- Beranda
- The Lounge
Serba-serbi Gula Kelapa Khas Indonesia Yang Melegenda
...
TS
totc
Serba-serbi Gula Kelapa Khas Indonesia Yang Melegenda
Serba-serbi Gula Kelapa Khas Indonesia Yang Melegenda
Gula kelapa adalah gula yang dihasilkan dari penguapan nira pohon kelapa (cocos nucifera linn). Nira merupakan cairan bening yang terdapat di dalam mayang pohon kelapa yang pucuknya belum membuka. Nira ini didapatkan dengan cara penderesan atau penyadapan. Penderesan atau penyadapan bisa dilakukan setiap hari selama 2 kali yaitu pagi dan sore. Hasil yang diperoleh sekitar 0,5-1 liter nira setiap mayang, atau sekitar 2 - 4 liter nira per pohon setiap harinya. Rendeman gula rata-rata 14 persen atau dari 1,75 liter nira dihasilkan 0,25 kg gula kelapa.
Pembuat gula kelapa disebut sebagai “Penderes”. Gula kelapa bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti :
1) Rumah tangga : bumbu masakan, dan pemanis makanan ringan.
2) Pengolah makanan : angleng, putu, bugis, noga rujak, lotek, dendeng, abon, es cendol, emping manis, bubur kacang ijo, dan pemanis beberapa makanan dari beras ketan, singkong, dan tepung beras (cucur, serabi, misro, dan sebagainya).
3) Industrial user : pabrik kecap, pabrik dodol, gula kristal (pemanis roti tawar), dan pabrik beberapa jenis roti.
Bagaimana yah Produksi Gula Kelapa itu?
Uniknya proses pembuatan gula kelapamenjadikan gula kelapa menjadi primadona yang banyak diminati oleh wisatawan asing. Terutama mereka menikmati proses unik dalam pembuatanya.
Pertama, mari kita intip Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
Peralatan yang digunakan antara lain : tungku, wajan, soled, cetakan, arit, penadah nira (bumbung bambu atau kaleng), dan jerigen. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain: nira, kayu bakar, obat gula (natrium metabisulfit) dan minyak goreng.
Ada istilah Penderesan (khas kabupaten Banyumas) / penyadapan gula kelapa.
Pilih mayang kelapa yang belum membuka pada stadium umur tertentu, utuh, dan bebas dari serangan hama dan penyakit. Setelah itu, mayang diikat agar tidak mekar. Selanjutnya mayang dimemarkan. Caranya, ambil sepotong kayu lalu dipukulkan ke mayang perlahan-lahan sekitar 5-8 menit mulai dari pangkal ke ujung. Bila menemui mayang yang posisinya agak tegak, sebaiknya ditarik ke arah bawah ketika melakukan pememaran. Tujuan penarikan mayang ke arah bawah ini adalah untuk mempermudah penampungan nira. Untuk mengeluarkan nira maka pucuk mayang dipotong.
Setelah mayang mengeluarkan nira, penyadapan bisa dilakukan setiap pagi dan sore. Untuk menampung nira lazimnya memakai bumbung bambu yang bersih atau kaleng yang bersih lalu diberi obat natrium metabisulfit 1500mg/kg atau zat lainnya. Air nira yang keluar ditampung menggunakan bumbung bambu sebanyak 1 buah untuk 1 mayang, karena setiap 1 pohon kelapa memiliki 4 mayang maka untuk 1 pohon kelapa dibutuhkan 4 bumbung bambu. Keberhasilan penyadapan dipengaruhi faktor-faktor seperti : keadaan iklim, umur tanaman dan ketrampilan menyadap.
Kedua, Ini nih Proses produksi gula kelapa Khas Kabupaten Banyumas
Nira yang didapatkan dengan cara penyadapan selanjutnya disaring menggunakan kain penyaring untuk membuang kotoran seperti lebah, daun kering, dan serangga lainnya.
Nira hasil saringan secepatnya dimasukkan ke dalam wajan, kemudian dimasak pada suhu sekitar 110° sambil dilakukan pengadukan. Perlu diperhatikan, bila nira hasil saringan ditunda memasaknya, maka nira tersebut cepat berubah menjadi masam. Pada proses pemanasan dengan suhu tinggi ini kotoran-kotoran halus akan terapung dipermukaan bersama-sama busa nira. Kotoran tersebut sebaiknya dibuang. Pada pemanasan ini pula akan timbul busa nira yang meluap-luap berwarna kuning sampai cokelat. Untuk menjaga agar busa nira tidak meluap dari wajan, maka harus diaduk dan ditambahkan minyak kelapa (1 sendok minyak kelapa untuk 25 liter nira). Semula cairan ini berwarna putih kekuningan, lambat laun akan jadi tua, dan pada suatu saat buih-buih nira turun, ini berarti : mendidihnya makin perlahan, hal ini karena nira sudah mulai pekat.
