(+Foto-Foto) Revolusi Alat Pembayaran dari Barter Sampai Uang Elektronik
TS
Entrepreneure
(+Foto-Foto) Revolusi Alat Pembayaran dari Barter Sampai Uang Elektronik
Revolusi alat pembayaran baru saja dimulai. Kini, umat manusia semakin praktis dalam bertransaksi. Aneka macam pilihan datang menghampiri. Mulai dari selembar check hingga sehelai uang elektronik alias e- money.
Peradaban awal umat manusia melakukan aktivitas ekonomi, alat pembayaran sangat ribet alias jauh dari kata praktis. Bayangkan saja, untuk membeli sebidang tanah, maka harus dibayar dengan beberapa ekor kuda. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, merevolusi cara bertransaksi menjadi sangat sederhana.
Langsung saja, berikut ane rangkum revolusi pembayaran dari barter sampai uang elektronik
BERMULA DARI BARTER
Quote:
Di antara agan dan sistah, masih ada yang melakukan pembayaran dengan cara barter atau tukar antar barang dengan barang, tunai? Meski kita sudah di era teknologi, cara tersebut masih terjadi di beberapa kelompok masyarakat yang mempertahankan tradisi. Hal tersebut tak bisa kita pungkiri, apalagi eliminasi.
Spoiler for Transaksi barter masih kekal di Pasar Warloka, Kab. Manggarai Barat, NTT,:
Di Indonesia, praktik jual beli dengan cara barter atau bertukar barang bisa agan temukan ketika berwisata ke Pulau Komodo. Cobalah sempatkan mampir ke Pasar Warloka, di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Di pasar ini, agan jangan berharap bisa menemukan uang. Jadi jika ingin beli sesuatu, maka siapkan barang tebusannya dengan nilai yang sepadan.
Ya, barter adalah metode transaksi paling tua di dunia. Diperkirakan mulai dilakukan tahun 6000 SM. Cara barter, diperkirakan dipelopori oleh bangsa Mesopotamia dan dikembangkan bangsa Babilonia. Berbagai barang pernah digunakan sebagai standar barter, semisal tengkorak manusia. Item lain yang populer digunakan untuk pertukaran adalah garam
BERKEMBANG MENGGUNAKAN EMAS
Quote:
Quote:
Emas adalah salah satu barang yang pernah menjadi alat pembayaran sebelum uang kertas digagas. Logam mulia ini, diterima di semua negara sebagai benda berharga karena nilainya tidak pernah berubah. Penggantian emas menjadi uang kertas sempat menimbulkan pro dan kontra.
Spoiler for Saat ini, penggunaan emas sebagai alat transaksi kian tersingkir:
Awalnya, seluruh negara menggunakan emas sebagai mata uang, termasuk Amerika. Pada tahun 1913, para bankir memutuskan bahwa telah terjadi kekurangan uang di AS. Pemerintah tidak bisa menerbitkan mata uang lagi karena semua cadangan emas telah terpakai. Agar ada sirkulasi tambahan uang, sekelompok orang mendirikan satu bank yang dinamakan “The Federal Reserve Bank of New York” yang kemudian hari populer disingkat The Fed. Sejak saat itu, alat pembayaran emas berganti menjadi uang kertas.
Quote:
Quote:
Nah, ini yang inovatif, kartu debit yang terbuat dari emas murni
LALU MUNCUL UANG KERTAS
Quote:
Setelah ‘uang resmi’ diperkenalkan dan diterima secara luas, maka uang kertas menjadi alat pembayaran. Pada awalnya, uang kertas dibuat oleh satu negara sebesar nilai emas yang mereka miliki. Ya, nilai uang kertas dijamin dengan emas. Namun saat ini, jumlah uang kertas yang beredar tak lagi didasarkan pada jaminan emas. Tapi tergantung oleh berbagai variabel ekonomi.
BANK MENYIAPKAN CEK/BILYET GIRO
Quote:
Dirasa masih kurang praktis dengan uang jika transaksi dalam jumlah besar, maka otoritas Keuangan mengeluarkan alat transaksi yang bernama Cek dan Bilyet. Keduanya menyerupai surat pemberitahuan tentang otoritas klaim sejumlah uang yang nominalnya tertuang di dalam selembar Cek/Bilyet Giro.
Quote:
Jika tidak ada Cek/Bilyet Giro, dapat dibayangkan bagaimana repotnya melakukan transaksi bernilai milyaran rupiah. Harus membawa berkarung-karung atau berkontainer banyaknya uang untuk melakukan pembelian satu unit rumah mewah di kawasan Pondok Indah. Repot membawa dan menghitungnya!
Quote:
LAHIR E-MONEY
Namun rupanya, teknologi terus berkembang. Penggunaan uang kertas, cek dan bilyet giro tak juga cukup di era serba cepat dan praktis yang menuntut keamanan bertransaksi. Selain membutuhkan cost bahan baku, uang kertas dan cek atau bilyet giro juga mudah rusak dan bisa disalahgunakan. Singkatnya, masih bisa dibuat terobosan alat pembayaran yang praktis dan aman.
Maka kemudian, di era kekinian muncullah e-money atau uang elektronik. Uang elektronik memiliki nilai tersimpan (stored-value) atau prabayar (prepaid) dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang.
Quote:
Jika uang kertas, cek atau bilyet bisa digunakan oleh siapa saja alias disalahgunakan, maka e-money memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. E-money berbasis jaringan mengacu pada transaksi e-money dilakukan melalui jaringan telekomunikasi, seperti Internet, sehingga keamanan pada e-money ketika digunakan untuk bertransaksi cukup tinggi.
Quote:
Spoiler for TrueMoney bisa digunakan tanpa harus membuak rekening bank sehingga lebih praktis, aman dan efisien. :
Selain aman, e-money juga efisien. Bahkan, e-money dapat dimiliki tanpa harus membuka rekening bank seperti layanan yang disediakan oleh True Money. Bagi pelaku bisnis ecommerce, penggunaan True Money sangat membantu dalam menjalankan bisnis. Saat ini, inovasi penggunaan True money sudah rambah ke smartphone. Artinya, berbagai transaksi agan dapat dilakukan cukup dengan membuka dan memindai handphone.
Otoritas keuangan, dalam hal ini Bank Indonesia melakukan berbagai upaya guna mendorong penetrasi traksaksi cashless (tanpa uang tunai). Kehadiran uang elektronik ini, membuat transaksi kita praktis, efisien dan aman. Berani menjadi generasi cashless, berarti menjadi bagian dari revolusi bertransaksi. Siapa takut!