BANDAR LAMPUNG – ACT kembali bersinergi dengan Bank Ekonomi menggelar Pemberdayaan Ekonomi di Kelurahan Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung. Sebelumnya ACT dan Bank Ekonomi sukses menggelar berbagai program sosial dan kemanusian, seperti Program Literasi Keuangan Pedagang Pasar Johar Semarang, Volunteering Day di Bandar Lampung dan program-program lainnnya.

Kelurahan Bumi Waras merupakan salah satu daerah penghasil krupuk. Potensi lokal di kawasan ini adalah sebagai pengrajin kerupuk khas Lampung. Produk ini telah terkenal sebagai produk kuliner unggulan Lampung yang banyak digemari masyarakat Lampung atau pendatang.

Banyak kendala yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Hal ini mengakibatkan tidak maksimalnya pendapatan penduduk setempat. Produksi kerupuk masih menggunakan alat manual atau dengan alat pencetak manual kemudian dibentuk dengan tangan. ACT dan Bank Ekonomi dalam program ini bekerja sama dengan koperasi lokal disana untuk menggerakkan masyarakat setempat.

Ahmad Rifai, selaku Penangung Jawab Program, berharap dengan adanya kerjasama dengan koperasi lokal, dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kerupuk yang diproduksi. Salah satu tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas dengan pendampingan.-pendampingan yang dilakukan Tim ACT.

“Setelah kami lakukan asesmen terkait produksi kerupuk, maka ACT- Bank Ekonomi memberikan mesin kerupuk untuk koperasi pengrajin kerupuk. Mesin ini mampu mencetak kerupuk 20-30 kg/jam. Jadi dalam satu hari dengan 8 jam kerja, mampu mencetak kerupuk sebanyak 160-240 Kg. yang sebelumnya hanya mampu produksi 50 kg kerupuk," jelas Rifai.

Pendampingan ACT pun tidak berhenti dalam produksi, namun juga mendampingi dalam pemasaran. Selama ini pemasaran hanya melalui lokal. Tim Pendamping berusaha mendongkrak masyarakat setempat untuk memasarkannya ke pasar-pasar tradisional, pusat UKM makanan khas Lampung, pusat perbelanjaan, sampai dikirim ke luar Lampung.

“Kami sangat bersyukur. ACT dan Bank Ekonomi membantu koperasi kami. Koperasi ini terbentuk atas swadaya masyarakat, dananya pun sangat minim. Sebelumnya keuntungan dari produksi krupuk hanya cukup untuk membeli bahan baku dan membayar para pengrajin. Setelah adanya pendampingan dari ACT dan Bank Ekonomi, secara SDM terjadi peningkatan kualitas, sehingga kerupuk yang kami produksi dapat bersaing dengan rumah produksi yang lain,” jelas Robani, selaku Ketua Koperasi.

Selain kegiatan pendampingan, ACT juga memberikan mesin pencetak kerupuk. Kami sangat terbantu produksi mengalami peningkatan yang signifikan. “Mudah-mudahan koperasi kami dapat berkembang dan dapat membantu pendapatan masyarakat sekitar sebagai pengrajin kerupuk,”harap Robani.

Pada tahun 2016 ini pula, ACT memberikan bantuan berupa pembangunan rumah produksi kerupuk.

“Koperasi ini yang sebelumnya menggunakan rumah warga masing-masing, sehingga produksi kurang maksimal. ACT bersama Bank Ekonomi, memberikan rumah produksi yang dibangun sejak 09 April 2016, yang rencananya akan diresmikan hari sabtu, 21 Mei 2016,” terang Rifai

Rumah Produksi ini memiliki luas 7x3 meter, yang merupakan tanah hibah dari warga setempat. Rumah ini mampu menampung masyarakat setempat yang berprofesi sebagai pengrajin kerupuk. Di Rumah Produksi inilah rencananya akan digunakan sebagai Pusat Produksi oleh masyarakat setempat.

“Kami berharap bantuan dari ACT ini berkelanjutan. Setelah tahun lalu (2015-red) memberikan bantuan pendampingan dan mesin pencetak, alhamdulillah sekarang ACT memberikan kami rumah produksi yang dapat kami gunakan sebagai sentral produksi kerupuk, juga memberikan mesin molen,”pungkas Robani []


Penulis: Nurjanatunnaim
Editor: Muhajir AR