Dalam sepakbola selalu ada tim yang diunggulkan dan tidak diunggulkan alias medioker. Tim unggulan biasanya berisi pemain-pemain hebat dan ditangani pula oleh manajer yang jago dalam strategi.
Sementara itu tim medioker hanya berisi pemain yang standar dan tidak banyak dikenal publik. Manajernya pun terbilang standar. Sudah bisa ditebak nasib tim medioker ini di liga-liga besar sepakbola dunia; selalu jadi pesakitan.
Resiko degradasi atau kalah telah selalu membayangi mereka. Untuk juara, ah itu hanya sekedar khayalan. Namun benarkah kodrat dunia sepakbola selamanya demikian? Sejarah mencatat, tim medioker kadang berubah wujud menjadi sekumpulan manusia super yang mampu membalikkan keadaan.
Contoh paling nyata adalah Leicester City yang musim 2015/2016 berhasil keluar sebagai juara Premier League Inggris. Padahal musim lalu, tim ini nyaris degradasi loh. Jadi, ungkapan bahwa bola itu bundar yang mengingatkan bahwa apapun bisa terjadi di sepakbola tampaknya benar.
Leicester tidak sendiri. Dunia pernah mencatat tim-tim medioker dan tim lemah yang jadi kejutan di ajang-ajang sepakbola bergengsi dunia. Siapa saja mereka? Yuk kita simak bersama.
Spoiler for 1. Door Wilskracht Sterk (Liga Belanda 1963/1964):
Quote:
Klub asal Amsterdam ini lebih dikenal dengan sebutan DWS. Mereka naik ke Eredivisie atau divisi utama liga Belanda dan sukses merebut gelar pada usaha pertama mereka. Sumbangan gol-gol dari Frans Geurtsen menjadi faktor utama keberhasilan mereka menahan pergerakan PSV Eindhoven untuk menjadi juara. Di musim berikutnya mereka tetap berada di dua besar liga Eredivisie.
Spoiler for 2. Saint-Etienne (Ligue 1 Perancis 1963/64):
Quote:
Saint-Etienne mengalami musim dramatis pada 1961/62 saat mereka harus turun kasta ke Ligue 2. Kemudian mereka menjadi juara Ligue 2 di musim berikutnya, dan naik ke Ligue 1 kembali. Saat berhasil promosi, Saint-Etienne langsung menjadi juara pada 1963/64 dan menjadikan itu sebagai awal dekade emas mereka saat menguasai sepakbola Prancis dengan tujuh gelar lain hingga 1977. Wow!!
Spoiler for 3. Monaco (Ligue 1 Perancis 1977/78):
Quote:
Pasca keberhasilan meraih gelar ganda pada 1962/63, Monaco terombang-ambing hingga pertengahan 1970-an. Setelah menjuarai Ligue 2 untuk naik ke Ligue 1 pada 1977, mereka langsung mendapatkan gelar Ligue 1 pada musim pertama mereka, sebuah prestasi yang belum terulang di Prancis hingga kini.
Spoiler for 4. Ipswich Town (Divisi Satu Liga Inggris 1961/62):
Quote:
Musim pertamanya di kasta teratas sepakbola Inggris penuh kejutan. Saat itu the Tractor Boys menginjakkan kaki pertama kali di Divisi Satu dan kemudian langsung menjadi juara. Ramsey memang dikenal sebagai juara sejati pada kesempatan pertama. Saat menjadi pemain, ia membawa Tottenham Hotspur meraih prestasi yang sama pada 1950/51. Lalu, saat diangkat menjadi manajer Inggris dan saat itu Inggris berhasil juara Piala Dunia.
Spoiler for 5. Kaiserslautern (Bundesliga Jerman 1997/98):
Quote:
Otto Rehhagel terkenal dengan keberhasilannya menjuarai Piala Eropa 2004 di Portugal. Namun sebelumnya ia membuat keajaiban di Jerman pada 1998 ketika membawa Kaiserslautern menjadi klub pertama Jerman yang langsung menjadi juara setelah promosi, dan bahkan mereka tampaknya melakukan hal itu dengan mudah.
Spoiler for 6. Nottingham Forest (Divisi Satu Liga Inggris 1977/78):
Quote:
Nottingham Forest langsung melejit ke puncak di awal musim. Padahal saat itu media Inggris seringkali mengubur peluang juara mereka dengan berita negatif. Forest tak bergeming dan membantai Manchester United 4-0 di Old Trafford. Akhirnya, mereka berhasil merebut gelar dari Liverpool dengan menjaga jarak tujuh poin di akhir musim dengan hanya menelan tiga kekalahan di 42 pertandingan.
Spoiler for 7. Montepellier (Ligue 1 Perancis 2011/2012):
Quote:
Montepellier menciptakan sejarahnya sendiri di tahun 2012 ini dengan menjadi juara Ligue 1 musim 2011-2012 untuk kali pertama. Montepellier sejatinya bukan favorit utama sebagai juara bahkan terbilang medioker. Namun mereka membuktikan diri memiliki mental juara, berbekal pemain muda berbakat dan mengalahkan PSG, Marseille, Lyon dan juga Lille yang terbilang lebih mapan. Kemenangan mereka membuktikan bahwa uang tak selamanya menang!