JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon sepakat dengan pernyataan yang dilontarkan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga Abraham Lunggana alias Lulung bahwa ada upaya kelompok komunis untuk menjatuhkan kepemimpinan Soeharto. Namun, dia menilai peran kelompok itu tidak terlalu kuat.
"Ada peran sekelompok orang kiri yang berusaha seperti itu, tapi tidak terlalu berpengaruh," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Fadli menilai, jatuhnya era Soeharto lebih banyak dimotori para mahasiswa dan aktivis yang berdemo menuntut jenderal bintang lima itu turun dari jabatannya. Selain itu, Fadli juga melihat besarnya peran International Monetary Fund (IMF).
"Diakui sendiri oleh Managing Director IMF, 'Kami menciptakan kondisi agar Presiden Soeharto meninggalkan jabatannya'," ujar politisi Partai Gerindra ini. Fadli menjelaskan, saat itu IMF menolong sejumlah negara yang mengalami krisis moneter.
Namun, IMF sengaja tidak menolong Indonesia agar Soeharto jatuh dari tampuk kepemimpinannya.
"Diciptakan krisis makin parah dan kita tidak ditolong. Indonesia diminta menaikkan harga BBM yang akhirnya memicu kerusuhan di beberapa kota," ucap dia.
Dikendalikan komunis
Saat menghadiri Simposium Anti-Partai Komunis Indonesia (PKI) yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016), Lulung menyinggung kejatuhan Presiden Soeharto karena kelompok yang mengatasnamakan komunis.
"Berhentinya Pak Soeharto merupakan kehilangan bangsa Indonesia," ujar Lulung, Rabu.
"Karena berhentinya Pak Soeharto merupakan keinginan kelompok-kelompok masyarakat yang mengatasnamakan bangsa Indonesia, tetapi dikendalikan negara kapitalis dan komunis," kata dia.
http://nasional.kompas.com/read/2016...uhkan.soeharto