Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

act.idAvatar border
TS
act.id
Wakaf, Jika Sedekah tapi Khawatir Salah Alamat
Wakaf, Jika Sedekah tapi Khawatir Salah Alamat

MASIH ingat pengemis bernama Walang bin Kilon dan Sa’aran, pengemis asal Subang, Jawa Barat? Dua pengemis yang beroperasi di wilayah Pancoran, Jakarta Selatan ini berhasil mengantongi uang 25 juta rupiah hasil mengemis selama 25 hari! Anda mungkin salah satu yang pernah bersedekah kepada mereka, padahal Anda seorang pekerja dengan gaji 4-5 juta per bulan.

Masih di Jakarta juga diberitakan, seorang pemuda berpenghasilan 4,5 juta/ bulan dengan berpura-pura jadi pengemis tuna daksa, kaki kirinya buntung. Tapi ternyata itu hanya aksi tipu-tipu. Karena ternyata pengemis muda bernama Aris Setianto itu, berbadan sehat tanpa cacat yang membuatnya 'berhak' jadi pengemis dan berkeliaran di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Di Sukabumi, ada seorang pengemis yang mengantongi rata-rata 10 sampai 15 juta perbulan. Kepala Seksi Penegakan Perda dan Peraturan Kepala Daerah Satpol PP Kota Sukabumi Sudradjat (sukabumi.go.id, 4 Maret 2015) mengatakan, para pengemis setiap harinya bisa mengantongi uang antara Rp 750 ribu hingga Rp 800 ribu.

Fakta-fakta tersebut cukup jadi contoh, bahwa kita kerap membuat kaya seseorang yang tak mau bersusah payah. Ada juga pengemis yang masuk dalam jaringan organisasi, dimana penghasilannya dibagi dengan pengelola jaringan pengemis di ibukota atau kota-kota besar. Mereka dilindungi dengan konsekuensi sebagian penghasilannya disetor ke organisasi tersebut. Orang yang berada dibalik organisasi ini adalah orang-sehat sehat yang memanfaatkan orang-orang miskin dan disabilitas untuk mengeruk kekayaan melalui ketidakberdayaan orang kecil dengan cara yang tidak memanusiakan.

Fakta bahwa banyak pengemis yang ternyata di kampungnya lebih kaya daripada kita yang bersedekah untuk mereka. Saat di kota, mereka rela tidur di emper-emper toko, di stasiun, di terminal, di pinggir-pinggir jalan. Namun saat pulang, mereka menikmati hasil “kerja” mereka, di rumahnya yang berlantai dua, dengan sejumlah peralatan elektronik seperti televisi terbaru, dengan parabola di atas genteng rumahnya.

Hal itu mengundang tanya apakah sedekah kita sudah tepat sasaran?

Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya mengisahkan Rasulullah Saw yang bercerita tentang seseorang yang bersedekah, namun sedekahnya selalu salah alamat. Sedekah pertama ternyata diberikan kepada seorang pezina, yang bisa jadi, sedekah yang dia berikan digunakan untuk membiayai maksiatnya, berzina. Sedekah kedua, ternyata dia berikan kepada orang yang kaya.

Ahli sedekah itu sempat mengeluh, ketika diketahui sedekahnya tak tepat sasaran. Namun ia tidak kapok. Ia kemudian berniat sedekah yang ketiga kalinya. Kali ini ia lebih berhati-hati. Bersedekahlah ia kepada seseorang. Namun, tak disangka, ia kembali melakukan sedekah salah alamat. Kali ini yang menerimanya seorang pencuri. Dia pun mengeluh.

“ Segala puji bagimu ya Allah. Sedekahku ternyata jatuh ke tangan orang-orang yang tak pernah kusangka sebelumnya, yaitu pezina, orang kaya, dan pencuri.”

Kisah yang diceritakan Rasulullah ini menunjukkan, bahwa sedekah tak bisa diberikan secara asal alias sembarangan. Kata kuncinya, “harus tepat sasaran.” Sedekah kepada pezina, bisa digunakan untuk maksiat. Sedekah kepada orang kaya, seperti menggarami laut, alias tak berguna. Sedekah kepada pencuri, apa itu juga berarti?

Ada sejumlah solusi agar sedekah benar-benar bermanfaat kebaikan. Yang pertama, agar sedekah tepat sasaran, bisa diamanatkan kepada lembaga pengumpul zakat, infaq, sedekah dan wakaf yang kredibel. Periksa sejauh mana kredibilitas lembaga amil zakat yang ada, lalu percayakan kepada lembaga yang menurut Anda kredibel untuk disalurkan kepada yang berhak.

Yang kedua, kekayaan Anda disalurkan melalui wakaf. Menurut penulis buku Dasyatnya Wakaf (Al-Qudwah Publishing, 2013), Nur Faizin Muhith, M.A “kesalahan alamat” penerima sedekah, semacam yang diceritakan Rasulullah Saw bisa dihindarkan melalui akad wakaf. Sebab dalam wakaf, para ulama mensyaratkan beberapa hal pada mauquf ‘alaih (penerima wakaf).

Pertama, harus berupa atau bernilai kebaikan. Ibnu Qudamah mengatakan, jika tidak bernilai kebaikan, maka wakaf itu menjadi batal. Misal wakaf digunakan untuk buka usaha minuman keras, karaoke, atau pramuriaan.

Kedua, penerimaan wakaf harus sudah diketahui kapan mulainya dan tidak diketahui kapan berakhirnya. Dengan kata lain, wakaf untuk selama-lamanya. Misal, wakaf untuk fakir miskin atau anak yatim. Secara logika bisa diterima, bahwa selama dunia ini ada, maka selama itu pula anak yatim atau orang miskin akan ada. Jadi, wakaf itu akan selalu bisa diambil manfaatnya.

Ketiga, penerima manfaat berhak, dan wakif sudah tidak ada hak sama sekali.

Keempat, penerima wakaf juga dapat menjadi pemilik yang sah atau menjadi pemilik atas nama lembaga pendidikan, masjid atau sejenisnya.

Demikian syarat-syarat yang harus dipenuhi agar wakaf sah dan yang tak kalah penting tidak salah alamat. Semua syarat itu tidak diatur dalam sedekah, sehingga sangat mungkin instrumen beramal bernama sedekah bisa salah alamat alias tidak tepat sasaran. Dalam beberapa survei yang dilakukan kepada para pengemis jalanan dan lampu merah, diperoleh hasil yang cukup mengejutkan. Sebagian besar pengemis itu adalah orang-orang yang tingkat ekonominya cukup, bahkan tidak sedikit yang kaya.

Oleh karena itu, jika Anda ragu apakah sedekah yang Anda berikan bermanfaat atau tidak, amanatkan sedekah Anda kepada lembaga pengumpul zakat, infaq, sedekah dan wakaf yang Anda yakini kredibel, atau Anda menyalurkannya dalam bentuk wakaf. Tentu Anda lebih suka menyalurkan sedekah atau wakaf Anda kepada fakir miskin, yang karena ingin menjaga martabatnya, mereka tak mau meminta-minta, bukan? Wallahu a'lam.[]
Ayo Berpartisipasi




0
1.2K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.