JAKARTA – Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merosot setelah 2 kali diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal itu dikatakan peneliti senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro.

Tidak hanya itu, serangkaian kasus dan kebijakan Ahok juga ikut mempengaruhi elektabilitasnya. Sebut saja kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, Raperda Reklamasi Teluk Jakarta, dan penertiban permukiman warga.

"Mungkin publik mulai sadar karena ada pencekalan terhadap staf pribadi Pak Ahok, Sunny Tanuwidjaja oleh KPK. Oleh karena itu, memang sebetulnya sulit bagi Ahok membuat namanya melejit. Karena stafnya dicekal, dia dipanggil mondar-mandir ke KPK, jadi jangan disentuh soal isu SARA," kata Siti di Hotel Alia Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016).

Ahok pernah dimintai keterangan oleh KPK terkait pembelian lahan RS Sumber Waras. Terakhir, Ahok dipanggil KPK untuk menjadi saksi anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi dan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk Ariesman Widjaja dalam kasus dugaan suap reklamasi Teluk Jakarta.

SUMBER

Elektabilitas Ahok Menurun