BASUKI Tjahaja Purnama, akrab disapa Ahok, merupakan sosok paling kontroversil yang menarik diperbincangkan. Benci dan rindu untuk Ahok ibarat sekeping mata uang. Meski gencar dihujat, dukungan KTP untuk Ahok maju melalui jalur independen dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 terus mengalir. Hingga saat ini, Jumat (27/5), sudah 890.112 KTP terkumpul.

Koordinator Muda Mudi Ahok, Ivanhoe Semen, mengakui bahwa Ahok merupakan sosok yang menarik untuk diperbincangkan. Ia seksi untuk didiskusikan. Ivanhoe mencontohkan Ahok menjadi isu menarik untuk dibicarakan kaum muda, aktivis, lembaga survei, selebritis, pengamat maupun akademisi.

Sebuah buku berjudul Ahok Sang Pemimpin Bajingan baru saja diluncurkan, ditulis Maksimus Ramses Lalongkoe dan Syaefurrahman Al-Banjary.

Buku dengan cover spiderman bermuka Ahok itu menceritakan napak tilas Ahok, Ahok Sang Pemimpin 'Bajingan', Ahok dengan model komunikasinya, Ahok dalam kacamata publik, Ahok tokoh masa depan Indonesia dan yang terakhir mengenai vox populi untuk Ahok. Setelah membaca buku ini bisa disimpulkan Ahok hadir pada waktu dan tempat yang tepat untuk kembali memimpin Jakarta.

Pemimpin bajingan itulah yang paling dirindukan warga Jakarta. Hasil jajak pendapat Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) pada 400 responden di Jakarta menyebut, popularitas Ahok masih sangat tinggi yakni 98,5 persen. Elektabilitasnya juga masih mengungguli nama-nama yang lain yakni 43,5 persen.

Menjawab hujatan

Ahok ibarat pohon yang tinggi kencang diterpa angin hujatan. Akan tetapi, seperti dikutip Antara, Ahok mengaku dirinya biasa saja mendengar isu yang berkembang tentang dirinya menjelang pencalonan kembali dirinya sebagai pemimpin ibu kota. “Saya nggak begitu mau dengar, biarin saja,” katanya.

Ahok mengaku dirinya dulu sempat mendapat tuduhan pemilihnya merupakan kalangan menengah ke atas, keturunan Tionghoa maupun penganut non-muslim. Menurut dia, isu berbau suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) tidak berlaku untuk warga Jakarta, alih-alih percaya, mereka malah tertawa.

Kini, ia menghadapi tuduhan bersekongkol dengan pengembang untuk reklamasi Teluk Jakarta hingga ada yang memberi julukan “Gubernur Podomoro”. Sambil tertawa, ia bertanya “mau dengar isu yang mana lagi nih?”.

Koalisi Gerindera-PDIP

Sejauh ini belum muncul nama penantang Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Partai politik, terutama Gerindra dan PDIP, masih masih sibuk mencari calon penantang Ahok. Dua partai itulah pengusung Ahok yang mendamping calon gubernur Joko Widodo, kini Presiden RI, pada saat Pilgub DKI 2012.

Serangkaian pertemuan telah dilakukan Gerindera dan PDIP untuk menjajaki koalisi. Pelaksana tugas Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang Dwi Hartono mengatakan, pertemuan dengan pengurus Partai Gerindra akan terus berlanjut. Dalam pertemuan Rabu (25/5, PDIP dan Gerindra menyepakati untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur melalui jalur partai politik.

Ahok menyambut baik rencana koalisi PDIP-Gerindra. “Bagus juga. Ya, kan, ulang lagi PDIP sama Gerindra,” kata Ahok, Kamis (26/5).

Meski maju lewat jalur independen, Ahok sudah mendapat dukungan NasDem dan Partai Hanura. Dukungan Partai Golkar tinggal tunggu tanggal mainnya. Ahok mengaku sudah mengadakan pertemuan dengan beberapa politikus Partai Golkar, salah satunya Setya Novanto. Dalam pertemuan itu, Ahok mendapat dukungan dari partai berlambang pohon beringin tersebut. Golkar pantas dukung Ahok, karena namanya menduduki urutan pertama untuk calon Gubernur DKI hasil survei Golkar untuk tahap pertama.

Siapa pun lawan Ahok, pertarungan menuju DKI-1 tentu kian menarik.Kemenangan bukan ditentukan partai politik tapi para pemilih dalam pilkada serentak 15 Februari 2017.

http://mediaindonesia.com/news/read/...kan/2016-05-27