Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pakdejoyAvatar border
TS
pakdejoy
Ekonomi Jokowi Sulit Meroket, Gara2 Suku Bunga Tinggi. Negara Maju Sudah Minus
Percuma Jokowi Keluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Kalau Bunga Kredit Masih Tinggi
Selasa, 23/02/2016 12:50 WIB

Percuma Jokowi Keluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Kalau Bunga Kredit Masih TinggiFoto: Maikel Jefriando
Jakarta -Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah berusaha keras mencari cara untuk menekan bunga kredit bank. Ini dilakukan untuk menggenjot ekonomi.

Menko Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah pimpinan Joko Widodo (Jokowi) harus didukung oleh bunga kredit yang rendah.

"Paket deregulasi termasuk DNI (daftar negatif investasi), macam-macam yang mempermudah investasi, termasuk kita membangun beberapa kawasan. Ada yang namanya kawasan pusat storage berikat dan itu ternyata laku itu, banyak peminatnya, kawasan ekonomi khusus, kawasan pariwisata, tapi ya tingkat bunga harus lebih rendah supaya kita bisa merealisasi investasi," papar Darmin di kantornya, Jakarta, Selasa (23/2/2016).

Selain itu, bunga kredit yang rendah juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik, di tengah perlambatan ekonomi dunia.

Ini yang menjadi latar belakang pemerintah bersama BI dan OJK, saat ini tengah mencari cara untuk menurunkan tingkat bunga kredit perbankan.

"Kita bagaimana pun juga harus mengakui dibandingkan dengan negara-negara tetangga, tingkat bunga kita itu tinggi. Walaupun memang inflasi kita juga agak tinggi, itu harus diakui semua," kata Darmin
http://finance.detik.com/read/2016/0...t-masih-tinggi


Ini 5 Gebrakan Jokowi yang Membuat Ekonomi Indonesia Kebakaran
02 Oktober 2015 23:28

POSMETRO INFO - Ekonomi Indonesia saat ini bagaikan hutan kebakaran, nilai dolar yang terus membumbung menghanguskan sedikit demi sedikit kekayaan Indonesia, bagai asap melayang ke luar negeri dalam bentuk aliran keluar modal asing, aliran pembayaran bunga dan cicilan utang luar negeri. Mengapa bisa terjadi? Ada lima gebrakan Jokowi yang secara langsung menyebabkan situasi ini.

1. Gebrakan awal Pemerintahan Jokowi yang menaikkan harga BBM. Ekonomi Indonesia langsung mengalami lesu, bagai tubuh yang kehilangan darah. Kebijakan ini langsung menyebabkan kenaikan harga-harga (inflasi) yang tinggi, dan langsung memukul daya beli masyarakat. Dampak kenaikan harga BBM itulah yang masih terasa sampai dengan saat ini, tidak hanya bagi masyarakat namun juga bagi pelaku usaha. Inflasi yang tinggi dan daya beli yang rendah memyebabkan investasi enggan masuk ke Indonesia, karena imbal hasilnya akan negatif.

2. Gebrakan Jokowi yang agresif membuat MOU dengan China dalam hal investasi dan utang. Puluhan MOU dibuat untuk mendapatkan utang China dan Investasi China. Padahal pelaku usaha internasional tau bahwa China tengah sekarat akibat perlambatan ekonominya, krisis utang publik yang besar dan ambruknya sektor property China. Langkah Jokowi yang bersandar pada China dinilai sebagai langkah membahayakan karena akan menjadikan Indonesia sebagai pelampung penyelamat ekonomi China.

3. Kebijakan Jokowi yang memicu inflasi tinggi tersebut diikuti dengan kebijjakan BI yang menaikkan suku bunga. Akibatnya langsung pada pelemahan kredit dan konsumsi yang selama ini menopang lebih dari 57% PDB Indonesia. Kebijakan BI yang menaikan suku bunga memicu bank bank menaikkan suku bunga gila gilaan, yang kemudian berdampak pada perlambatan kredit dan usaha.