Langkah berikutnya, kita perlu mengetahui kapan nira sudah masak atau tua. Caranya, ambil nira dengan pengaduk, lalu diteteskan ke dalam air. Jika terdapat benang-benang gula dan kalau dipegang mudah putus, itu berarti masakan nira sudah tua. Cara lain, ambil nira dengan pengaduk, lalu diteteskan diatas masakan nira tersebut. Jika terdapat benang-benang putus dan melayang-layang, itu berarti sudah masak.
Setelah diketahui pekatan nira sudah tua, segera diangkat dari tungku, dan tetap dilakukan pengadukan sampai pekatan nira mulai mendingin. Selanjutnya pekatan nira ini dituangkan kedalam cetakan yang terbuat dari setengah tempurung kelapa (bathok) atau bambu. Namun jangan lupa, sebelum dipakai cetakan tersebut dialasi plastik lalu dibasahi dengan air, agar nantinya mempermudah pelepasan gula kelapa. Tunggu sementara waktu, sampai gula kelapa menjadi dingin lalu dilepas dari cetakan. Selanjutnya gula kelapa siap dijual.
Ini ane tambah gambar gan,,
1. Pongkor khas Banyumas (Dari Bambu)
Itu namanya pongkor atau penadah nira pada saat "Nderes" , fungsinya untuk tempat menampung nira pada saat di pohon kelapa..
2. Sengkang (Cetakan gula kelapa khas Banyumas dari bambu)
Nah ini namanya cetakan (ngapak) = sengkang, bahanya dari bambu..
3. wajan besar + pongkor
Nah ini wajan untuk memasak, kalau yang pernah liat wajan membuat dodol, bedanya wajan ini lebih cekung, kalau dodol lebih datar..
Maaf gan..fotonya natural, alias apa adanya..
sumber gambar :
http://chyrun.com/uniknya-proses-pem...gula-merah_16/
http://chyrun.com/penderes-gula-kela...-penuh-resiko/
Gula kelapa adalah gula yang dihasilkan dari penguapan nira pohon kelapa (cocos nucifera linn). Nira merupakan cairan bening yang terdapat di dalam mayang pohon kelapa yang pucuknya belum membuka. Nira ini didapatkan dengan cara penderesan atau penyadapan. Penderesan atau penyadapan bisa dilakukan setiap hari selama 2 kali yaitu pagi dan sore. Hasil yang diperoleh sekitar 0,5-1 liter nira setiap mayang, atau sekitar 2 - 4 liter nira per pohon setiap harinya. Rendeman gula rata-rata 14 persen atau dari 1,75 liter nira dihasilkan 0,25 kg gula kelapa.
Pembuat gula kelapa disebut sebagai “Penderes”. Gula kelapa bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti :
1) Rumah tangga : bumbu masakan, dan pemanis makanan ringan.
2) Pengolah makanan : angleng, putu, bugis, noga rujak, lotek, dendeng, abon, es cendol, emping manis, bubur kacang ijo, dan pemanis beberapa makanan dari beras ketan, singkong, dan tepung beras (cucur, serabi, misro, dan sebagainya).
3) Industrial user : pabrik kecap, pabrik dodol, gula kristal (pemanis roti tawar), dan pabrik beberapa jenis roti.
Bagaimana yah Produksi Gula Kelapa itu?
Uniknya proses pembuatan gula kelapamenjadikan gula kelapa menjadi primadona yang banyak diminati oleh wisatawan asing. Terutama mereka menikmati proses unik dalam pembuatanya.
Pertama, mari kita intip Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
Peralatan yang digunakan antara lain : tungku, wajan, soled, cetakan, arit, penadah nira (bumbung bambu atau kaleng), dan jerigen. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain: nira, kayu bakar, obat gula (natrium metabisulfit) dan minyak goreng.
Ada istilah Penderesan (khas kabupaten Banyumas) / penyadapan gula kelapa.
