Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fadealismAvatar border
TS
fadealism
Cerita seorang indigo
Mereka Tahu Sudut Pandangku

Ditulis oleh Muhammad Rizky Fade


Terkadang aku bingung akan sekelilingku, aku merasa duniaku terlalu luas dan ramai tidak seperti orang lain, namun mereka bilang aku yang berbeda.

****
Namaku Deny, aku merupakan anak tunggal kesayangan ayah dan ibuku. Umurku 25 tahun lulusan psikologi di salah satu Universitas terkenal di Ibu kota, aku berprofesi sebagai musisi sekarang dan bandku menjadi kebanggaan salah satu label musik indie ternama di Negara ini.
****

“ Kriingggg!!! ”, suara alarm nyaring bagaikan lonceng gereja yang dibunyikan tepat dikupingku dan sontak membangunkan tidur pulasku. Hari ini hari senin, seperti biasa aku harus melaksanakan keseharianku yaitu bersekolah. Ibuku sudah menyiapkan segala sesuatunya untukku dipagi yang cerah ini, sarapan pagi, pakaian putih abu – abu yang sudah tergantung rapi dipintu lemari kamarku.
“ Den, ayo ayahmu sudah menunggumu dimobil “, teriak ibu mengingatkanku yang tengah asyik bermain dengan teman baikku sedari kecil, teman baik yang tidak sama sekali pernah dianggap oleh kedua orangtuaku. Tidak lama setelah berpamitan dengan Bahti temanku dan ibu, aku langsung menuju mobil yang didalamnya terdapat ayahku yang Nampak kesal menunggu kedatanganku.
Aku bersekolah disebuah Sekolah Menengah Atas yang sangat terkenal, teman – temanku berasal dari luar kota, rata – rata. Sama seperti diriku, orangtua mereka rela bersusah payah menyekolahkan anaknya disini, sebuah sekolah yang sangat spesial dengan murid yang berkebutuhan spesial pula.

3 tahun sudah aku bersekolah disini bersama teman – temanku yang unik dan ini merupakan tahun terakhirku, orangtuaku bilang aku luar biasa, maka disekolahkan disini. Suatu pernyataan yang selalu membuatku heran, menurutku merekalah yang luar biasa, mampu meniadakan sesuatu yang sesungguhnya ada.
Pada suatu hari, aku diterpa rasa bosan yang luar biasa, temanku Bahti sedang melakukan perjalanan yang sangat jauh, katanya mau bertemu bapaknya yang sudah berusia 3000 tahun lamanya. Hari itu hari minggu, dimana orangtuaku sedang beristirahat dari rutinitasnya yang melelahkan. Aku yang sedari kecil selalu di isolasi oleh kedua orangtuaku, berniat untuk meninggalkan rumah hari ini, kepergian Bahti walau hanya sesaat sangat menyiksa hariku.
Pukul 5 sore sekarang, sudah dua jam aku berputar – putar mengelilingi sudut kamarku yang berukuran 5x5 meter, demi menunggu kedua orangtuaku tertidur. Biasanya, ayah dan ibu pada hari minggu, mulai dari siang menuju sore akan mengurung diri dikamar dengan gembiranya menikmati liburan. Akhirnya, aku memutuskan untuk pergi, setelah aku menyisihkan 10 menit untuk bersiap, mulailah aku keluar kamar yang kemudian mulai meninggalkan rumah dengan ditemani 1 buah ransel lengkap dengan peralatan mandi dan pakaian dua stel, cukup untuk sampai esok pagi.

Tidak ada tujuan pasti kemana aku harus pergi, ditengah lamunanku yang menunggu angkutan umum dipinggir jalan membuatku takut dan panik, suara knalpot yang seolah meneriaki, pandangan orang – orang yang seolah memandangiku aneh dan semua benda yang disekitar nampak membenciku.
Tempatku berdiri sekarang berjarak 2Km jauhnya dari rumahku, aku yang masih berdiri terpaku karena takut sempat ingin kembali pulang, suasana didalam otakku sangatlahj crowded sampai akhirnya ada segerombolan anak muda yang berumur tidak jauh dari usiaku menghampiri. Mereka berjumlah 4 orang, 2 orang berambut gondrong, 2 orang lagi berambut pendek dengan tattoo dikedua tangannya. Mereka terlihat sangat baik, tidak seperti yang lain jika mengeluarkan suara langsung terdengar menggema dikepalaku. “ Hai bro, mau kemana, kok kelihatannya bingung banget?”, sapa salah satu dari mereka yang berambut gondrong bagaikan Slash idolaku.