4. Kebijakan Jokowi yang menetapkan target ambisius dalam pembangunan infrastruktur yang dipandang oleh para pelakuekonomi akan semakin memperparah defisit neraca berjalam Indonesia. Proyek proyek infrastuktur skala besar tersebut pastilah akan memicu impor gila gilaan sehingga akan menyedot cadangan devisa Indonesia.

5. Kebijakan Jokowi yang menetapkan target ambisius terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Target kenaikan APBN yang sangat ambisius dalam APBN P 2015 hingga 30 % dinilai oleh lembaga lembaga keuangan internasional tidak masuk akal dan tidak akan tercapai, dikarenakan ekonomi sedang melemah baik nasional maupun global. Target kenaikan pajak dan cukai yang juga ugal ugalan langsung memukul ekonomi nasional, menyebabkan bangkrutnya perusahaan dan memicu PHK.

Hari hari ke depan adalah situasi yang rumit, baik karena inflasi tinggi, daya beli rendah, industri bangkrut, harga komoditi merosot, impor meningkat, aliran devisa keluar negeri tinggi, bunga utang dan cicilan utang pokok pemerintah dan swasta yang besar. Apakah segudang masalah itu ada jalan keluarnya? Tergantung pak Jokowi sendiri.
http://www.posmetro.info/2015/10/ini...g-membuat.html


Bunga Kredit Bank Indonesia Tertinggi di Asteng
5 days ago

JAKARTA, WOL – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, bunga kredit perbankan di Indonesia masih jauh lebih tinggi di antara bunga kredit negara-negara lain di Asia Tenggara, yaitu antara 10 hingga 12 persen.

Untuk itu, saat ini perbankan perlu menurunkan suku bunga kredit hingga mencapai single digit. Pasalnya, apabila bunga kredit masih tinggi, maka hal ini akan memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Kita bagaimanapun juga harus mengakui dibandingkan dengan negara-negara tetangga tingkat bunga kita itu tinggi. Walaupun juga inflasi kita juga cukup tinggi. Itu harus diakui semua,” jelas Darmin di Jakarta, Selasa (22/2).

Darmin melanjutkan, penurunan tingkat suku bunga ini juga diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pelemahan ekonomi global. Selain itu, hal ini juga dapat berdampak pada pembangunan kawasan industri di berbagai daerah di Indonesia.

“Dalam situasi perlambatan ekonomi dunia kita perlu suasana di mana antara lain tingkat bunga ini menjadi lebih rendah. Supaya dapat mempermudah investasi. Itu termasuk kita membangun beberapa kawasan. Itu apa namanya kawasan pusat, berikat itu ternyata laku, banyak peminatnya,” jelas Darmin.

Untuk itu, perbankan diharapkan dapat segera menurunkan suku bunga kredit dan suku bunga deposito seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Hal ini sesuai dengan rencana Wakil Presiden Jusuf Kala yang menargetkan pada tahun depan suku bunga kredit menyentuh angka 7,5 persen
http://waspada.co.id/warta/bunga-kre...ggi-di-asteng/


Ekonomi Jokowi Sulit Meroket, Gara2 Suku Bunga Tinggi. Negara Maju Sudah Minus
Ekonomi Jokowi Sulit Meroket, Gara2 Suku Bunga Tinggi. Negara Maju Sudah Minus
source: http://www.fxstreet.web.id/economic-...t-rates-table/

Belajarlah dari negara Maju. Mereka justru berlomba-lomba membuat suku bunga Bank-nya mendekati Nol (minus)
Quote:


----------------------------------------------

Kalau suku bunga itu sampai minus seperti di Jepang ... berarti kredit yang diberikan pihak perbankan dan Bank Sentral, ada subsidi negara untuk bunga ybs. Yang menarik lagi, kalau bunga bank itu haram, seperti keyakinan Ulama Islam, lalu kalau bunga Bank di suatu Negara itu NOL dan bahkan MINUS, bukankah berarti mereka sudah mempraktekkan Perbankan Syariah yang tanpa bunga samasekali itu?


emoticon-Angkat Beer
Diubah oleh pakdejoy 28-02-2016 15:21
nona212
nona212 memberi reputasi
1
2.4K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.