Petugas makin gencar merazia hal-hal yang berbau komunis dalam beberapa hari terakhir. Razia di antarnya dilakukan di toko-toko penjual buku paham komunisme, kaus, dan atribut bersimbolkan palu arit.
Petugas melakukan penyitaan terhadap buku-buku, kaus, dan atribut yang diduga menjadi sarana penyebaran paham komunisme. Razia-razia tersebut gencar dilakukan menyusul maraknya penyebaran paham komunisme dan simbol-simbolnya melalui media penerbitan dan atribut itu di beberapa daerah.
Tidak hanya razia dan penyitaan, polisi juga menangkap sejumlah aktivis yang ditenggarai menyebarkan ajaran komunisme lantaran kedapatan mengenakan kaus bersimbolkan palu arit.

Tindakan para petugas keamanan ini sebenarnya sah-sah saja untuk dilakukan pasalnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia masih mengatur bahwa Partai Komunis Indonesia dan ajaran komunisme adalah organisasi dan paham terlarang di negeri ini.

Namun Indonesia sebagai negara besar tidak pantas jika harus mengulang kekelaman sejarah yang pernah terjadi di masa lampau. Semangat konsolidasi, rekonsiliasi, dan keadilan kini harus dikedepankan dibanding semangat konfrontatif.

Penegakan hukum, HAM, dan keadilan harus tetap menjadi panduan utama tentang bagaimana kita memperlakukan sesama anak bangsa tanpa terkecuali. Akhirnya kita memerlukan kearifan dari para pemimpin negeri untuk bersikap proporsional agar konsensus bersama dengan kerugian minimum dapat dicapai di antara komponen-komponen anak bangsa yang majemuk ini agar stabilitas dan kedamain negeri tetap lestari.