Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah mempersiapkan segala hal ketika dirinya harus menelan pil pahit bila kalah di Pilkada DKI 2017 mendatang. Terlebih hal tersebut tampak semakin mungkin terjadi setelah PDI Perjuangan menyambut baik niat Partai Gerindra untuk mengulangi kesuksesan koalisi di Pilkada 2012 lalu.

Buatnya, yang penting saat ini adalah bagaimana menuntaskan pekerjaan dalam beberapa program DKI. Paling tidak, kata Ahok, hal tersebut dikerjakannya sampai Oktober 2017 mendatang.

"Yang penting saya harus siap-siap sampai Oktober 2017 saya selesai di sini. Makanya saya mau siapkan penganggaran pakai sistem template," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (27/5/2016).

Terutama, dikatakannya, dalam rancangan baku penganggaran pada rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), termasuk program pembangunan yang dibiayai perusahaan dengan corporate social responsibility (CSR).

"Saya tak ingin kalau Gubernur bukan saya terjadi penyelewengan, ini bisa jadi, kontribusi dianggap masalah, CSR masalah, kan kita gak tahu siapa yang jadi Gubernur," terang Ahok.

Dengan begitu dia berharap siapapun Gubernur DKI pengganti dirinya merupakan sosok jujur dan trasnparan, serta bisa membuktikan harta kekayaannya."Ya mudah-mudahan saya berharap seperti itu," tutur Ahok.

Jelang Pilkada DKI, PDI Perjuangan bersama Partai Gerindra merekatkan kembali hubungan untuk menggalang lagi kekuatan layaknya tahun 2012 silam yang telah berhasil mengantarkan Joko Widodo (Jokowi)-Ahok bertahta di Jakarta.

Hasil pertemuan kedua partai mayoritas tersebut, mereka sepakat untuk mengusung calon Gubernur dan Wakil melalu jalur Partai Politik (Parpol).


http://nasional.rimanews.com/politik...medium=twitter