Bersaing dengan sehat setiap 4 tahun sekali, dan hampir semua negara di dunia ikut dalam perayaan Olimpiade yang memuat perlombaan di beragam cabang olahraga. Ada sensasi prestige di sana untuk menjadi yang terbaik, apalagi untuk cabang-cabang olahraga yang memang populer.
Sekarang bayangkan skenario yang sama gan, namun satu-satunya perlombaan yang ada hanyalah sebuah arena pertarungan yang mengharuskan Agan untuk bertemu dengan tak hanya manusia, tetapi juga monster bertangan empat, ninja dari neraka, hingga dewa-dewa sampai mati.
Berita buruknya gan? Ini bukan hanya soal prestige.
Jika wakil dari dunia kalah, maka bumi harus siap menerima dijajah oleh bangsa-bangsa dari dunia lain yang lalim dan tak peduli soal nyawa. Bayangkan jika Agan hidup di dunia seperti ini, dimana hari kerja Ente hari ini bisa berakhir jadi budak kelas rendahan yang disiksa makhluk dari dunia lain besok.

Agan tahu bahwa ente sudah bertemu dengan sebuah dunia yang sama sekali tak menyenangkan ketika tak hanya dari kacamata seorang NPC saja, bahkan dari kacamata sang karakter utama sekalipun, ia berakhir jadi dunia yang tak pernah ingin siapapun tinggali.
Silent Hill adalah sebuah kota indah dengan kabut tebal yang mungkin akan jadi “surga” untuk mereka yang rindu dengan situasi kota yang sunyi tanpa banyak suara.
Tempat terbaik untuk menenangkan diri? Mungkin gan.

Tetapi begitu bunyi sirene berteriak kencang, kota ini akan secara otomatis berubah menjadi sebuah neraka hidup yang langsung memunculkan serangkaian makhluk menyeramkan beragam ukuran yang bisa membunuh Agan secara instan.
Silent Hill mungkin menawarkan pemandangan indah yang tenang,
namun Ane akan lebih memilih untuk tinggal di bak sampah jika dimungkinkan drpd di Silent Hill.

Hidup di sebuah skenario dunia post-apocalyptic pasca perang nuklir memang menjadi horror tersendiri.
Mengapa?
Agan bukan hanya harus berhadapan dengan monster-monster mutasi yang tak sulit mencabik tubuh Agan secara instan, tetapi juga faksi-faksi yang tumbuh dari absennya otoritas dengan kepentingan mereka masing-masing.

Masih belum menyeramkan?
Bagaimana dengan sebuah ras robot yang kini mulai bisa berfungsi layaknya manusia dengan motivasi yang juga tak jelas?
Atau sebuah sekte keagamaan yang memuja Atom sebagai Tuhan mereka?
Ini adalah sebuah dunia dimana Agan akan berharap untuk mati secepat mungkin.

Call of Duty: Modern Warfare mungkin adalah salah game FPS terbaik yang pernah muncul di industri game gan, dimana Agan mendapatkan sebuah skala pertempuran ala film Hollywood yang interaktif langsung di tangan Agan.
Namun untuk hidup dan tinggal di dalamnya? Butuh pemikiran ribuan kali. Mengapa?
Karena dilihat dari satu titik ke titik lainnya, inilah adalah dunia yang berada di ujung pusaran kekacauan karena kepentingan-kepentingan sekelompok kecil manusia yang egois.
Ledakan nuklir di masa modern bisa berakhir membunuh ratusan ribu orang secara instan, aksi terorisme lintas negara membuat dunia menjadi tempat tinggal yang tak pasti.
Semua negara berada di posisi waspada dengan kondisi yang begitu rentan pecah perang.
Sebuah kondisi dunia yang tak ingin untuk Agan tinggali.

