Pameran di bidang percetakan atau “World of Digital Print (WDP) Expo 2016” menghadirkan beragam mesin dan peralatan dengan teknologi terkini. Adapun teknologi percetakan dengan menggunakan cetak digital, cetak sablon, cetak offset, cetak garment, cetak tekstil, cetak 3D dan lebel. Selanjutnya mesin cutting, mesin finishing, mesin cetak khusus, pad printing, digital imaging – graphic imaging, media sign, digital screen printing, digital flexo/roto, wide format printing, dan flatbed printing, proofing software, serta cetak dekorasi.

Terdapat pula produk yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, seperti printing offset (5 colors), solvent printers, latex printers, UV printers, water based printers, computer-to-plate (CTP), digital presses, offset presses, proofing printers, flatbed cutters, roll cutters, reciprocal cutters, t-shirt printers, textile pigment printers, laminators, die cutters, dan cutting tables.

Pameran yang diselenggarakan oleh Krista Exhibition bersamaan dengan “Indo Leather & Footwear (ILF) 2016” ini juga berlangsung selama tiga hari, mulai Kamis, 12 Mei – Sabtu, 14 Mei di Hall B dan C, Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran. Berbagai kegiatan lain seperti seminar dan demo produk pun diadakan selama event berlangsung.

Ketua Umum Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI), Jimmy Juneanto mengapresiasi terselanggaranya acara tersebut. Menurut beliau, kegiatan pameran mempunyai peran penting dan menjadi salah satu momentum untuk memajukan industri grafika di Indonesia.

“Meski belum mengalami pertumbuhan fantastis, tapi industri grafika tetap tumbuh. Terutama dalam beberapa tahun belakangan ini sedang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Pameran ini menjadi salah satu momentum kita untuk meningkatkan industri grafika di tanah air,” kata Jimmy kepada Emytrade.com usai pembukaan pameran di JIEXpo, Jakarta, Kamis, (12/5/2016).

Menurut beliau, potensi pengembangan industri grafika di Indonesia sangatlah besar, terutama dikarenakan ketersediaan bahan baku yang berlimpah. “Hanya kita lihat bahwa memang pemerintah belum terlalu memperhatikan industri ini,” tandasnya. [pk]