencatatkan 11 cleen sheet di semua kompetisi.

Di lini belakang ada nama Ashley William, batu karang dai tim Swansea ini akan menjadi andalan Wales di Piala Eropa nanti. Bermain kurang apik di paruh pertama musim ini sehingga mengakibatkan pergantian pada nahkoda tim. Kedatangan allenatore asal Italia Fransesco Guidolin lah yang akhirnya membuat Swansea dapat bermain baik dan kembali ke habitatnya di papan tengah karena sebelumnya nyaris berada di jurang degradasi, ini pun tidak lepas dari kontribusi sang kapten Ashley Williams.

Lalu ada nama Aaron Ramsey, pemain inti dari Arsenal ini menjalani musim yang cukup baik, di plot sebagai gelandang kanan oleh Wenger tak menjadi halangan bagi Ramsey bermain baik. Dapat memberi keseimbangan saat bermain hingga membawa Arsenal mencapai pucuk klasemen di tengah musim. Cedera yang mendera Ramsey akhirnya menimbulkan inkonsistensi (lagi) permainan dari tim Arsenal, kembali bermain di fase akhir musim, Ramsey tetap berhasil membawa Arsenal mengangkangi Tottenham Hotspurs. Bermain selama 3.314 menit atau dalam 40 pertandingan Ramsey berhasil menyarangkan 6 gol dan membuat 5 assist.

Dan tentunya sang pemain termahal dunia, Gareth Bale. Menjadi tumpuan Real Madrid dimasa kepemimpinan Rafael Benitez membuat Bale bermain amat baik, walau berdampak ke pemain yang lain. Pada masa kepemimpinan Zidane, Bale kembali digeser sebagai winger kanan. Hasil tetap kemampuannya sungguh memukau dan amat membantu Real Madrid mencapai final Liga Champions, dan membuat defisit sepuluh poin menjadi satu poin di akhir musim, walau tetap Barcelona yang juara. Kemampuannya amat sangat diharapkan dapat membuat Wales bermain baik dan melaju sejauh mungkin di Piala Eropa kali ini. “Hanya” bermain sebanyak 30 pertandingan karena didera cedera di tengah musim, Gareth Bale berhasil menyarangkan 19 gol dan membuat 14 assist sepanjang musim ini.

Selain itu ada nama James Collins yang impresif bersama West Ham, lalu ada Matthew yang melakukan great escape bersama Sunderland, dan satu lagi ada nama Andy King, Andy King adalah bagian dari tim Leicester City yang meraih gelar EPL musim ini.

Berada di grup B, Wales harus menghadapi lawan – lawan tangguh. Ada Rusia, Slovakia, dan tentunya Inggris. Tak kesenjangan kualitas dari ketiga kontestan di grup ini. Ketiganya mempunyai kemampuan untuk terus melaju ke fase gugur. Terbantu dengan format Piala Eropa kali ini yang jumlah pesertanya adalah 24. Fase gugur kali ini juga kan berbeda dengan Piala Eropa sebelumnya, jika sebelumnya fase gugur dimulai dari perempat final, Piala Eropa kali ini memulai fase gugur dari babak perdelapan final. Jadi akan ada 16 tim terbaik dari seluruh grup yang terdiri dari 6 juara grup, 6 runner – up grup, dan 4 peringkat tiga terbaik. Penulis prediksi Wales tidak hanya numpang lewat di kompetisi ini, mengingat sudah terlalu lama menunggu kesempatan untuk bermain di hajat sepak bola sebesar ini. Minimal Wales akan merasakan fase gugur di Piala Eropa kali ini. Sulitnya memprediksi dikarenakan seimbangnya kekeuatan di grup B ini. Inggris memang kelewat mengesankan di babak kualifikasi dan sedang moncernya striker mereka. Penulis kira Inggris menjadi unggulan pertama untuk meraih tiket fase gugur. Maka tinggal tiga tim lainnya akan berjuang menemani Inggris di babak gugur.