Pilih mayang kelapa yang belum membuka pada stadium umur tertentu, utuh, dan bebas dari serangan hama dan penyakit. Setelah itu, mayang diikat agar tidak mekar. Selanjutnya mayang dimemarkan. Caranya, ambil sepotong kayu lalu dipukulkan ke mayang perlahan-lahan sekitar 5-8 menit mulai dari pangkal ke ujung. Bila menemui mayang yang posisinya agak tegak, sebaiknya ditarik ke arah bawah ketika melakukan pememaran. Tujuan penarikan mayang ke arah bawah ini adalah untuk mempermudah penampungan nira. Untuk mengeluarkan nira maka pucuk mayang dipotong.
Setelah mayang mengeluarkan nira, penyadapan bisa dilakukan setiap pagi dan sore. Untuk menampung nira lazimnya memakai bumbung bambu yang bersih atau kaleng yang bersih lalu diberi obat natrium metabisulfit 1500mg/kg atau zat lainnya. Air nira yang keluar ditampung menggunakan bumbung bambu sebanyak 1 buah untuk 1 mayang, karena setiap 1 pohon kelapa memiliki 4 mayang maka untuk 1 pohon kelapa dibutuhkan 4 bumbung bambu. Keberhasilan penyadapan dipengaruhi faktor-faktor seperti : keadaan iklim, umur tanaman dan ketrampilan menyadap.
Kedua, Ini nih Proses produksi gula kelapa Khas Kabupaten Banyumas
Nira yang didapatkan dengan cara penyadapan selanjutnya disaring menggunakan kain penyaring untuk membuang kotoran seperti lebah, daun kering, dan serangga lainnya.
Nira hasil saringan secepatnya dimasukkan ke dalam wajan, kemudian dimasak pada suhu sekitar 110° sambil dilakukan pengadukan. Perlu diperhatikan, bila nira hasil saringan ditunda memasaknya, maka nira tersebut cepat berubah menjadi masam. Pada proses pemanasan dengan suhu tinggi ini kotoran-kotoran halus akan terapung dipermukaan bersama-sama busa nira. Kotoran tersebut sebaiknya dibuang. Pada pemanasan ini pula akan timbul busa nira yang meluap-luap berwarna kuning sampai cokelat. Untuk menjaga agar busa nira tidak meluap dari wajan, maka harus diaduk dan ditambahkan minyak kelapa (1 sendok minyak kelapa untuk 25 liter nira). Semula cairan ini berwarna putih kekuningan, lambat laun akan jadi tua, dan pada suatu saat buih-buih nira turun, ini berarti : mendidihnya makin perlahan, hal ini karena nira sudah mulai pekat.
Langkah berikutnya, kita perlu mengetahui kapan nira sudah masak atau tua. Caranya, ambil nira dengan pengaduk, lalu diteteskan ke dalam air. Jika terdapat benang-benang gula dan kalau dipegang mudah putus, itu berarti masakan nira sudah tua. Cara lain, ambil nira dengan pengaduk, lalu diteteskan diatas masakan nira tersebut. Jika terdapat benang-benang putus dan melayang-layang, itu berarti sudah masak.
Setelah diketahui pekatan nira sudah tua, segera diangkat dari tungku, dan tetap dilakukan pengadukan sampai pekatan nira mulai mendingin. Selanjutnya pekatan nira ini dituangkan kedalam cetakan yang terbuat dari setengah tempurung kelapa (bathok) atau bambu. Namun jangan lupa, sebelum dipakai cetakan tersebut dialasi plastik lalu dibasahi dengan air, agar nantinya mempermudah pelepasan gula kelapa. Tunggu sementara waktu, sampai gula kelapa menjadi dingin lalu dilepas dari cetakan. Selanjutnya gula kelapa siap dijual.
Ini ane tambah gambar gan,,
1. Pongkor khas Banyumas (Dari Bambu)
Itu namanya pongkor atau penadah nira pada saat "Nderes" , fungsinya untuk tempat menampung nira pada saat di pohon kelapa..
2. Sengkang (Cetakan gula kelapa khas Banyumas dari bambu)
Nah ini namanya cetakan (ngapak) = sengkang, bahanya dari bambu..
3. wajan besar + pongkor
Nah ini wajan untuk memasak, kalau yang pernah liat wajan membuat dodol, bedanya wajan ini lebih cekung, kalau dodol lebih datar..
Maaf gan..fotonya natural, alias apa adanya..
sumber gambar :
http://chyrun.com/uniknya-proses-pem...gula-merah_16/
http://chyrun.com/penderes-gula-kela...-penuh-resiko/
Diubah oleh totc 25-05-2016 23:11
0
4.2K
36
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru