Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

suzaku1010Avatar border
TS
suzaku1010
Ultah Seniman Angklung Daeng Soetigna Dirayakan Google Doodle
Google Indonesia memberikan penghargaan tinggi buat seniman angklung Daeng Soetigna di hari lahir ke-108. Halaman utama mesin pencari Google.co.id dihiasi doodle dengan tema angklung.




Daeng Soetigna seorang guru yang lebih terkenal sebagai pencipta angklung diatonis.
Daeng Soetigna memodifikasi Angklung bernada pentatonis menjadi diatonis.
Angklung ini kemudian diberi nama kehormatan sebagai Angklung Padaeng.
Daeng juga seorang komposer yang telah menulis puluhan aransemen lagu angklung.


VIDEO TRIBUTE UNTUK BELIAU:





Tampak Daeng Soetigna dan dua bocah terlihat asik bermain angklung di loogo Google Indonesia hari ini 13 Mei 2016. Hari ini adalah hari ulang tahun Daeng Soetigna yang ke-108. Mendengar namanya memang bernada khas suku Makassar.

Namun Daeng Soetigna adalah keturunan bangsawan Sunda. Ia adalah seorang guru masa penjajahan Belanda. Karya Pak Daeng Soetigna yang sangat terkenal karena memodifikasi nada Angklung dari nada pentatonis menjadi nada diatonis. Angklung ciptaan Soetigna ini pun kemudian diberi nama kehormatan sebagai Angklung Padaeng.

Pak Daeng piawai dalam memainkan angklung. Bahkan dia adalah salah seorang komposer angklung yang menghasilkan banyak aransemen lagu angklung. Meski piawai dalam bermain angklung, namun Pak Daeng tetap banyak belajar pada master angklung seperti Pengemis tua, Pak Djaja, Pak Wangsa dan Pak Setiamihardja.

Pak Daeng Soetigna wafat pada tanggal 8 April 1984, dan dikebumikan di Cikutra, Bandung. Tahun 2005, Ia mendapat Piagam Penghargaan sebagai seniman angklung yang telah berkreasi dan berkarya mengharumkan nama Jawa Barat di tingkat Nasional, dari Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan. Angklung diatonis yang diciptakannya menjadi karya besar dalam musik tradisional Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya.



BIOGRAFI BELIAU :

Daeng Soetigna
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daeng Soetigna (13 Mei 1908-8 April 1984) adalah seorang guru yang lebih terkenal sebagai pencipta angklung diatonis. Karya dia inilah yang berhasil mendobrak tradisi, membuat alat musik tradisionil Indonesia mampu memainkan musik-musik Internasional. Ia juga aktif dalam pementasan orkes angklung di berbagai wilayah di Indonesia.


Masa Kanak-kanak
Pak Daeng Soetigna Lahir di Garut pada tanggal 13 Mei 1908. Karena kedua orang tuanya termasuk bangsawan Sunda, Pak Daeng beruntung dapat menikmati pendidikan zaman Belanda yang saat itu masih sangat terbatas bagi pribumi. Sekolah yang sempat dia enyam adalah:[2]

HIS Garut (tahun 1915 - 1921), sebagai murind angkatan kedua.
Sekolah Raja (Kweekschool) Bandung (tahun 1922). Tahun 1923 Kweekscholl diubah namanya menjadi HIK (Hollands Islandsche Kweekschool). Daeng akhirnya lulus tahun 1928.
Setelah lulus HIK, Daeng langsung menjadi guru. Nantinya pada umur 45 tahun, Pak Daeng menngikuti beberapa pendidikan lanjut:

Tahun 1954, Pak Daeng ikut kursus B-1 (setara D-3), dan berhasil lulus ujian akhir. Namun Pak Daeng tidak mendapat ijazah Diploma, karena menurut panitia dia tidak berhak.
Tahun 1955, dikirim bersekolah di Teacher's College Australia sebagai salah satu kontingen dalam program Colombo Plan.

Keluarga
Pak Daeng Soetigna menikah dua kali:

Istri pertama adalah Ugih Supadmi (menikah tahun 1930, bercerai tahun ...), dan dikaruniai tiga orang anak yaitu: Aam Amalia, Tedja Komala dan Emma
Istri kedua adalah Masjoeti (menikah tahun 1938), mendapat empat orang anak: Iwan Suwargana, Erna Ganarsih, Itin Gantinah, dan Utut Gartini.
Karier[sunting | sunting sumber]
Setelah tamat dari HIS, Pak Daeng Soetigna menjadi guru.

Tahun 1928, menjadi guru di Schakelschool Cianjur
Tahun 1931, menjadi guru HIS di Kuningan
Tahun 1942, seiring kedatangan Jepang, HIS diubah menjadi SR (Sekolah Rakyat), dan Pak Daeng diangkat menjadi kepala sekolah
Tahun 1945, setelah proklamasi berdirilah SMP Kuningan I di mana sebagian gurunya diambil dari SR, termasuk Pak Daeng.
Tahun 1948, Pak Daeng pindah ke Bandung dan menjadi kepala sekolah SD, dan diperbantukan pada Jawatan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
Tahun 1950, menjadi penilik sekolah dan diperbantukan pada kursus-kursus di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.
Tahun 1956, sepulang dari Australia Pak Daeng diangkat menjadi konsultan pengajaran seni suara di SGA 2 Bandung, SGA Kristen Jakarta, SGA 1 Jogjakarta, SGA Balige dan SGA Ambon.
Tahun 1957, menjabat sebagai Kepala Jawatan Kebudayaan Jawa Barat.
Tahun 1960, diangkat sebagai Kepala Konservatori Karawitan, Bandung.
Tahun 1964, Pak Daeng pensiun dari pengabdiannya sebagai pegawai negeri sipil.
Masa Tua[sunting | sunting sumber]
Pak Daeng pensiun sebagai pegawai negari sipil pada tahun 1964 (saat berumur 56 tahun). Dengan bebasnya dia dari tugas rutin sebagai pegawai pemerintah, maka Pak Daeng aktif mengembangkan angklung. Dia melatih di berbagai kelompok angklung seperti SD Soka, SD Santo Yusup, dan SD Priangan. Demikian pula perkumpulan ibu-ibu Militer maupun suster di gereja RS Borromeus. Atas jasa-jasanya, pada masa tuanya inilah Pak Daeng mulai memperoleh berbagai penghargaan, termasuk SATYA LENCANA KEBUDAYAAN dari Presiden RI.

Setelah pengabdiannya yang panjang dalam mengangkat musik angklung dari kelas pengemis ke kelas konser, Pak Daeng Soetigna wafat pada tanggal 8 April 1984, dan dikebumikan di Cikutra, Bandung.



Karya
Karya terbesar Pak Daeng Soetigna adalah memodifikasi Angklung yang tadinya bernada pentatonis menjadi diatonis. Angklung ini kemudian diberi nama kehormatan sebagai Angklung Padaeng. Selain itu, Pak Daeng juga seorang komposer yang telah menulis puluhan aransemen lagu angklung.

Guru
Dalam menciptakan angklung Padaeng, Daeng Soetigna berguru kepada:

Pengemis tua (tidak tercatat namanya) yang memainkan lagu "Cis kacang Buncis" dengan angklung tradisionil. Pak Daeng kemudian membeli peralatan angklung tersebut, dan mendapat inspirasi untuk memakai angklung sebagai alat mengajar seni musik, menggantikan alat seperti mandolin dan biola yang saat itu sangat mahal.
Pak Djaja adalah seorang empu pembuat angklung yang saat itu sudah sepuh. Pak Djaja dengan senang hati menerima ide Pak Daeng untuk membuat angklung diatonis, dan menurunkan pengalaman puluhan tahunnya, sehingga angklung dengan tangga nada diatonis itu berhasil terwujud.
Pak Wangsa adalah petani yang memberi tahu bahwa bambu akan awet jika di potong pada saat uir-uir berbunyi. Itu adalah tanda musim kemarau sudah mulai dan bambu berada pada keadaan kering.
Pak Setiamihardja adalah sobat pak Daeng sewaktu masih di Kuningan. Setelah pak Setiamihardja juga pindah di Bandung, dialah tangan kanan Pak Daeng dalam membuat angklung, karena sangat terampil dan apik mengerjakan angklungnya. Tidak heran, karena Pak Setia adalah seorang guru kerajinan tangan.
Penghargaan[sunting | sunting sumber]
Penghargaan yang diberikan kepada Pak Daeng di antaranya:

Piagam Penghargaan, atas Jasanya Dalam Bidang KesenianKhususnya dan Kebudayaan Pada Umumnya, dari Gubernur Jawa Barat Brigjed Mashudi, 28 Februari 1968.[2]
Piagam Penghargaan, dalam rangka mendorong pertumbuhan, pemekaran dan pengembangan keseniang angklung di ibukota, dari Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, 10 September 1968.[2]
Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebudayaan, dari Presiden Republik Indonesia, Jend. Soeharto, 15 Oktober 1968.[2]
Piagam Penghargaan, atas jasa dalam pembinaan dan pengembangan seni daerah, khususnya seni Angklung, dari Gubernur Jawa Barat H.A. Kunaefi, 17 Agustus 1979.[2]
Setelah meninggal, Pak Daeng masih terus menerima penghargaan, di antaranya:

Piagam Penghargaan, sebagai perintis Pembangunan Pariwisata Jawa Barat, dari Gubernur Jawa Barat, R. Nuriana, 18 Februari 1994.[2]
Piagam Penghargaan, seniman angklung yang telah berkreasi dan berkarya mengharumkan nama Jawa Barat di tingkat Nasional, dari Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan, 21 Juli 2005.[2]
Piagam Penghargaan dan Metronome Award 2006, sebagai pengembang musik tradisional Angklung, dari Pusat Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia, 21 Juli 2005.[2]
Penghargaan Nasional Hak Kekayaan Intelektual 2013, Pencipta Angklung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia, Amir Syamsudin, 26 April 2013.



SUMBER: https://id.wikipedia.org/wiki/Daeng_Soetigna
Diubah oleh suzaku1010 13-05-2016 00:29
0
3.5K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.