Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andrianushoAvatar border
TS
andrianusho
Dieng: Dari Asal-usul Hingga Keistimewaannya
Dataran Tinggi Dieng adalah tempat yang sudah dikenal memiliki banyak objek wisata. Mulai dari Telaga Warna, Museum Dieng Kailasa, kompleks candi-candi Hindu, hingga domba-domba DoDi-nya pun telah dikenal oleh banyak wisatawan. Dataran tinggi ini pun cocok untuk pertanian masyarakat, sehingga sektor pariwisata dan pertanian pun telah menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar. Lalu, apa sebenarnya yang ditawarkan Dieng sehingga bisa menjadi objek wisata sekaligus mata pencaharian masyarakat?

Dieng
Dataran Tinggi Dieng sebenarnya adalah kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dataran tinggi ini memiliki ketinggian rata-rata sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhunya berkisar 12—20 °C di siang hari dan 6—10 °C di malam hari. Fakta yang jarang didengar orang dari area ini adalah pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas (“embun racun”) karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Spoiler for Embun Beku:

Dataran Tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone di Amerika Serikat ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya DTD adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Apa itu kaldera? Kaldera adalah fitur vulkanik yang terbentuk dari jatuhnya tanah setelah letusan vulkanik. Seperti inilah bentuk kaldera dari sebuah gunung:
Spoiler for Kaldera:

Itu artinya bahwa DTD adalah sebuah Kaldera raksasa karena ia sangat luas.

Menjadi Poros Dunia
Pada awal abad masehi, terjadilah sebuah proses migrasi besar-besaran penduduk Kalinga ke berbagai penjuru Asia, salah satunya ke pulau Jawa.

Menurut beberapa sumber, migrasi tersebut disebabkan oleh serangan kerajaan Ashoka yang terletak di sebelah utara kerajaan Kalinga, namun menurut seorang peneliti dari Perancis, Migrasi tersebut hanyalah migrasi biasa dalam rangka memperluas lingkup perdagangan bangsa Kalinga yang kemudian sekaligus menjadi sarana penyebaran budaya.

Proses migrasi tersebut membawa pengaruh besar baik dibidang keyakinan, teknologi hingga sastra. Bahkan cara bercocok tanam padi pun diduga merupakan salah satu teknologi yang dibawa bangsa Kalinga ke tanah Jawa. Dalam kurun waktu tertentu, terjadilah proses sivilisasi (peradaban) yang terus-menerus, hingga akhirnya Dieng menjadi sebuah sistem peradaban yang besar sekaligus menjadi cikal bakal berdirinya Wangsa Mataram Kuno (Sanjaya dan Syailendra) yang mencapai puncaknya pada abad 8-9 M, dengan bukti-bukti peninggalannya berupa candi-candi yang sampai sekarang masih dapat kita lihat sisa-sisa peninggalannya.
Spoiler for Candi Borobudur, yang dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra:

Migrasi tersebut bukanlah proses perpindahan spontan melainkan tersusun dengan rencana yang matang. Sebelum proses migrasi dilakukan, mereka telah melakukan pencarian tempat-tempat yang dianggap sesuai untuk memindahkan simbolis “surga” yang ada di himalaya ke tanah Jawa. Dan tempat yang dianggap pas tersebut adalah Dieng. Oleh sebab itu kemudian Dieng menjadi pingkalingganing Bhawana (Poros Dunia).

Nama Dieng sendiri dilatarbelakangi dari peristiwa pemindahan simbol surga dilakukan Sang Hyang Djagadnata (Bathara Guru), sebagaimana tertuang dalam Serat Paramayoga karya R Ng Ranggawarsito tersebut. Dieng yang berasal dari bahasa Sanskerta Di artinya tempat yang tinggi atau gunung dan Hyang artinya leluhur atau dewa-dewa.

Objek Wisata
Berikut objek-objek wisata yang paling terkenal di Dieng:

1. Bukit Sikunir
2. Telaga Warna
3. Telaga Pengilon
4. Telaga Merdada
5. Kawah Sikidang
6. Pendakian Gunung Prau
7. Candi Arjuna
8. Dieng Plateau Theater
9. Gardu pandang Tieng
10. Batu Ratapan Angin
11. Telaga Cebong Dieng
12. Sumur Jalatunda

Selain tempat-tempat di atas, ada juga hal lain yang menarik perhatian wisatawan untuk ke dataran tinggi ini, khususnya ke area kompleks Candi Arjuna, yaitu domba-domba DoDi-nya.

Domba DoDi
Domba DoDi adalah sebutan untuk domba-domba yang berada di Dieng (DoDi= Domba Dieng). Apa keistimewaan domba-domba ini? Lihat gambar berikut:
Spoiler for Domba DoDi:

Keistimewaan domba-domba ini adalah mereka berbeda dari domba-domba lokal lainnya di Indonesia. Mereka memiliki bulu wol yang lebih lebat jika dibandingkan dengan yang lainnya.

Sebenarnya DoDi ini adalah jenis domba Texel yang aslinya dari Belanda dan didatangkan oleh pemerintah Indonesia pada sekitar tahun 1954 dan 1955 sebanyak 500 ekor. Itulah yang membuat DoDi ini berbeda dari domba-domba lokal lainnya di Indonesia.

Yang lebih istimewanya lagi, di Indonesia, habitat mereka hanya ada di Dieng! Hal ini karena mereka hanya dapat bertahan di iklim yang mirip dengan iklim di negara asalnya, Belanda. Mengingat suhu dan keadaan alam di Dieng yang mirip dengan di Eropa, maka domba-domba ini hanya cocok ditempatkan di daerah ini.

Tidak hanya itu saja, domba-domba ini terkenal jinak dan ramah lho! Hal ini karena mereka telah terbiasa dengan manusia, lihat saja:
Spoiler for Domba DoDi yang Bersahabat:

Untuk itu, jangan ragu untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng lagi dan lagi, karena gak cukup sehari untuk menikmati semua objek wisata di sana.

Sumber: http://adventuretravel.co.id/news-and-tips/


0
2.3K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.