Pernahkah ente membayangkan apa yang terjadi jika Agan hidup di sebuah dunia yang “berhasil” membuat semua hal yang selama ini Agan dengar dari cerita-cerita horor fiksi menjadi Nyata?
Bahwa keinginan Agan untuk hidup damai bisa berakhir di saat itu juga dengan ragam monster raksasa yang siap menerkam dari angkasa, beragam makhluk supranatural yang bisa meneror Agan setiap saat, hingga kondisi perang antar negara yang tak terelakkan.

Berita buruknya?
Di tengah sulitnya mencari uang dengan setiap sudut mata pencaharian yang bisa berakhir jadi kematian, Ente tetap harus membayar orang untuk menyelesaikannya.
Satu-satunya orang yang punya kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah seperti ini – The Witcher– bukanlah golongan pekerjaan yang melakukannya atas niat baik, tetapi hanya karena mencari keuntungan semata.
Susah cari uang, harus bertahan hidup, dan membayar tenaga ahli dengan biaya cukup tinggi untuk masalah yang berada di luar kendali Agan.
It sucks gan...masih mau hidup disana?

Bayangkan sebuah hari yang indah gan.
Minggu berjalan baik, kerjaan Agan beres, dan ente memutuskan untuk memanfaatkan hari libur ini untuk keluar kota.
Dengan kopi panas di meja depan dan pemandangan alam di depan, lengkap dengan binatang-binatang liar yang berusaha menjalani peran mereka masing-masing di ekosistem,
Agan sangat berharap bahwa setiap hari bisa sesempurna ini.
Namun apa yang Agan temukan?
Sebuah kegaduhan dengan suara yang begitu kencang di sudut mata. Kecil, tapi bergerak cepat.
Agan masih berpikir keras hendak lari atau tidak, namun ia tak terlihat seperti sebuah ancaman atau serangan.
Semuanya tiba-tiba menggelap dan tanpa ente sadari, Agan kini berakhir jadi bagian dari sebuah bola raksasa yang menolak untuk berhenti berguling, menelan dan menggabungkan apa saja yang ia temui.
Agan bahkan tak punya waktu untuk menyadari apa yang sedang terjadi.
Ngeri banget dah gan !!!!

Senjata api dan sebuah parang tajam tampaknya sudah cukup untuk membuat Agan bisa hidup dan selamat dari ancaman zombie manapun bila agan hidup disini.
Bagaimanapun juga, mereka hanyalah mayat hidup tanpa otak yang hanya bisa berjalan lambat, bukan ancaman besar.
Tetapi apa yang ditawarkan Left 4 Dead mengubah pendekatan game zombie yang selama ini kita kenal yang berakhir membuat hampir semua kota yang ia tawarkan pantas untuk masuk ke dalam list yang satu ini.
Zombie ini datang dalam jumlah yang sangat banyak dan punya satu tujuan jelas, memangsa tubuh Agan sebagai santapan siang mereka. Namun tak seperti zombie “klasik” yang berjalan, zombie-zombie ini bisa berlari begitu cepat dan menyerang ente dari segala arah. Parahnya lagi? Mereka tak sendiri.
Para zombie ini juga ditemani oleh para makhluk mutasi yang bisa membunuh Agan secara instan dan terlihat hampir mustahil untuk dibunuh. Pernahkah Agan membayangkan betapa menyeramkannya hidup ente jika sebagai seorang survivor yang sejauh ini berhasil bertahan hidup, tiba-tiba mendengar tangisan Witch di tengah heningnya malam?

Oksigen adalah sumber daya yang tak akan pernah kita pikirkan karena jumlahnya yang begitu banyak dan tak akan pernah habis. Bahwa elemen udara yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup ini akan selalu tersedia apapun yang terjadi.
Tapi pernahkah Agan membayangkan apa jadinya jika udara sekarang jadi musuh terbesar?
Bahwa kebutuhan untuk bernapas Agan yang tak bisa diganggu-gugat kini memiliki kesempatan untuk membunuh ente secara instan atau membuat ente berubah menjadi sebuah makhluk menyeramkan yang sekedar dikendalikan jamur?
Agan memang punya opsi untuk hidup “damai” dan menjauhi sumber spora menyeramkan dan gigitan para makhluk mutasi ini, namun hidup Agan akan berakhir di dalam kota yang telah dikarantina dengan sumber makanan yang sudah dijatah. Tak ada yang bisa memberi tahu Agan apakah dunia akan membaik di masa depan ataukah ini hanyalah awal dari akhir yang tak terhindarkan? Sebuah dunia yang tak punya unsur ke-bahagia-an sama sekali dah gan.

