- Beranda
- The Lounge
Seperti Apa Rasanya Dikebiri?
...
TS
allaboutmens1
Seperti Apa Rasanya Dikebiri?
Quote:
Seorang pria di Massachusetts mengalami kecanduan seks. Dengan sukarela ia minta dikebiri karena kebiasaannya mengencani pekerja seks telah mengancam keharmonisan rumah tangga yang telah dibinanya selama 45 tahun. Sebelum dikebiri, pria 62 tahun yang tidak disebutkan namanya ini mengaku tidak pernah bisa berhenti memikirkan seks. Lebih dari 30 kali dalam sehari, keinginan untuk berhubungan intim dengan pekerja seks terlintas begitu saja di pikirannya.
Seorang seksolog mewujudkan keinginannya untuk menjalani kebiri secara kimiawi. Suntikan pertama anti androgen untuk menekan hormon testosteron diberikan di pantatnya 1,5 tahun yang lalu. Dalam 2 kali suntikan, ia mulai merasakan gairah seksnya berkurang.
"Saya sudah tidak mengalami ereksi selama lebih dari setahun," katanya dalam sebuah wawancara dengan NYmag
Seorang seksolog mewujudkan keinginannya untuk menjalani kebiri secara kimiawi. Suntikan pertama anti androgen untuk menekan hormon testosteron diberikan di pantatnya 1,5 tahun yang lalu. Dalam 2 kali suntikan, ia mulai merasakan gairah seksnya berkurang.
"Saya sudah tidak mengalami ereksi selama lebih dari setahun," katanya dalam sebuah wawancara dengan NYmag
Quote:
Apakah pria ini masih punya ketertarikan secara seksual setelah dikebiri? Menurut pengakuannya, ketertarikan itu bagaimanapun tetap ada. Yang berubah adalah, obsesi atau keinginan menggebu untuk menyalurkan gairah seksualnya tidak pernah lagi ia rasakan. Kadar testosteron yang lebih rendah menekan pikiran-pikiran tentang seks pada level minimal.
Quote:
Namun keputusan untuk menjalani kastrasi atau kebiri bukan tanpa risiko. Dalam jangka panjang, kadar testosteron yang rendah akan meningkatkan risiko pengeroposan tulang atau osteoporosis. Untuk membantu mengurangi risiko tersebut, pria ini harus mengonsumsi kalsium dan obat anti-pengeroposan-tulang.
Sebelum dikebiri, pria ini terlebih dahulu menjalani terapi wicara selama 6 bulan dan berbagai teknik terapi kognitif perilaku. Karena tidak ada satupun yang berhasil membuatnya lepas dari kecanduan seks, pria ini akhirnya dengan sukarela minta dikebiri dengan pemberian injeksi leuprolide acetate.
Sebelum dikebiri, pria ini terlebih dahulu menjalani terapi wicara selama 6 bulan dan berbagai teknik terapi kognitif perilaku. Karena tidak ada satupun yang berhasil membuatnya lepas dari kecanduan seks, pria ini akhirnya dengan sukarela minta dikebiri dengan pemberian injeksi leuprolide acetate.
Spoiler for 1:
Quote:
Kebiri secara sukarela dengan tujuan menekan libido atau gairah seks sangat mungkin dilakukan. Libido pada pria dikendalikan oleh hormon testosteron, dan untuk menurunkannya maka hormon yang diproduksi oleh testis tersebut harus ditekan. Selain dengan kebiri secara fisik (yakni pengangkatan testis), bisa juga dengan obat-obat golongan anti androgen.
Meski dampaknya bisa menekan libido, berkurangnya kadar testosteron juga memiliki efek samping. Selain memicu pengeroposan tulang dan penyusutan massa otot, kadar testosteron yang rendah dalam jangka panjang juga dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik (seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan obesitas) serta kematian dini akibat gangguan jantung dan pembuluh darah.
Meski dampaknya bisa menekan libido, berkurangnya kadar testosteron juga memiliki efek samping. Selain memicu pengeroposan tulang dan penyusutan massa otot, kadar testosteron yang rendah dalam jangka panjang juga dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik (seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan obesitas) serta kematian dini akibat gangguan jantung dan pembuluh darah.
Spoiler for 2:
[
img]https://images.detik.com/community/media/visual/2016/06/03/16504e47-1e49-4958-80ab-e4ed0bc75e27.jpg?w=625[/img]
Quote:
Untuk gangguan hiperseks, terapi psikologis berupa konseling dianggap lebih tepat dibandingkan kebiri. Pada gangguan perilaku seksual semacam itu seringkali faktor kejiwaan lebih besar pengaruhnya dibandingkan faktor hormonal.
Sementara itu, kebiri pada pelaku kejahatan seksual juga diragukan efek terapinya. Tanpa didasari niat dari pasien seperti halnya pada terapi hiperseks yang dilakukan secara sukarela, maka tidak ada jaminan kebiri-paksa akan bisa menekan libido para pelaku kejahatan seks.
Beberapa pelaku kejahatan seks juga memiliki penyimpangan yang dikategorikan sebagai paraphilia, termasuk di dalamnya pedofilia jika objek ketertarikannya adalah anak di bawah umur. Orang-orang tersebut melakukan kekerasan bukan semata-mata karena dorongan seksualnya berlebih, melainkan juga terkait dengan penyimpangan seks yang dimilikinya. Pada perilaku menyimpang seperti ini, solusinya tentu tidak cukup hanya disuntik hormon.
Sementara itu, kebiri pada pelaku kejahatan seksual juga diragukan efek terapinya. Tanpa didasari niat dari pasien seperti halnya pada terapi hiperseks yang dilakukan secara sukarela, maka tidak ada jaminan kebiri-paksa akan bisa menekan libido para pelaku kejahatan seks.
Beberapa pelaku kejahatan seks juga memiliki penyimpangan yang dikategorikan sebagai paraphilia, termasuk di dalamnya pedofilia jika objek ketertarikannya adalah anak di bawah umur. Orang-orang tersebut melakukan kekerasan bukan semata-mata karena dorongan seksualnya berlebih, melainkan juga terkait dengan penyimpangan seks yang dimilikinya. Pada perilaku menyimpang seperti ini, solusinya tentu tidak cukup hanya disuntik hormon.
0
4K
Kutip
28
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.1KThread•83.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru