Sejak beberapa dekade lalu, sepakbola menjadi olahraga terfavorit di dunia, pertarungan fisik, gengsi dan urat syaraf tersaji dalam olahraga ini. Tak hayal terkadang tersaji rivalitas antar negara yang begitu mencekam. Dan inilah rivalitas tersengit dalam sepakbola di kancah internasional

Ini mungkin bukan pertandingan yang begitu bergengsi, tapi sejarah pertandingan ini lebih cukup untuk membuatnya menarik. Kedua tim pertama kali bertemu pada 30 November 1872, dan bermain imbang 0-0 di Glasgow; di 111 pertemuan selanjutnya, 'Auld Enemy' (julukan jurnalis Skotlandia untuk timnas Inggris), masih unggul di kota yang sama.
Salah satu laga yang begitu diingat adalah kemenangan 3-2 Skotlandia di Wembley pada tahun 1967, membuat mereka mengklaim diri mereka sendiri sebagai 'juara dunia tidak resmi', dan kemenangan 2-1 mereka pada satu dekade kemudian, di mana pendukung tim tamu juga sempat merubuhkan tiang gawang.

Ketika mereka bermain di putaran kedua Piala Dunia Italia 1990, dalam pertandingan yang akhirnya dimenangkan oleh gol Claudio Caniggia, muncul tuduhan bahwa bek kiri Brasil, Branco, minum dari botol air yang mengandung obat penenang.



“Saya tidak mengatakan itu tidak terjadi," kata pelatih Argentina saat itu, Carlos Bilardo, beberapa tahun kemudian. Ini tidak berefek banyak pada kontroversi laga yang menjadi dikenal sebagai pertandingan 'Air Suci'.
Diego Maradona bermain hari itu, dan ia seperti saat bermain di Piala Dunia Spanyol tahun 1982 ketika ia diusir wasit karena melakukan pelanggaran keras terhadap Joao Batista (video di bawah) di pertandingan besar di Grup C itu.

Laga ini tidak pernah terjadi sebelum 14 Oktober 2014 – tapi yang terjadi berikutnya membuat pertemuan kedua tim masuk dalam daftar rivalitas terpanas. Klaim Serbia atas Kosovo, yang sebagian besar yang penduduknya etnis Albania, merupakan alasan klasik atas munculnya kebencian di antara dua tim dan potensi untuk terjadinya kekerasan begitu tinggi.
Tapi tidak ada yang memperkirakan bahwa Ismail Morina, warga Albania yang tinggal di Italia, berhasil membawa pesawat tanpa awak yang dikendalikan dengan remot ke Stadion Beograd Partizan sementara ia bersembunyi di sebuah gereja di dekatnya - dan pesawat itu mengibarkan bendera yang menggambarkan Kosovo sebagai bagian dari 'Greater Albania'.



Kekerasan pun meledak di atas lapangan dan di tribun; dan ketika semuanya usai, Albania diberikan kemenangan 3-0 yang berkontribusi untuk lolosnya mereka ke Euro 2016.
Kekhawatiran akan terjadi aksi pembalasan di pertandingan ulang di Elbasan, setahun kemudian, tidak terjadi berkat keamanan yang ketat. Serbia memenangkan pertandingan 2-0, tetapi sulit untuk melihat kedua negara ini bersatu lagi.

Mereka tergabung di grup yang sama pada kualifikasi Piala Dunia. Aljazair memenangkan pertemuan pertama dengan skor 3-1, sementara pada laga berikutnya yang panas di ibukota Mesir, Mesir menang 2-0 dan menghasilkan sebuah laga play-off di antara keduanya untuk berebut tempat di Piala Dunia Afrika Selatan 2010.

Aljazair terguncang parah ketika bus mereka diserang dengan lemparan batu saat tiba di Mesir, melukai tiga pemain dan ofisial; tidak ada insiden seperti itu saat mereka bertemu lagi di Omdurman, Sudan, dan Aljazair membalaskan dendam dengan memenangkan laga yang menegangkan lewat sebuah gol.

Video yang akan sangat menggambarkan laga ini, tentu saja, adalah aksi Frank Rijkaard yang meludah ke rambut keriting Rudi Voller di Piala Dunia Italia 1990. Bahwa keduanya secara mengejutkan muncul di iklan televisi secara bersama-sama beberapa tahun kemudian menjadi bukti bahwa hubungan sepakbola keduanya sudah mereda, tapi pertandingan ini ini masih merupakan salah satu persaingan paling sengit di Eropa – bahkan meski jumlah 40 pertandingan yang dimainkan sejak 1910 bukan merupakan angka yang sangat tinggi.



Sebagian besar penyebab permusuhan di paruh kedua abad ke-20 berasal dari Perang Dunia Kedua, di mana Jerman diduduki Belanda; ada persepsi umum bahwa emosi tentang persaingan ini lebih tinggi di kubu Belanda.

Laga terkenal di antara kedua tim tercipta pada 1969 dengan situasi politik mewarnainya, dan cukup mengejutkan kedua tim bertemu hingga 50 kali sejak saat itu.
Pertandingan itu melemparkan kedua negara ke dalam 'Perang Sepakbola' yang luar biasa – konflik yang pada kenyataannya mempunyai penyebab yang lebih besar dengan adanya permusuhan jangka panjang di antara kedua negara, tetapi baru ‘meledak’ setelah tiga pertandingan beruntun mereka untuk kualifikasi Piala Dunia 1970.

Dua pertandingan pertama yang diwarnai kekerasan diikuti dengan pertemuan di babak play-off, di Mexico City, di mana El Salvador menang 3-2 setelah perpanjangan waktu. Apakah itu cukup untuk membuat sang pemenang bahagia? Tidak cukup: El Salvador memutuskan hubungan diplomatik dengan Honduras di hari yang sama, dan dalam dua setengah minggu mereka menginvasi tetangganya di Amerika Tengah tersebut.



Gencatan senjata diumumkan pada 20 Juli setelah enam hari perang yang menyebabkan lebih dari 1.000 korban jiwa dan pengungsi dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Bagaimanapun keterlibatan sepak bola dalam hal tersebut, ini adalah tragedi yang membuat rivalitas olahraga menjadi tidak penting.

Terakhir adalah rivalitas dua negara melayu Indonesia vs Malaysia. Dilatarbelakangi oleh aneksasi sosial kebudayaan dan otoritas kedaulatan oleh Malaysia, membuat suhu panas persaingan terbawa ke level sepakbola.
Paling panas adalah final AFF Cup 2010 dan Final SEA Games 2011 dimana terjadi banyak insiden seperti penyorotan sinar laser ke kiper Indonesia, hingga kontroversi peng-tidak hormatan penonton Indonesia atas lagu kebangsaan Malaysia Secara prestasi awal milenium baru, Malaysia lebih bersinar dari Indonesia dengan juara AFF 2010 dan SEA Games 2011. Kasus-kasus sosial-politik antar
kedua negara belakangan dipastikan akan
terbawa lagi di partai Indonesia-Malysia
selanjutnya.

Aroma balas dendam tersaji dalam laga kali ini, kekalahan atas Perancis di final EURO 2000 jelas membuat semangat Italia berkobar. Laga tensi tinggi ini diawali dengan gol panenka Zidane, dan disamakan oleh Materazzi 8 menit kemudian. Tensi semakin meningkat saat laga memasuki Extra time. Tanpa angin tanpa gledek tiba tiba Zidane menanduk dada Materazzi. Insiden itu membuat Zidane harus mengakhiri karir sepakbolanya dengan keruh.

Namun kemalangan jelas menimpa Trezeguet. saat Final EURO 2000 ia menjadi dewa fortuna, namun saat Final World Cup ia justru menjadi kambing hitam karna kegagalannya mengeksekusi penalti



Berkat insiden Zidane-Materazzi, laga antara Perancis kontra Italia selalu menyuguhkan tensi tinggi dan selalu mendapatkan perhatian khusus bagi pengamat ataupun penggila sepakbola

Drama di sepakbola memang menjadi bumbu bumbu sedap untuk kalangan pecinta sepakbola, Namun hal hal diatas tentu tidak boleh terulang lagi, karna fair play lebih berharga dari pada kemenangan