Sebuah teror terkadang tak terlihat sejelas apa yang kita bayangkan saat ini gan.
Berapa sering Agan mendengar soal berita di dunia nyata soal beragam kejadian aneh yang kita anggap hanyalah sebuah fenomena unik yang jarang terjadi?
Satu korban tiba-tiba mulai jadi dua korban, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan hanya dalam waktu singkat ente menemukan bahwa kota yang Agan tinggali saat ini hanyalah sebuah makam raksasa dengan manusia-manusia yang menolak untuk mati.
Agan ingin mencari bantuan, namun semua pihak berwenang yang sudah bersumpah untuk melindungi warna negaranya ternyata sudah menjadi bagian dari makhluk yang sudah “hidup” di Raccoon City ini.
Seolah tak bisa lebih buruk lagi, ada banyak monster lainnya yang hinggap di sana-sini, dari mereka yang bisa muncul dari bawah tanah hingga yang punya lidah panjang dengan isi otak yang terlihat jelas.
Nope dah gan, mau ke pasar tiap hari bakalan susah.

Spira adalah sebuah dunia yang sangat indah sebenernya gan.
Beragam ras hidup dalam harmoni dan dunia ini juga menawarkan pemandangan super indah, dari pantai tropis yang panas hingga reruntuhan kota kuno yang kabarnya memuat peradaban maju di masa lalu.
Pertama kali Agan melihatnya, Spira menjadi dunia yang ingin sekali Agan tinggali dan hidup sembari menikmati masa hidup ente.
Teknologi jadi sesuatu yang dianggap tabu dan hidup secara natural adalah gaya hidup utama.

Berita buruknya?
Sebuah monster raksasa bernama Sin akan jadi akhir hidup Agan. Monster raksasa dengan kekuatan luar biasa ini secara acak mendatangi kota yang ada dan menghabisi siapapun yang tinggal di sana dengan satu kali serangan. Agan bisa aja menemukan seorang Summoner yang berusaha mengalahkannya, namun hanya butuh 10 tahun sebelum Sin kembali hidup dan mengulangi “kejahatan” yang sama. Sebuah siklus yang akan terjadi hingga Agan mati.
Bayangkan jika Agan harus hidup di sebuah dunia dimana sebuah monster raksasa bisa membunuh ente kapan saja dan siap kembali walau berhasil dikalahkan.

Semua usaha udah Agan lakukan untuk membahagiakan orang tua ente.
Belajar setengah mati dari kecil untuk sebuah karir yang akhirnya penuh rasa optimis di perusahaan raksasa yang mampu menawarkan Agan gaji begitu tinggi buat ente.
Agan hanya ingin merayakan kesuksesan secepat mungkin di rumah, berjalan pelan di sudut kota. Beberapa menit menuju ke rumah, Agan bertemu dengan orang gila yang mulai menembaki orang-orang di jalan tanpa alasan yang tak jelas. Tak hanya itu saja, ia bahkan melemparkan granat dan menembakkan RPG ke mobil-mobil yang ada.
Ente berusaha lari sekencang mungkin dan untungnya, berhasil selamat.
Agan lalu menceritakan kejadian ini kepada orang tua ente dan menonton siaran berita di televisi untuk mengikuti berita.
Alih-alih berdamai, orang gila yang sama ternyata malah berhasil mencuri sebuah pesawat jet dan mulai menembakkan missile tak terbatas di gedung-gedung terdekat. Agan tak tahu apakah bisa melewati hari ini dengan selamat atau tidak.
Masih mau tinggal di kota ini gan? Kagak bakalan bisa tidur nyenyak di rumah.