Ane memberanikan diri untuk share sebuah cerita, atau....
Entahlah apakah ini sebuah cerita ataukah sebuah pengalaman nyata, ane juga belum tau. Karena tulisan2 berikut ini lahir dari kesan yang ane rasakan lewat lima indera ane. Seperti berbisik di telinga, tampak di sudut mata, dan berbagai kesan lainnya yg tertangkap di indera ane dan diteruskan ke pikiran ane. Namun demi kemudahan penjelasan, ane sebut saja ini cerita.

Cerita ini bukan cerita horror, karena ane ga minat juga bikin cerita horror, takutnya ane kentut-kentut sendiri. Namun dalam perjalanannya, cerita ini mungkin menyentil logika manusia, karena kadang tidak masuk akal, seperti yang ane rasakan..
Dengan potensi otak yg menurut Einstein baru digunakan beberapa persen saja dari kemampuan maksimalnya, ane anggap wajarlah ada hal yg belum kita mengerti..

Telechrodia Invaniesmo, itu frase kata yang memberi sebuah panduan akan cerita ini. Jangan tanya ane artinya gan, karena ane pun ga mengerti artinya sampai saat ini..Demi memberi sebuah arah, ane sisipkan frase "Rahasia yang dibisikkan". Walaupun ga semuanya dibisikkan. Semoga apa yg ingin disampaikan, akan sampai di pengertian hati kita pada akhirnya.

Mari berjalan bersama ane menjalani cerita ini Gan Dan Sis, karena kita ga tau apa yang akan terjadi di depan..

Part 1. Emfesiesma Initechoren
Part 2.(a) Puzzle
Part 2.(b) Suara parau di bawah
Part 3. What could it be
Part 4. Pesan dari panggung kayu
Part 5. Matahari Kelam
Part 6. Ga Semua
Part 7. Kawan Satu Jalan

Suara sebuah benda digebrak mengagetkanku yang sedang bersiap melepaskan tembakan terakhir ke saluran pembuangan kotoran manusia di kosanku (aku berusaha sesopan mungkin menyebut WC)


sebuah suara berat terdengar memaki setelah bunyi brakk tadi.
Hmm, mendengar ini aku langsung ngeh sumber suara tersebut. Tidak salah lagi, itu pasti Ronald.., temen kos yang tinggal di sebelah kamarku. Berperawakan kekar, kulit sawo gosong, dengan tulang2 muka yang kokoh, memberikan penampilan yg gahar bagi Ronald.



(Makian diantara kami memang berbau sepakbola, karena kami sama2 penggemar bola)



Ahh....lega.
Aku beringsut balik ke kamar. Rutinitas pagiku dimulai dengan membuka tirai yg menutupi jendela kamar,
Syuutttt..
Sinar matahari langsung menyeruak masuk ke kamarku
Hmm..

Oya, namaku Then, Lengkapnya yaa.. Then, he he..emang cuma itu namaku. Ga tau juga dinamain begitu kenapa. Aku anak keenam dari enam bersaudara alias bontot. Saat ini aku sedang mencoba membuat usaha di kota Jogja. Usahanya apa? ada deh,he he. Yang penting bisa untuk nyambung hidup.

Aku mengambil sebuah buku dari rak buku, sebuah buku tentang bisnis. Aku emang lagi seneng2nya membaca buku bisnis, ga tau kenapa, kayak ada antusiasme bergejolak gitu. Caelah,bahasanya.
Aku mulai membaca dari halaman terakhir yg kubaca kemarin. Lembar demi lembar kulahap sampai pada suatu halaman aku berhenti.

Halaman itu kosong..
Hmm, aku terdiam.
Masa sih, pikirku
Aku adalah tipe orang yang selalu memeriksa seluruh halaman buku sebelum membelinya. Jadi ga pernah aku beli buku ada halaman kosongnya. Sampai waktu ini..

Ketika aku terdiam, dalam hitungan beberapa detik, rentetan kejadian menyerbu..
Lembar lembar buku ditanganku tersibak kencang seperti bunyi kertas sobek!
Sejurus kemudian, suara lirih terdengar di telingaku,"Look at the sun..", Seakan tersihir mataku terarah ke matahari, aku tertegun..

Benda langit itu berubah menjadi warna...Ah, Aku tak bisa menjelaskannya, sepertinya dalam spektrum warna, warna itu ga pernah ada.
Dalam kebingunganku, lembar buku tersibak tepat di halaman kosong tadi membuat bola mataku kembali bergerak ke arah buku itu, dan perlahan.,
tanpa jari jemari yg menuntun, tanpa pena yang menyentuh kertas, sebuah goresan pelan namun pasti terukir..

...Emfesiesma Inithechoren..

Detik berikutnya, semua seperti blackout, gelap, sangat gelap..


suara sayup sayup terdengar di telingaku
Perlahan suara itu semakin jelas,
Anehnya ketika aku membuka mata, tidak ada seorangpun dikamarku.

Sambil ngumpulin nyawa, aku melihat sekeliling. Masih sama, seperti ga terjadi apa2.
Angin bertiup pelan menyisir leherku..

Aku terdiam..
Apa itu..
Apa yang baru terjadi
Pikiranku menerawang.

Setelah full conscious, aku membalik-balik lagi buku itu, mencoba mencari halaman kosong tadi..
Halaman itu...hilang.

Emfesiesma Inithechoren..