Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) alias Pasukan Oranye mengangkut sisa-sisa tanaman seusai penertiban bangunan di trotoar Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta, Rabu (18/5). Keberadaan aplikasi Qlue membua warga bisa melaporkan masalah di sekitarnya dan ditindak lanjuti oleh Pasukan Oranye.
Qlue, apilkasi media sosial pelaporan warga yang digunakan oleh Pemerintah DKI Jakarta, memeringkat kinerja kelurahan se-Jakarta. Selama periode Januari-Mei 2016, mereka menjenjangkan kinerja dari 268 kelurahan seluruh Jakarta, termasuk di Kepulauan Seribu.

Qlue, menilai dengan membandingkan jumlah laporan yang masuk dari warga, jumlah laporan yang diselesaikan, jumlah laporan yang dikerjakan, dan jumlah laporan yang tak dikerjakan. Dari data yang dirilis Qlue, ada lima kategori masalah yang dilaporkan warga selama periode 1 Januari - 30 Mei 2016. Masalah itu meliputi Pelanggaran sebanyak 29.363 laporan, Sampah (27.404 laporan), Parkir Liar (18.855 laporan), Fasilitas Umum (18.577 laporan), Kemacetan 12.963 laporan. Total ada 107.162 masalah yang dilaporkan publik.

RaMa Raditya selaku CEO Qlue mengungkapkan, seluruh data yang masuk di Qlue melewati proses verifikasi terlebih dahulu oleh administrator Qlue. "Setelah itu baru diteruskan ke Kelurahan terdekat dengan lokasi laporan," kata dia lewat siaran pers yang dikirimkan kepada Beritagar.id.

Qlue juga dibantu tim dari Jakarta Smart City, untuk memeriksa dan rutin mendorong laporan agar segera ditindaklanjuti oleh aparat pemerintah. Semua laporan ini bisa dilakukan secara daring. Maka, menurut Raditya, Qlue juga bisa digunakan untuk memonitor kinerja pemerintah mulai dari level Staf, Kelurahan, Kecamatan, Kotamadya, hingga Dinas.

Menurut catatan Kompas.com, kelurahan terbaik diraih Kelurahan Galur. Kelurahan di Jakarta Pusaat itu memperoleh poin 87. Mereka telah menyelesaikan 126 laporan warga, satu laporan yang masih diproses, dan satu laporan yang tidak dikerjakan. Warga di Kelurahan Galur banyak melapor soal parkir liar, taman tidak terurus, mati lampu, jalan rusak, hingga pot tanaman di fasilitas sosial dan fasum yang rusak.

Kelurahan Kampung Rawa di Jakarta Pusat ada di posisi kedua, dengan jumlah poin sebanyak 87 juga. Pihak Kelurahan Kampung Rawa telah menyelesaikan 135 laporan dari warga, sedang memproses sembilan laporan warga, dan satu laporan warga yang tidak dikerjakan. Kelurahan Pulo di Jakarta Selatanada di posisi ketiga dengan poin yang sama. Ada total 99 laporan warga yang telah diselesaikan dan 16 laporan yang masih proses penyelesaian. Jenis laporan di Kelurahan Pulo adalah coretan liar, parkir liar, lumpur, penerangan jalan, dan trotoar yang tidak tertata.

Untuk peringkat terendah, diduduki oleh Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara dengan 44 poin. Di Kelurahan Pejagalan, ada total 428 laporan warga yang telah diselesaikan, 378 laporan yang masih dikerjakan, dan 636 laporan yang tidak ditindaklanjuti. Laporan warga di sana seperti lampu merah yang mati, pedagang di trotoar, parkir liar, jalan rusak, sampah, dan sebagainya.

Kelurahan Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara dengan 45 poin ada di posisi kedua terbawah. Kelurahan ini telah mengerjakan 313 laporan warga, 243 laporan yang masih diproses, dan 445 laporan warga yang tidak dikerjakan. Jenis laporannya pun hampir mirip, seperti coretan liar, kabel yang tidak teratur, pedagang di badan jalan, dan sampah di kali. Kelurahan Pinangsia, Jakarta Barat berada di peringkat atasnya, dengan 46 poin. Kelurahan tersebut telah mengerjakan 368 laporan dan memproses 341 laporan warga. Tapi ada 333 laporan yang tidak ditindaklanjuti. Laporan di kelurahan ini didominasi oleh masalah lalu lintas, seperti parkir liar, angkot yang ngetem, pencurian listrik, JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) yang dipenuhi pedagang, dan sebagainya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ruk-versi-qlue

---