anonymousKASKUSAvatar border
TS
anonymousKASKUS
[Real Story] Bertemu Hantu Angon Bebek
Sebut saja nama saya Aryo (21), sekarang semester 5 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Sebagai mahasiswa asal Purbalingga, tentu saja di Semarang saya ngekos, jika buleh saya sebutkan sebulannya Rp 150 ribu. Di rumah tersebut ada 6 kamar tidur dan 2 kamar mandi. Saya sendiri tinggal sekamar dua orang dengan teman, mahasiswa asal Purwodadi. Kami berdua telah tinggal di kos selama setahun. Lokasinya tak jauh dari kampus tempat saya menimba ilmu. Jika naik sepeda motor Supra milik saya hanya membutuhkan kira-kira 3 menit.

Rumah tersebut milik seorang pengusaha pertamina yang telah lama ditinggalkan. Sudah sekitar 10 tahunan dijadikan kos-kosan putra dan dikelola oleh anak kedua. Meski desainnya kuno, namun kondisi rumahnya cukup bersih. Cuma agak terkesan horor. Di belakang rumah terdapat halaman kosong yang dimanfaatkan anak kos sebagai tempat menjemur pakaian. Tak jauh di pojok kanan ada sumur tua yang tidak terpakai. Sementara pinggirnya terdapat tembok setinggi 3 meter berbentuk letter U mengitari kos. Jadi halaman kosong tersebut tertutup rapat oleh tembok.

Menurut cerita warga kos yang lebih lama, dahulu di sumur tersebut pernah ada orang wanita bunuh diri dalam kondisi hamil tua. Entah itu mahasiswi atau warga biasa dia tidak menjelaskan. Tapi saya sih cuek saja dan tidak mau tahu. Saya bukan tipe orang penakut, bahkan setiap ada teman yang menceritakan tentang tempat-tempat wingit justru malah saya tantang untuk melihat lokasi secara langsung. Maklum, kalau boleh sombong, saya dulu jebolan pondok salaf selama 6 tahun. Hehehe…

Jangankan cuma kos-kosan, saya sudah terbiasa melek di kuburan, tempat-tempat yang disakralkan, baik sekedar melekan ataupun acara ritual. Namun beberapa minggu lalu ada peristiwa aneh, unik dan menurutku menarik. Waktu itu aku sedang tinggal di kos sendirian, karena teman-teman kos yang lain sedang pulang liburan semester. Sekitar pukul 02.00 dinihari saya keluar untuk membeli rokok di warung ijo (24 jam) di Jrakah. Kurang lebih 20 menit kemudian, saya kembali ke kos. Kekagetan pertama saya saat melihat pintu kos tidak bisa dibuka. Padahal semula tidak aku kunci, dan kuncinya pun saya bawa.

Sempat kehabisan akal membukanya. Kemudian memutuskan duduk di kursi depan kos sambil menyulut rokok Marlboro yang baru saja saya beli. Sepertinya tidak mungkin jika tengah malam itu ada anak kos yang lain datang, masuk kos kemudian menguncinya. Toh, biasanya, pergi ke mana pun kos jarang dikunci. Sepuluh menit kemudian saya dikagetkan adanya tidak masuk akal. Bagaimana tidak, tiba-tiba terdengar suara bergemuruh sangat keras (seperti gempa bumi di tipi-tipi itu lho). Tanah berupa tebing di seberang jalan depan kos tiba-tiba longsor, tepat di depan tempat saya duduk di kursi.

Di hati mencoba tenang, meski tak mampu mengerem laju dada yang terlanjur deg-degan. Kok tidak lari? (Saut temen saya waktu saya ceritakan). Mau lari ke mana? Tanah-tanah itu ambruk hingga mengubur kaki saya sampai dengkul, badan saya masih duduk di kursi. Bukannya takut, yang saya pikir dan pertanyakan apakah ini bencana alam tanah longsor ataukah kejadian mistis?

Saya tetap diam di tempat semula dan terus berpikir sambil berdo’a mudah-mudahan ini hanya kejadian mistis. Karena yang tidak masuk akal, mengapa atas longsornya tebing tanah padas tersebut sama sekali tidak ada warga sekitar yang mendengarnya. Padahal saya mengetahui bahwa sekitar 100 meter dari tempat kejadian ada beberapa warga yang sedang siskampling. Suara sedahsyat itu mengapa tidak terdengar oleh mereka. Logika sehatnya, warga pasti mendengar. Terlebih kawasan itu termasuk padat penduduk.

Saya mencoba bangkit dari tempat duduk sembari melepaskan diri dari urugan tanah di kakiku. Berusaha menenangkan hati dengan kembali menyalakan rokok. Namun belum selesai hisapan pertama pada rokokku, tiba-tiba terdengar gemuruh suara puluhan bebek seperti sedang melintas di depan kosku. Aku buru-buru melihatnya. Namun hanya berhasil melihat seorang perempuan memakai caping dan cemeti. Kalau mendengar suaranya, sepertinya puluhan bebek itu berada di depan wanita tersebut. Itupun hanya sekelebat dan hanya tampak dari belakang sebelum akhirnya menghilang dalam kegelapan. Tepatnya di pertigaan 50 meter dari kos.

Belum habis aku terpana melihat wanita misterius itu, tak sadar tanah yang semula memenuhi pelataran kos telah kembali bersih seperti semula. Dan… pintu kos-kosan bisa dibuka. Tak selesai begitu saja, beberapa langkah saya masuk kos...
panji2151
panji2151 memberi reputasi
1
5K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.