Penyidik Satreskrim Polres Mojokerto terus mendalami kasus penganiayaan dan pemotongan kemaluan Sumarsono (31) warga Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto yang ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan pada 25 April.

Pasca meringkus Saumar (31), warga Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto salah satu tersangka penganiaya sadis bapak dua anak ini, polisi langsung menginterogasi pelaku.

Dari keterangan yang disampaikan Saumar, ia bersama adiknya sengaja menghajar Sumarsono karena cemburu.

"Motif pelaku karena persoalan asmara. Tersangka marah kepada korban karena sudah menggoda istri Saumar dan melakukan pelecehan," ujar Kapolres Mojokerto AKBP Boro Windu Danandito.

Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan sementara, sebelum memotong alat vital Sumarsono, pelaku Saumar serta Sholikin adiknya, berulang kali memukul wajah korban hingga babak belur.



"Setelah korban terkapar, Saumar menduduki tubuh korban. Sedangkan Sholikin menelanjangi korban dan memotong kemaluan korban dengan sebilah celurit kemudian dikantongi Saumar," ungkapnya.

Usai mendapati Sumarsono terkapar, kedua pelaku lantas meninggalkan pelaku dalam kondisi terluka parah. Selain itu, pelaku juga membawa barang-barang berharga korban serta sepeda motornya.

"Potongan kemaluan korban serta celurit dan pisau yang digunakan tersangka kemudian dibuang ke Sungai Porong, Kabupaten Sidoarjo saat melarikan diri. Hal itu untuk menghilangkan jejak," terangnya.

Seperti diketahui, Sumarsono (31), warga Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto ditemukan warga dalam kondisi luka parah, Senin 25 April malam. Bagian alat vital ayah dua anak ini terpotong. Selain itu, seluruh harta benda miliknya raib.

Beberapa jam kemudian, polisi menetapkan Saumar (31) dan Sholikin sebagai tersangka. Kakak beradik itu merupakan pelaku penganiayaan sadis itu. Belakangan, motif keduanya karena Saumar suami Asriati (26) ini merasa cemburu. Sebab, Sumarsono kerap menggoda dan memegang dada Asriati.

Sumber