![Blackspace Asal Rusia Siap Bangun 500 Km Rel Kereta di Kalimantan](https://s.kaskus.id/images/2016/05/19/2237457_20160519032539.jpg)
Sochi - Blackspace berniat membangun rel kereta api di Kalimantan sepanjang 500 kilometer (km). Tiap tahun, perusahaan asal Rusia ini berkomitmen membangun sekitar 100 km.
Para pemegang saham Blackspace, pagi ini waktu setempat melangsungkan pertemuan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, di Hotel Radisson Blu Paradise, Kamis (19/5/2016).
Susi yang sudah ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), mendengarkan presentasi yang disampaikan Blackspace, sambil berdiskusi mengenai peluang investasi Rusia di Indonesia.
"Kami akan menyelesaikan tahap pertama jalur kereta api sepanjang 120 km dari tambang sampai ke pelabuhan," kata salah satu pemegang saham Blackspace, Alexander Isaev, di Sochi, Rusia, Kamis (19/5/2016).
Sementara untuk tambang, perusahaan asal negeri beruang merah itu punya tambang batu bara di Kalimantan Tengah, bauksit di Kalimantan Barat, nikel di Kabaena dan Sulawesi Tenggara, serta mangan di Nusa Tenggara Timur.
"Setiap tahun kita produksi 10-25 juta ton batu bara kalori tinggi," ujarnya.
Tahun ini mereka berkomitmen untuk membangun sekitar 100 km rel kereta. Nantinya, rel kereta ini akan menghubungkan tambang mereka di Kalimantan Tengah tempat tambang batu bara berada hingga ke Kalimantan Selatan dengan total 500 km.
Berbagai investasi yang sudah dikerjakan pihak Rusia ini mencapai US$ 250 juta. Dalam lima tahun ke depan, Blackspace siap menggelontorkan investasi hingga US$ 2,5 miliar di Indonesia.
"Saya sudah mendengar rencana investasi yang sudah dikerjakan dan yang akan dikerjakan, ini luar biasa. Saya bertugas memantau dan melakukan koordinasi untuk bisnis yang ada dan akan datang dari Rusia. Kalau ada persoalan saya siap membantu," kata Susi, yang sudah ditunjuk Presiden Jokowi jadi utusan khusus (special envoy) bisnis RI-Rusia.
Angga Aliya ZRF - detikFinance
Ini Hasil Pertemuan Jokowi dengan Raksasa Bisnis Rusia
![Blackspace Asal Rusia Siap Bangun 500 Km Rel Kereta di Kalimantan](https://s.kaskus.id/images/2016/05/19/2237457_20160519062439.jpg)
Foto: Angga Aliya ZRF
Sochi - Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini menerima beberapa pebisnis Rusia di Sochi. Banyak peluang investasi dibicarakan dalam pertemuan ini.
Pertemuan tersebut digelar di Hotel Radisson Congress, Sochi, Rusia. Jokowi ditemani oleh para menteri, di antaranya Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Dubes RI untuk Moskow.
"Kami tadi bertemu beberapa perusahaan besar. Russian Railways itu punya proyek yang sangat besar, sedang bangun 85.000 km rel kereta di Rusia. Kami berharap ada kerja sama dengan kereta api di Indonesia," kata Rini, di Sochi, Rusia, Kamis (19/5/2016).
Menurut Rini, saat ini pihak Rusia sedang melakukan kajian di Kalimantan untuk pembuatan rel kereta angkut batu bara. Nah, ada kemungkinan rel kereta ini juga bisa dipakai untuk umum menjadi kereta penumpang.
"Kemungkinan bisa menjadi umum, bisa buat penumpang. Ada beberapa aturan yang harus diikuti. Kami lihat kemungkinan kerja sama. KAI (PT Kereta Api Indonesia) sedang lihat reviltaliasi kereta-kereta tua berumur 30 tahun atau lebih, mungkin bisa kerja sama pengadaan dengan mereka," jelas Rini.
Selain itu, ada juga investasi di bidang tambang seperti yang dilakukan oleh Rusal dan Blackspace. Keduanya sekarang ini sudah menggarap tambang di Indonesia.
"Mereka sudah ada aktivitas di Sulawesi dan Kalimantan. Kami berharap ada kerja sama dengan BUMN sehingga hasil tambang bisa diproses menjadi bahan lanjutan dan akhir. Misalnya jangan hanya jadi aluminium saja, tapi juga bisa sampai jadi komponen otomotif," ujar Rini.
Salah satu penjajakan kerja sama yang akan dilakukan adalah Rusal bersama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
"Kita berharapnya nanti produk hasil kerja sama tidak hanya berupa alumunium ingot, tapi bisa jadi produk akhir," ujarnya.
Menurut Rini, Rusia juga punya teknologi smelter aluminium yang hemat biaya, bisa menekan cost hingga setengah dari kebutuhan normal.
"Kami tertarik. Mereka bangun pabrik dan smelter pertamanya di Rusia akhir tahun ini. Nanti kita lihat seberapa hemat. Bisa kita manfaatkan di Indonesia," ujarnya.
Lalu berapa kira-kira potensi investasi dan kerja sama Rusia yang didapat setelah pertemuan ini?
"Kalau nilai investasi belum, baru penjajakan," tutup Rini.
Waduh bu susi kok jadi utusan khusus bisnis Rusia-Indonesia, kok bukan meneg BUMN atau Menko Perekonomian, ada apa ya