Praktek ritual bunuh diri Jepang yg dikenal sebagai seppuku adalah tradisi brutal. Ritual bunuh siri tercatat untuk pertama kalinya pd thn 1180 masehi dalam berkomitmen di medan perang disiarkan oleh penyiar Minamoto no Yorimasa. Setelah itu, praktek seppuku dianggap amat penting, dan bahkan digunakan sebagai bentuk hukuman mati.

Sesuatu yg tidak biasa, selama dlm masa perang dunia keII perwira jepang yg gagal dalam menunaikan tugas mengakhiri hidup mereka sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan.

Rangkaian foto2 dibawah baru2 ini muncul kepermukaan media, foto2 menggambarkan seoarng perwira Jepang sedang mempersiapan sampai dengan jalannya ritual bunuh diri, dan akhirnya tersungkur, mati.

Persiapan, ekpresinya tenang, tanpa rasa takut.


Pada umumnya, ritual bunuh diri ‘seppuku’ adalah dengan menusukkan pedang/samurai kedalam perut , kemudian menarik pedang tsb dari kiri ke kanan


Selama berjalannya upacara ritual seppuku, seseorang berdiri dekat pelaku bunuh diri, tugasnya adalah untuk mengeksekusi pelaku dalam waktu yg tepat.


Dalam masa perang dunia II, eksekutor kebanyakan memakai senapang


Pedang/samurai yg digunakan untuk ritual seppuku ada yg panjang dan agak pendek, pada bagian tengah pedang biasanya dubungkus dengan kain untuk mencegah luka pd tangan agar pelaksanaan ritual berjalan tapa gagal.


Aftermatch


Praktek seppuku terakhir tercatat thn 2001. Ritual seperti ini sudah jarang terjadi atau bahkan tidak ada lagi, ya setidaknya itu yg diketahui umum saat ini.
Atau mungkin masih ada Cuma tidak dipublikasikan atau dilakukan secara rahasia.

What a pride!