Masih di tempat yang sama lengkap dengan berisiknya lalu lintas yang padat, aku masih terdiam dan belum mampu untuk menjawab pertanyaan dari si gondrong. “ hmmm…. Aku pengen keluar dari rumah sampai besok pagi, temanku Bahti sedang pergi untuk menemui bapaknya dan sekarang aku ingin mencari teman baru, karena hariku sangat sepi sekarang”, jawabku yang sontak merubah ekspresi mereka seolah mengerti siapa aku sebenarnya. Suasana sempat sedikit hening dan tak lama setelah itu mereka saling pandang dan berbisik yang kemudian mereka mengucapkan sebuah kalimat yang membuatku senang bukan kepalang. “ Bro, bagaimana jika kamu ikut kekontrakan kami, kami mau mengajakmu bermain”, ajak salah seorang dari mereka. Aku yang sudah bergembira tanpa ragu langsung meng-iyakan ajakan mereka yang baik hati, bak seekor anjing mengikuti tuannya akupun mengikuti langkah demi langkah mereka menuju sebuah supermarket yang ternyata ada sebuah mobil sedan yang mereka parkirkan.

Dalam perjalanan, kami berbincang – bincang dan berkenalan, mereka berempat yang akhirnya aku mengetahui mereka baru saja pulang kuliah dan mereka adalah Beni, Arman, Petrus dan Rizal. Beni dan Arman adalah si gondrong kemudian Petrus dan Rizal si Tattoo. Mereka adalah mahasiswa semester 4 yang berasal dari luar kota dan bersama – sama mengontrak sebuah rumah. Langit sudah berbintang, akupun terkejut dari mimpiku yang indah setelah Rizal membangunkanku didalam sebuah mobil yang sudah terparkir disebuah rumah yang tidak terlalu besar namun berhalaman luas dan terawat.

Sampai didalam rumah, aku langsung dipersilahkan masuk kedalam sebuah kamar, kamar yang cukup luas dengan tempelan poster ditembok, bungkus bekas rokok yang yang berserakan dan sebuah komputer yang dilengkapi dengan sebuah Monitor besar berukuran 40 inci, didalam kamar tersebut terdapat pula sebuah meja yang diatasnya banyak buku – buku bertema psikologi sama persis seperti yang ada diatas meja guruku disekolah.

Setelah kami berkumpul dikamar itu, Beni menyuruh kami duduk membuat lingkaran. “Hai deny, apakah kamu siap bermain bersama?”, Beni menanyakan perihal tersebut yang kusambut dengan ceria untuk menyetujui ajakan itu, sebuah ajakan yang belum pernah kuterima sebelumnya dari orang – orang yang berbeda dari diriku ini. Setelah aku menyetujui ajakan mereka, Benipun mengeluarkan sebuah plastik obat berwarna bening yang didalamnya terdapat 4 carik kertas berukuran sengat kecil, terlihat seperti perangko namun ukurannya dua kali lipat lebih kecil. Tak menunggu waktu lama setelah kertas itu dikeluarkan, merekapun menempelkan masing – masing kertas di lidah masing – masing dari mereka, aku sangat heran dan bertanya – tanya dalam hati, gerangan apa yang mereka lakukan. “ Den, sabar ya tunggu 30 menit maka permainan kita dimulai “, ujar Arman disambut dengan anggukkan polos kepalaku.

Hari semakin malam, aku ingat jam dinding menunjukkan pukul 11 malam, sudah hampir 30 menit semenjak mereka menempelkan kertas tersebut. Tiba – tiba aku terkejut, tak ada angin tak ada hujan, Bahti teman terbaikku yang bersosok kulit kemerahan datang disambut dengan teriakan histeris 4 teman baruku ini, akupun terkejut namun disisi lain sangat bergembira akhirnya ada yang bisa melihat Bahti. “ Den, apakah itu temanmu? “, tanya Arman ketakutan. “ Yaaaa! Perkenalkan ini Bahti temanku dari kecil yang aku ceritakan tadi “, jawabku. Satu hal yang masih aku pertanyakan adalah mengapa 4 orang teman baruku ini tiba – tiba berubah drastis, mereka mampu melihat apa yang aku lihat dan mengerti apa yang aku rasakan, kenapa mereka menjadi luar biasa sepertiku? Atau itu efek dari kertas yang mereka tempelkan di lidah? Yang pasti aku tahu harus kepada siapa aku berteman sekarang.

Beginilah kisahku, seorang anak berkebutuhan khusus dengan 4 teman yang sampai sekarang kami sukses bersama dalam sebuah band indie yang sudah berlabel, mereka teman terbaikku yang bisa menyamakan rasaku, kapanpun aku kesepian.
seeunextime
anasabila
anasabila dan seeunextime memberi reputasi
2
5.9K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.